_Hari ke-2_
Laki-laki itu duduk di meja samping kiriku. Termenung memikirkan sesuatu. Hal itu mungkin sangatlah berat, apa dia seharusnya membaginya dengan yang lain? Pikiranku kacau, otakku memaksa untuk bertanya padanya. Namun rasa ragu menyelimutiku.
"Hai!" Terdengar suara perempuan yang nyaring, membuyarkan lamunanku.
"Ohh, laki-laki itu. Akan kuperkenalkan kalian," lanjutnya dengan senyuman jahil. Seketika raut wajahku menegang memberikan jawaban 'jangan' .
"Hahaa, biasa aja kali," timpalnya dengan senyuman puas diwajahnya sembari mencubit pipiku. Dan tergambar dengan jelas ada pesan di hpku.
Have a nice day :) Lihatlah ke loker dan kau akan menemukannya.
Mataku terbelalak. Nomor yang berbeda lagi. Rihana merebut ponselku dengan paksa. Tanpa pikir panjang Rihana langsung mengarah ke loker ku.
"Apa password nya?" Tanyanya. Aku pun mengetik password nya. Dan setelah dibuka itu ... Mawar merah! Hanya setangkai.
Bagaimana bisa ada yang tau tentang kunci lokerku? Aku dan Rihana menujukan mata kami ke sekeliling ruangan. Berbeda dengan Rihana, aku mulai tidak sabar.
"Yak! Ini tidak lucu! Diantara kalian, siapa yang mengirimku ini? Hah?" Teriakku ke penjuru kelas, Dan mereka hanya terdiam.
"Anna, tenanglah, bukankah itu hal biasa jika kamu selalu mendapat hadiah dari penggemarmu?" Kata seseorang di kelas. Kata-kata itu berhasil membungkam mulutku, tapi ini berbeda. Tiba-tiba Brian muncul dan menarik lenganku. Ia membuang bunganya.
"Selesai."
"Brian, kau tau apa yang kudapatkan akhir-akhir ini?"
"Berpikirlah yang jernih," jawabnya dengan memutarkan telunjuknya tepat di dahiku. Dia tidak ingin menanggapi pertanyaanku.
Tanpa disadari 'laki-laki itu' melihatnya dibalik dinding.Setelah Brian pergi meninggalkanku dalam keadaan mulut bebek, laki-laki itu menghampiriku.
"Siapa dia?"
"Ohh, si jelek menyebalkan itu? Brian."
Tiba-tiba ia mengambil gambarku. Aku ternganga dibuatnya. Terlihat tawa jahil menghiasi dirinya.
"Apa kau selalu mengambil foto orang tanpa ijin? Sini berikan padaku!"
"Tidak, tidak akan." Katanya dengan menjulurkan lidah sambil memamerkan tubuh tingginya itu. Ia berlari. Terlibatlah perebutan HP diantara kami.
Seketika dia berheti secara mendadak. Untunglah aku dapat mengerem langlangkahku sebelum terlambat. Tapi, tubuh kami terasa begitu dekat. Matanya menatapku lekat-lekat. Jantungku berdetak begitu kencang, seperti alunan musik dalam sebuah Klub Malam. Napasku terhenti. Aku yang mulai sadar segera membalikan badan. Tapi ia menarik tanganku.
"Apa yang membuatmu begitu menarik?" Tanyanya. Aku tersentak apa itu pertanyaan yang membutuhkan jawaban?
"Kurasa, aku menyukaimu," lanjutnya.
Jauh dari mereka terlihat seseorang dengan jaket hitam, di jaket tersebut tertulis 'Rose'. Sedari tadi ia melihat keduanya, tersenyum dingin, lalu memainkan jemarinya ke layar HP.
Kena kau!
"Apa? Hahaa, kau bilang begitu karna kau orang baik kan? Jadi kau menyukai semua orang," sanggahku dengan senyuman nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Mask
Mystery / ThrillerAnna perempuan yang memiliki ironi tentang masa lalunya, ketakutan yang teramat dahsyat. Ia membenci salju. Hidupnya mulai berubah ketika seseorang mulai bergabung, lalu menghilang. Mawar hitam penyebab semuanya. Disinilah dia merasa yakin bahwa ter...