Prolog

30 3 0
                                    

Suara tawa bergema menghancurkan keheningan yang sempat tercipta beberapa waktu yang lalu ketika mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Entah sudah berapa lama mereka tak melakukan hal ini lagi, bercanda dan saling melempar tawa tulus dari keduanya.

Yah.... sudah lama sekali semenjak teman masa kecilnya ini mulai menjauihnya secara tiba-tiba.

Entah apa yang membuat Rama melakukannya, Rani sudah berusaha untuk kembali dekat dengan pria itu namun apa yang harus ia dapat. Cacian dan hinaan yang selalu bergulir dari rama.

Namun ketika rani bertanya apa yang membuatnya berubah,
rama hanya terseyum sinis dan berujar "Pikirkan apa yang tak pernah kau pikirkan,"

********
Rani tak pernah memikirkan setiap orang yang selalu mencemohnya sebagai anak haram,
ia sendiri sadar akan statusnya yang tak memiliki ayah yang jelas, belum lagi dengan pekerjaan kakaknya sebagai wanita panggilan.

Rani pikir cukup dengan adanya Rama disisinya ia sudah merasa seluruh dunia berputar.

Tetapi ketika gelagat sahabatnya sendirilah yang membuat ia sadar bahwa seyum dan seluruh tindakan Rama adalah palsu.

Rama mulai merasa risih ketika berdekatan dengan Rani, ia merasa Rani seperti penyakit menular yang sangat berbahaya.
Bahkan hanya ketika mereka berpapasan secara sengaja ataupun tidak, tak pernah sekalipun kepala Rama terlihat menoleh, jangankan menoleh melirik lewat mata saja tak sudi.

********

Tapi kini Rama di sini duduk di sampingnya terseyum dan tertawa.

Rani berhenti tertawa dan menatap Rama dari samping, meskipun dari samping tetap saja ketampanan Rama tak pernah pudar.

Ia mencoba merekam setiap pergerak yang Rama lakukan, suara nya, lengkungan bibirnya, apapun itu setiap inci wajah Rama. Rani mencoba untuk memperhatika nya baik-baik.

Rani dapat menangkap di balik tawa riang rama ada kepura-puraan untuk duduk nyaman di sampingnya.

Rani memalingkan mukanya dan menghirup nafas dalam. Ia sangat yakin bahwa di balik semua ini ada sebuah drama yang harus ia perankan, dan itu akan di mulai sebentar lagi.

Biarlah Rani akan mengikuti permainan rama, seperti air yang mengalir ia akan berada di atas arusnya dan mencoba untuk tetap bertahan meskipun ia hanya berdiri diatas sebuah papan.

Inilah saatnya bagi Rani untuk membuka setiap tabir yang disembuyikan oleh Rama.




Ini cerita kedua aku. Meskipun yg cerita pertama baru prolog juga.
Cerita ini murni timbul dari pikiran aku sendiri. Jd hrp dimaklumi kalau msh bnyk kesalahan dalam pemilihan diksi atau jalan cerita yg terlalu pasaran.

Ok jgn lupa vote dan komentarnya di tunggu

Dia RAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang