CH. I

110 10 6
                                    

Angin yang sejuk berembus, melewati Athena dan menempanya. Ia sudah terbiasa seperti itu, terlebih ketika Chan menaikkan kecepatan motornya. Rambut panjangnya yang sudah tertata rapi menjadi berantakan setelah terkena angin. Tangannya dengan cepat mengambil ikat rambut yang ada di kantongnya dan mengikatnya.

Memang sebenarnya itu salahnya, mereka akan telat jika tidak cepat sampai ke sekolah, sehingga sahabatnya tidak mempunyai pilihan lain tetapi menaikkan kecepatan.

Tetapi mood-nya tidak begitu baik sejak ia bangun pagi ini. Entah ada apa dengannya, tetapi ia agak kesal.

Athena hanya bisa mendesah.

Beberapa menit terlewat dan mereka sudah sampai di sekolah. Keduanya berjalan menuju ke depan sekolah, setelah motor Chan ditinggal di suatu tempat ─ ia tidak pernah memberi tahunya dimana tempat itu.

"Ei, kau jalan duluan saja. Aku masih harus bertemu dengan Sam." Kata-kata yang keluar dari mulut Chan tersebut membuat senyum di wajah Athena hilang dalam sekejap. Chan tentu saja melihat ekspresi di wajah sahabatnya berubah.

"Aku akan datang lebih cepat dari yang kau kira, ok?" Ia menambahkan dan Athena tahu ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya mengangguk sebelum meninggalkan Chan sendiri disana dan berjalan menuju kelasnya.

Athena memang tidak suka sendiri, rasanya sangat aneh tanpa adanya Chan di sebelahnya. Bukannya ia tidak punya teman yang lain, tetapi tidak ada satupun orang yang tampaknya cocok dengannya. Tidak ada, bahkan satupun tidak ada.

Sepi sekali.., pikir Athena. Ia masuk ke dalam kelas dan berjalan pelan menuju mejanya. Athena mengeluarkan handphone-nya dan memutuskan untuk bermain dengan gadget tersebut saja. Ide tersebut terdengar lebih baik daripada harus menunggu Chan tanpa melakukan apapun.

Itu hanya akan menyia-nyiakan waktuku saja.

5 menit, 10 menit, 15 menit...

Mungkin ia lupa, tidak seperti waktu sahabatnya itu hanya untuknya, tetapi Athena tidak bisa menahan rasa kecewanya. Emosinya tersebut membawa pikirannya menuju suatu pertanyaan.

Kenapa ia harus kecewa ketika tidak ada yang salah?

───────

"Hey, ini. Aku bawakan makanan untukmu," ucap Chan sembari ia menaruh kotak makan di atas meja Athena. Pandangan sang gadis beralih dari handphone-nya menuju Chan.

"Kau yang buat?" Ia bertanya. Chan hanya mengangguk lalu memberi gestur kepada Athena untuk membukanya.

Isinya memang hanya roti, tetapi Athena tidak sarapan pagi ini ─ dan di pagi-pagi sebelumnya. Ia bahkan terlalu sering terlambat bangun, tidak mungkin ia dapat waktu untuk makan.

Setelah memakan sepotong roti, Athena menoleh ke belakang dan tersenyum kepada Chan. "Hey, ini enak. Aku kira kau tidak bisa membuat makanan apapun." Candanya.

Chan hanya memutar matanya dan mengembalikan perhatiannya kepada bukunya. "Memang kau belum belajar?" Athena bertanya.

Ia sadar bahwa buku yang dipegang Chan adalah buku biologi, kelas pertama mereka dan hari ini memang akan diadakan ulangan. "Belum, aku tak sempat, Ei. Terlalu sibuk." Chan menjawabnya dengan tenang.

"Men-tutor Alicia maksudmu?" "Nilainya lebih rendah dari yang aku bayangkan. Entahlah, ia mungkin hanya bosan dengan sekolah."

Alicia, gadis tersebut sangat manis. Athena kenal dengannya cukup lama dan walaupun ia manis, memang ia agak... rebel.

"Hey, kau mau aku bantu men-tutor-nya?" Athena bertanya, itu juga bisa dijadikan alasan untuk bertemu Alicia. Gadis yang lebih kecil jarang terlihat semenjak sebulan yang lalu dan Athena sadar itu mungkin karena nilainya.

"Nah, aku bisa mengatasinya sendiri." "Sendiri? Lihat, Chan! Kau bahkan belum siap untuk ulangannya. Bagaimana kalau nilaimu jelek, huh?" Athena bertanya dengan nada tinggi, agak kesal dengan tingkah laku Chan.

"Paling tidak aku kan menghasilkan sesuatu dari kegiatanku itu." "Maksudmu nilaimu yang jelek?" Ujar Athena, sarkastik.

"Aku tak peduli jika kau memperbolehkanku atau tidak, aku akan ikut men-tutor-nya." Lanjut Athena dan Chan hanya tertawa kecil.

"Kau memang sangat keras kepala, bukan?" Chan bertanya, walaupun lebih kepada dirinya sendiri. "Baiklah, kau boleh ikut. Kau bebas malam ini kan? Aku akan jemput jam 7."

Senyum di wajah Athena tentu saja terlihat jelas oleh Chan dan membuat lelaki itu tersenyum. Sahabat kecilnya memang tidak pernah berubah. Terkadang ia agak kekanak-kanakan tapi berlagak seperti ibunya di waktu lain.

"Dan Ei?" Ia memanggilnya dengan nama panggilan yang ia buat sejak kecil. A dari nama Athena yang dapat dibaca 'Ei'. Athena menoleh tetapi tidak berbicara apapun, menandakan agar Chan melanjutkan.

"Kau harus jawab jika aku bertanya pada saat ulangan nanti." Ia berkata dan Athena hanya tertawa kecil tetapi menganggukkan kepalanya.

Sungguh, orang akan mengira mereka berdua adalah pasangan, tetapi tidak. Ya, bagi Athena memang tidak, tetapi yang lainnya tidak bisa berbuat apa-apa tetapi berharap agar itu terjadi.

───────

"Kau yakin akan jalan kaki?" Chan bertanya dan Athena mengangguk. "Aku tidak apa-apa dengan itu, kau tahu? Lagipula, aku masih harus membelikan ibuku beberapa set bunga."

"Bunga? Sejak kapan kau menjadi penggemar bunga?" Chan bertanya. Sejak mereka kecil, ia tahu bahwa Athena tidak begitu suka dengan bunga. "Entahlah, ia menyuruhku. Kakakku sepertinya akan balik ke rumah untuk liburan semester." Athena menjawabnya.

"Pesta penyambutan?" "Sepertinya." Keduanya terdiam sesaat setelah jawaban singkat yang diucapkan Athena.

"Ya sudah, yang terpenting kau hati-hati di jalan. Dan ingat, jam 7 aku akan ada di sana!" Ucap Chan, lalu ia berlari dan meninggalkan Athena setelah berlari ke tempat parkir dimana motornya berada.

Sebenarnya, Athena juga tidak ingin berjalan ─ terlebih lagi sendiri, seperti saat sekarang ini. Tetapi ia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu. Chan sudah terlalu baik kepadanya dan ia tidak ingin memberatkannya lebih lagi.

Ia berjalan menuju ke toko bunga, dan saat ia masuk, Athena disapa oleh seorang perempuan yang ia kenal.

"Athena? Wow, kupikir kau tidak akan pernah menginjak lantai di toko ini." Perempuan itu berkata dengan nada sarkastik tapi senyum di wajahnya tidak hilang.

"Ayolah, kau kan tahu alergiku sudah membaik." Ujar Athena dan gadis tersebut tertawa kecil.

"Kau sendirian?" Pertanyaannya membuat Athena terdiam untuk beberapa saat. "Chan?"

"Aku menyuruhnya untuk pulang." Jawab Athena. Ia mengeluarkan kertas yang telah ia sobek pagi ini, dan membacanya.

"Aku ingin 1 set bunga mawar kuning." Ujar Athena dan gadis yang lain menganggukkan kepalanya dan bergegas mengambil pesanan Athena.

"Kau mau aku menambahkan satu bunga yang lain?" "Nah, aku baik-baik saja dengan satu set itu, Steph."

Steph ─ atau lebih panjangnya Stephanie, menjulurkan bunganya kepada Athena.

Athena merogoh sakunya, dan mengeluarkan uang sebelum menaruhnya di telapak tangan Steph.

"Hey, ini terlalu banyak!" "Terima saja semuanya, anggap saja sebagai tip kau tahu?" Ujar Athena. Gadis itu tersenyum dan mengangguk.

"Kembali lagi, ok?" Steph berkata dan Athena mengangguk sembari melambaikan tangannya dan keluar dari toko.

Tentu saja dengan senyum tipis yang tidak hilang dari wajahnya.

||||||baeksooaf||||||

GeminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang