|| Author: Dinuts || Main Cast : Do Kyungsoo and Lee Ji Eun || Length : One shot || Genre : Married Life and find it more when reading || Rating : T || Disclaimer : This Fict belong to me || Summary: Sebuah keluarga yang sempat terpisah karna ketidak setujuan sang orang tua.Share from:
@dinitrihan_lfcJellyicecream.wordpress.com
Terluka itu sakit…
Terluka itu… sangat sakit
Terluka itu… sugguh.. sangat sakit
Bukan terluka karna teriris pisau, tertusuk pedang ataupun tertembak peluru, tapi ini sebuah luka batin yang sangat dalam. Sangat sulit untuk disembuhkan, tiada penawar untuk meredakannya. Luka yang telah lama, bersama kenangan yang sangat pahit adanya. Seutuhnya, luka ini bersemi dengan jalannya waktu. Waktu yang lama, tak terhitung seberapa lama. Namun, semua itu tidak seharusnya diterka, seiring waktu yang berjalan… luka itu harus berangsur menghilang.
Harus ya..? apa ini sebuah tujuan untuk menghapus masa lalu yang terlalu pahit akan keadaan yang pernah dialami. Tidak seharusnya seperti ini.
—————————-
*Jieun pov
Langit sore berwarna biru yang mulai menua dan lama-kelamaan warna orange muda mulai memberi kesan warna yang berbeda. Ini sudah sangat sore.
Festival musim panas tahunan yang selalu diadakan oleh pemerintah setempat memang menjadi salah satu obyek wisata. Di dekat Tower bridge, dimana bisa melihat pemandangan sungai Thames yang sangat jernih dan ketika hari mulai senja, warna air ini akan ikut larut dalam kegelapan senja. Selama musim panas dan selama diadakannya festival tahunan ini, seluruh dermaga kapal very dialihkan ke jalur lain.
“ Ibu…. ” suara anakku memanggil.
Mungkin ia kelelahan karna banyak mencoba wahana yang ada di festival ini. Aku bersama anakku sedang duduk di kursi besi yang panjangnya tak lebih dari satu meter. Kai mulai menyandarkan kepalanya di pahaku. Aku mengusap-usap rambutnya yang hitam lebat. Usianya masih 5 tahun, dia sangat lucu dan selalu menjadi penyemangat bagiku.
“ Kau lelah ya?”
“ Aku ingin permen kapas di sebrang kedai kopi sana,” ucapnya.
Sebenarnya aku sangat khawatir, karna dia sangat menyukai camilan yang manis itu. Gigi susunya yang masih sangat rawan akan makanan manis dan minuman-minuman dingin yang membuat giginya mengikis bolong, tapi.. dia masih kecil, sulit untuknya jika kemauannya dilarang.
“ Baiklah..”
Dia langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum kepadaku. Mungkin perasaannya sangat senang ketika kemauannya dituruti.
Aku dan anak ku, Kai, berjalan menuju parkiran mobil yang ku parkir. Mobil sedan berwarna hitam yang terparkir rapi berbunyi ketika aku menekan tombol alarm di remot khusus yang menyatu dengan kunci mobil. Kami langsung masuk, Kai bersamaku di depan dan dia sudah pandai untuk mengenakan safety belt. Sesekali aku memeriksanya setelah dia memasang safety beltnya itu.
“ Ibu.. besok boleh tidak kita ke festival itu lagi?”
Aku mengemudikan mobil sambil melirik ke arahnya. Jari-jariku mengetuk-ngetuk kemudi mobil yang bulat berwarna hitam itu.
“ Besok ya…? Ibu akan usahakan,” balasku
Dia menoleh ke arahku sembari memanyunkan bibirnya yang kecil itu. Dia mungkin belum paham, betapa sibuknya aku berkerja di pemerintahan. Hanya weekend dan libur tertentu saja aku bisa menemaninya sepenuh hari. Mungkin dia sangat ingin ke festival itu lagi, namun.. pekerjaan ini..