#ImagineWithChanyeol "Melted" (Oneshoot)

8.9K 404 17
                                    


Sudah berkali-kali kau bolak balik memperhatikan ponsel di tanganmu. Mencek-lebih tepatnya menunggu- jika ada pesan masuk dari kekasihmu. Park ChanYeol, seorang idol yang banyak digilai oleh penggemarnya. Sebagai kekasih, tak bisa dipungkiri kau menaruh kekhawatiran pada ChanYeol ketika melihat foto-fotonya sedang berada di bandara dengan wajah yang terlihat sangat lelah namun memaksakan diri untuk tersenyum di internet. Kesibukannya membuat kalian jarang bertemu akhir-akhir ini. Sesekali kalian bertukar pesan Line, itupun saat hari sudah sangat larut. Sungguh kondisi yang sangat membuatmu sesak, jarang bertemu dengan orang yang kau sayangi, bukankah itu melelahkan dan membuat jenuh?
Tetapi kau tahan itu semua demi ChanYeol. Karena itu Chanyeol yang kau sayangi, kau bertahan untuknya. Karena kau merasa mencintai Chanyeol begitu banyak dan menerima begitu banyak cinta dari Chanyeol pula. Malam kemarin Chanyeol sudah berjanji akan datang ke apartemenmu karena ia punya waktu luang untuk dihabiskan bersamamu. Tapi sampai sekarang ia belum juga memberi kabar.
Kau mengehela napas berat, di luar hujan cukup lebat dan itu membuatmu cukup yakin kalau Chanyeol tidak akan datang.
Tiba-tiba bel apartemenmu berbunyi. Dengan malas kau langkahkan kakimu menuju pintu. Kau melihat anak laki-laki jangkung dengan senyum idiotnya sedang berdiri di balik pintu. Setelah dipersilahkan, anak laki-laki itu pun lekas masuk mengikuti dari belakang.
"Sepi sekali, apa kau sendirian?" tanya Chanyeol sambil melihat seisi ruangan.
"Seperti yang oppa lihat." ucapmu datar, lalu duduk di sofa.
"Mana ada tuan rumah yang duduk duluan sedangkan belum menyuruh tamu untuk duduk." ujar Chanyeol masih berdiri di tempatnya.
"Silahkan duduk Park Chanyeol-ssi." kau mengucapkan dengan sedikit penekanan.
"Jagi-ya, jangan panggil aku begitu, aku hanya bercanda." Chanyeol menyesal tujuannya untuk mencairkan suasana telah membuat moodmu jadi buruk.
Kau mendesah, lalu bangkit dari sofa. "Oppa mau minum apa?" tanyamu, membuat Chanyeol menatapmu lama.
"Tidak usah." jawab Chanyeol pelan, diikuti senyuman hangat. Kemudian pria itu tiba-tiba berdiri dan memakaikan syalnya di lehermu.
Kau mengerutkan dahi, "Kenapa?"
"Biar tidak terlalu dingin. " jawab Chanyeol lancar. Itu membuatmu mendadak jadi kikuk.
"Aku akan buatkan minuman seperti biasa." jawabmu sedikit gugup, lalu berjalan ke dapur. Sebenarnya itu hanya alasan untuk menyembunyikan pipimu yang memerah, di balik syal milik Chanyeol. Aroma parfum yang bisa kau cium dari tubuh Chanyeol sekarang memenuhi paru-parumu.
Kau menyajikan teh hangat untuk Chanyeol di meja. Seperti biasa Chanyeol meneguknya dengan cepat lalu bilang kalau itu enak. Mau tidak mau kau tersenyum juga.
"Apa kau sedang sakit Jagi?" tanya Chanyeol khawatir.
"Tidak kok."
"Ya, jangan bohong. Kau terlihat tak terlalu baik." ucap Chanyeol menyimpulkan keadaanmu.
"Aku tidak merasa sakit, sungguh." ucapmu yakin. Tapi Chanyeol malah semakin penasaran dan sekarang anak laki-laki itu pindah duduk di sebelahmu. Sangat dekat, hingga kau merasakan bahu kalian bersentuhan.
Kau melirik Chanyeol yang menahan tanganmu tiba-tiba. Mungkin ia tak ingin kau bergeser atau menjauhinya. Kau menatap Chanyeol dalam, dan Chanyeol juga balik menatapmu dengan tatapan yang sangat kau kenal. Perlahan Chanyeol mendekatkan kepalanya ke arahmu. Jantungmu mulai berdebar, Chanyeol dengan tatapan yang sama semakin mendekat. Dan ketika kau sudah memejamkan mata, Tuk. Kau merasakan ada yang menubruk dahimu, ya Chanyeol sedang menempelkan dahi kalian berdua. Kau tahu Chanyeol pasti berusaha untuk sepelan mungkin melakukannya, namun tetap saja itu membuatmu kaget.
"Kau demam Jagi-ya." ujar Chanyeol akhirnya. "Dahimu hangat." Lalu ia berdiri, "Beritahu aku di mana P3Knya.", "Atau perlukah aku membelinya?" tanya Chanyeol.
"Jagi-ya kenapa? Apa kau pusing?" tanya Chanyeol lagi lalu kembali duduk di sofa, menatapmu yang sejak tadi hanya diam saja sambil menunduk. Tangannya memegang erat bahumu.
"Jagi-ya, kenapa kau menangis?" tanya Chanyeol lagi, terkejut melihatmu menangis tiba-tiba.
"Biarkan aku... meminum obatnya nanti saja. Setelah oppa pergi." ucapmu sedikit terisak. Kau tahu pasti efek samping dari obat yang akan kau minum lalu setelah itu Chanyeol akan menyuruhmu untuk istirahat. Padahal kau ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Chanyeol hari ini karena hari ini yang kau tunggu-tunggu di mana kau bisa melihatnya yang sangat kau rindukan.
"Kenapa kau jadi sensitif sekali hari ini." Chanyeol membawamu ke dalam pelukannya. Dengan nyaman kau membenamkan kepalamu di dada Chanyeol. "Maafkan aku, tidak selalu ada di sinimu." Chanyeol mengusap kepala dan mengecup keningmu dengan penuh kelembutan.Kau semakin mengeratkan pelukkanmu pada Chanyeol, seakan tak ingin ia pergi.
Tanganmu menemukan sesuatu di dalam jaket Chanyeol. Merasa aneh dengan bentuknya, kau pun memutuskan untuk mengambilnya dan melepas pelukanmu.
"Oppa, apa ini?" tanyamu penasaran.
Chanyeol kaget kau menemukan benda itu, tapi anak laki-laki itu masih sempat saja untuk menghapus bekas air mata di pipimu.
"Ah, kau menemukannya." Chanyeol mengambilnya dari tanganmu. "Ini memang untukmu... bukalah." Chanyeol menyerahkan padamu untuk membuka benda berbentuk kepala Hello Kitty itu.
Setelah dibuka, ternyata di dalamnya ialah coklat berbagai macam bentuk. Bentuknya sungguh menggemaskan seperti pinguin, beruang ataupun lumba-lumba.
"Aku tahu Valentine's day sudah lewat. Jadi aku minta maaf karena baru bisa memberikannya sekarang." Chanyeol menatapmu lekat-lekat, "I make this chocolates which's filled with my love." ucapnya tulus.
Senyuman tak bisa lepas dari wajahmu ketika Chanyeol menyelesaikan kalimatnya. "Oppa harusnya beli saja kenapa harus buat sendiri." ucapmu haru.
"Kyungsoo ikut membantuku, walaupun sulit. Itu pantas untukmu mendapatkan sesuatu seperti ini dariku Jagi-ya." Chanyeol mencubit pipimu dan mengacak rambutmu gemas. Dalam benaknya, ia sangat menyadari betapa melelahkannya menjadi dirimu yang harus memaklumi segala kesibukannya sebagai idol sehingga kalian jarang bertemu. Detik berikutnya, Chanyeol segera berlari ke dapur untuk mencuci tangan dan menyuruhmu diam saja di sofa. Melihat tingkahnya membuatmu terkekeh geli.
"Aku saja yang menyuapimu coklat ini, lalu berikan komentar." ujar Chanyeol bersemangat.
"Eumm.. ini enak." katamu setelah mengigit coklat di tangan Chanyeol. Tapi, namanya juga bukan tangan sendiri sehingga Chanyeol membuat remahan coklat menempel di bibirmu. Dan dengan cepat Chanyeol mengambilnya dari bibirmu lalu memasukan ke mulutnya.
"Oppa-ya, apa yang kau lakukan?" tanyamu kaget.
Kau bisa melihat cengiran puas Chanyeol, "Aku belum sempat mencicipinya, jadi apa salahnya." katanya, membela diri.
Seiring dengan melelehnya coklat buatan Chanyeol di mulutmu, hatimu juga ikut meleleh akibat dari kehangatan dan kebahagiaan yang Chanyeol berikan. Kau sangat tahu anak laki-laki itu menyayangimu dengan sepenuh hatinya.
-FIN-

Haloo.. adakah seseorang yg baca imagine ini? Kkk ini bukan imagine pertamaku sih tapi ini imagine pertamaku yg aku posting di Wattpad..
Dan... kalau imagine ini terlalu singkat.. silahkan aja klik link ini buat kalian yg mau baca FF ku ===》 https://m.fanfiction.net/s/11812438/1/You-Are-My-Destiny

Genrenya lumayan campuran/? dgn cast yg beragam ㅋㅋㅋ jangan lupa favoritkan, dan kasih review di sana yaa... soalnya FF itu lagi dlam masa penilaian buat Giveaway... jdi mohon bantuannya ya chingudeul ~~^^
So.. wait for the next Imagine ♡♡
Regards
-Rininaamoo

[Imagine With Chanyeol(Oneshoot)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang