PEREMPUAN— berambut coklat berbentuk gelombang tersebut harus menahan amarahnya ketika melihat berbagai tumpukan sampah berserakan di ruang keluarga di rumahnya. Sepasang remaja lelaki dengan kisaran umur lima belas tahun itu hanya tertawa bahagia sambil memperhatikan dengan serius benda kotak tipis yang ditempelkan di dinding rumah yang dicat berwarna putih tulang, Hermione– nama wanita itu membantukan dirinya sendiri dengan sengaja, berusaha menarik perhatian kedua remaja lelaki yang memilik tampang yang amat sangat mirip, tanpa cela sedikitpun.
"Mother!" teriak si rambut coklat dengan bentuk ikal– seperti milik Hermione, bedanya rambut si remaja lelaki itu terlihat lebih tipis daripada kepunyaanya, matanya yang ber iris-kan abu-abu gelap menatap Hermione dengan pandangan bersemangat, merasa tak fokus remaja lelaki yang satunya– kali ini dengan berwarna coklat dan tebal– bedanya rambut si bocah yang tidak ikal seperti milik Hermione, melaikan lurus dan terlihat licin. Kedua kembar itu serempak berdiri menghampiri Ibu mereka berdua seraya berseru meneriakkan kata 'Mother!'
"Alright, boys." ucap Hermione, seluruh kekesalannya tiba-tiba menguap di udara ketika melihat si kembar berlari dan memeluk pinggang ramping miliknya, ia menundukkan badannya dan menatap kedua anaknya bergantian, merasa ada yang kurang, hidung Hermione mengerut. "Baik, di mana adik kalian?"
Kedua kembar itu saling pandang, kemudian membuang arah mata mereka pada sebuah kamar di pojok ruangan–secara tekhnik berada di dekat ruang makan keluarga. Hermione mengangguk paham. Si kembar mengintip ke belakang Hermione, dengan helaan nafas, Hermione tahu siapa yang datang, siapa lagi kalau bukan Ayah dari tiga anak yang berada di depannya –si bungsu sudah keluar dari kamarnya dengan tatapan kesal. "Father! Mother! kenapa kalian lama sekali, sih? aku kan harus terjebak bersama mereka – si kembar menyeringai bersamaan – menyebalkan sekali, dan Mother, seluruh kekacauan ini bukan perbuatanku, tapi mereka berdua."
Hermione tersenyum, mengelus kepala satu-satunya anak perempuan yang ia punya. "Tentu saja, Scorpius dan Orion akan membereskan semua kekacauan yang mereka buat, benar 'kan, Scorp, Rion?" meskipun diucapkan dengan nada selembut sutra, Scorpius dan Orion –nama si kembar – tahu benar, itu adalah perintah, melanggar perintah Ibunya sama saja membuat mereka mencoret nama mereka dari daftar keluarga. "dan kamu El, berhak mendapat kesempatan istimewa untuk mandi duluan pada hari ini."
Seruan, protes dan segala macam bentuk pemberontakan siap keluar dari mulut Scorpius dan Orion, tapi di bawah tatapan Hermione mereka berdua hanya diam dan mulai membereskan kekacauan yang memang berdua buat, sedangkan Crapella –Ella hanya menjelurkan lidah ke arah kedua kakak kandungnya, berbeda dengan si kembar, Crapella tidak mewaris rambut coklat Hermione, tetepi ia mempunyai mata coklat sejernih milik Ibunya, rambutnya berwarna pirang platina khas sang Ayah, Draco Malfoy, rambut pirang mereka berdua tampak mencolok di antara tiga kepala coklat di rumah.
"Father." Orion mendesis ke arah Ayahnya, Draco menoleh, melepas jas berwarna hitamnya, dengan air wajah geli, Draco merunduk membantu si kembar membereskan ruang keluarga yang berantakan. "Besok kita sudah harus kembali ke Sekolah, sangat tidak terasa." Scorpius mencibir mendengar kata-kata puitis yang dilontarkan Orion, menurutnya itu menggelikan. "Tidak usah mengejek di belakangku, Scorp. Lebih baik kau fikirkan bagaimana menyelesaikan peker—."
"—Quiet, I really appreciate it, Rion, thanks." Scorpius melirik ke arah dapur, tempat di mana Hermione menyiapkan makan malam. Ia sama sekali belum membuat tugas musim panasnya, dan jika dikatakan sangat banyak, itu sangat. "Bisa tidak kamu membahasnya nanti saja? kalau Mother mendengarnya aku bisa dijadikan santapan pada malam ini. Kamu memang tega yang memakan daging saudaramu sendiri, huh?"
"Tapi aku mendengar." Malfoy senior mengendikkan bahu cuek, Ayahnya menoleh menatap Scorpius dengan seringaian– yang sumpah selalu mereka berdua keluarkan jika dalam kondisi di atas awan. Merasa posisi Scorpius terancam buru-buru Draco menambahkan. "Well, asal kamu berjanji akan mengerjakan sebagian tugas musim panasmu, aku berjanji akan menutup mulut selama berada di depan Mother."
"Yes, father. Thanks." sahut Scorpius malas. Orion hanya melemparkan cengiran bersalah ke arah saudara kembarnya tersebut. Scorpius dan Orion adalah anak emas Gryffindor, mereka cerdas hasil keturunan dari Hermione. Untuk lebih spesifiknya, Orion-lah yang mewarisi segala kecerdasan Hermione tersebut, keinginan tahunya sangat besar, hampir seluruh buku di Manor ia baca, sifatnya kritis tidak menelan mentah-mentah jawaban yang ia dapatkan. Berkebalikan dengan Orion, Scorpius cerdas namun sikap malas Draco sepertinya menurun dengan sempurna ke Scorpius, ia gemar sekali membuat Hermione kesal, mengabaikan tugas dan sering sekali mengaggap semuanya enteng. Mereka juga salah satu pemain andalan tim Quidditch Gryffindor, dengan Scorpius sebagai seeker dan Orion sebagai better, Draco tidak bisa lebih bangga lagi. Kabar itu sukses membuat Hermione merengut selama seminggu penuh.
"Sepertinya Ella sudah selesai mandi, Boys." ucap Draco, mengendikkan kepala ke putri bungsunya, Crapella melenggang anggun ke arah dapur berniat membantu Ibunya, si kembar mengangguk dengan malas, perkerjaan mereka sudah beres– sebenarnya dengan bantuan sihir Draco. "Dan, bulan depan akan di adakan pertandingan Quidditch tingkat dunia, aku sudah memesan tiket, kita akan menonton bersama James dan Billy." sebelum mereka berdua bersorak dan yang tentu saja membuat Hermione merasa tertarik dengan apa yang membuat mereka besorak gembira, Draco cepat-cepat menambahkan. "dan aku sangat menghargai jika kalian tutup mulut untuk sebentar, tidak ingin Mother mendengar ini, bukan?"
Si kembar mengangguk dengan penuh semangat, Draco hanya menggelengkan kepalanya dan beranjak ke arah kamarnya untuk mandi.
[]
Kehidupan keluarga kecil milik Draco dan Hermione bisa dikategorikan jauh dari kata cukup. Mereka mempunyai tiga anak yang memiliki karakter dan kepribadian masing-masing, cukup unik, mengingat mereka berdua sendiri mempunyai sifat yang jauh dari kata normal. Di mulai dari si sulung Scorpius Jean Malfoy, lahir beberapa menit lebih dulu dari sang adik kembarnya. Scorpius cerdas, namun tidak sekutu- buku Orion, ia mudah bergaul sama seperti Ibu dan Ayahnya, tutur katanya sopan khas seorang Granger, namun ia sendiri menyebalkan sama seperti Draco.
Lain halnya dengan Orion Lucius Malfoy, ia sarkastik dan bermulut pedas sama persis seperti Draco. Matanya selalu berkilat-kilat penuh semangat ketika melihat buku, bukan Orion namanya jika tidak sehari tanpa sebuah buku dipegangannya, ia tidak bisa saja menerima suatu informasi jika tidak benar asal-usulnya, sangat Hermione. Ia kritis, sangat sulit berbohong di depan Orion. Yang terakhir ada si bungsu Crapella Mione Malfoy, ia tidak begitu cerdas seperti kedua kakanya, tapi tingkat ingin tahunya begitu besar, sifatnya begitu sarkartis seperti Orion dan juga Draco akan tetapi dia begitu ceroboh, sang Ayah begitu bangga, karena hanya Crapella yang mewarisi rambut pirang platina dan juga lurus. Meskipun begitu, ketiga Malfoy junior itu mempunyai sifat yang sama seperti Draco, tidak mau kalah dan bergengsi tinggi, yah, sekali Malfoy tetap Malfoy, bukan?
[ON MULTIMEDIA]
Sprouse Twins as Malfoy Twins
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weakness of Wizardy ; Harry Potter
FanfictionKegelapan kembali menyelimuti dunia sihir, kematian Minerva McGonagall masih menjadi tanda tanya besar bagi seluruh orang tua dan siswa Hogwarts itu sendiri. Nama yang tak boleh disebut itu kini kembali menggaung memenuhi udara akibat ucapan dari N...