Suara langkah kaki yang menggema di koridor sekolah terdengar bersahutan. Helaan nafas berat dari seorang gadis berkuncir satu yang tak berponi itu. 'Adu argumen', ya itulah makanan sehari-hari gadis tersebut. Anna sebenarnya belum terbiasa dengan hal tersebut walaupun ia telah menelan mentah mentah sejak 17 tahun yang lalu kebiasaan tersebut. Merupakan hal yang sulit bagi Anna untuk menjadikan hal tersebut sebagai teman dekatnya. Hampir setiap hari Anna membuang tenaganya untuk melayani serentet kata yang keluar dari mulut Mama nya. Terkadang mamanya langsung melempari nya dengan berbagai kalimat yang cukup mengakibatkan mata perih dan tak jarang disertai kata kata yang sebenarnya hanya pantas diucap untuk binatang.
Lelah. Satu kata yang sering kali diteriaki oleh batinnya.
"Hey Ann, ngelamun terus sih kamu, ada apa?"
Tepukan itu membuat Anna menoleh. Reina, teman dekatnya sejak sekolah menengah pertama.
"Gakpapa kok, ke kelas yuk Rei".Heyy ini cerita pertamaku, hehe gakdeng. Mohon apresiasinya yaa
Bekasi, 16 maret 2016
13:46
KAMU SEDANG MEMBACA
An Antagonist
Teen FictionBenar atau salahnya seseorang tergantung dari sudut pandang orang tersebut. Seseorang merupakan pemeran protagonis dalam dramanya sendiri, tetapi tidak dalam drama yang lainnya. Bisa jadi orang tersebut adalah si licik dalam drama orang lain. Yeah...