aamd 2

9.5K 314 23
                                    

JARI AKU MENGENAL DUNIAMu (Segera Difilmkan) Oleh : Suri Juan Twitter : @surijuanH ,@aamdofficial IG : @surijuan , @aamdofficial Blog:purplestoryofsuri. blogspot.com Website:www.surijuan.com *** CHAPTER 2 "Gila lo, li, itu dari fans lo lagi?" takjub Fartan melihat tumpukan kotak hadiah di depan lokerku. Aku hanya menatap tumpukan kotak itu sekilas sembari membuka loker."Emm" jawabku singkat sambil mengambil baju basket.Kulirik Fartan sibuk membongkar tumpukan kotak kadoku."Li, ini buat gua ya?" tanyanya sambil memegang kotak berwarna biru."Ambil semua, deh" kataku dan langsung melangkah meninggalkan Fartan, yang masih dengan bahagia membongkar kotak - kotak itu. Terkadang anka hadiah itukubawa pulang atau tetap kutinggalkan di sana. Fartan sahabat dekatku sejak kecil. Tinggiku dan Fartan tidak jauh berbeda. Fartan juga cukup disukai para wanita di sekolah ini. Aku dan Fartan memang selalu jadi pentolan sekolah, tapi tetap saja perempuan yang menyukai Fartan tidak segila yang menyukaiku. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, melangkah menuju ruang ganti yang terletak tidak jauh dari loker. Yap, ini waktunya aku bermain basket, aku kembali menuju lapangan. Ketika kakiku menapak keluar dari ruang ganti, teriakan riuh terdengar."Ali!""Ali cakep banget ya Tuhan!! Aargh.." Teriakan seperti ini yang selalu mengganggu telingaku saat mau bermain basket. Kenapa harus ada teriakan? Saat permainan dimulai, para perempuan semakin histeris.Aku melangkah perlahan menuju tempat duduk di samping lapangan. Peluh mengalir membasahi baju basket yang kupakai. Permainan berakhir dan seperti biasa timku memenangi permainan."Nih, Kak"Mataku yang tadi menatap lapangan kini teralih menuju handuk putih dan sebotol air mineral yang berada di hadapanku. Gadis itu.. Prilly.. Gadis yang mencium pipiku kemarin. Dia tersenyum dan menyodorkan apa yang ada di tangannya, tapi saat aku ingin menerima pemberiannya, segerombolan perempuan menariknya ke belakang dan mulai memeberiku banyak hal yang sama"Ini punyaku saja""Ini saja" Kehebohan pun terjadi lagi. Aku tidak bisa melihat Prilly karena keramaian yang ada di hadapanku, sepertinya dia menyerah untuk memberiku handuk dan minum. Aku sudah mulai risih dengan keramaian yang ada, dan melangkah pergi meninggalkan wanita - wanita itu tanpa menerima apapun dari mereka. Kuusap kepalaku, menyeka keringat yang ada disana dengan tangan, sambil berjalan ke ruang ganti. Tapi langkahku terhenti melihat wanita yang berdiri tepat di depan ruang ganti. Kutatap dia datar."Aku.." bibirnya mulai mengeluarkan kata - kata"Aku tau pasti Kakak sudah minum dari minuman mereka, tapi kulihat keringat kakak masih ada, terima handuk ini ya?" lanjutnya lagi.Seutas senyuman di bibirnya membuat jantungku kembaliberdetak cepat. Ada apa denganku? Kutatap dia sesaat sambil mengambil handuk yang diberikannya dan melangkah masuk ke ruang ganti."Aku suka, Kakak!!"Langkahku terhenti sesaat, dia mengatakan suka segampang itu? Aku masuk ruang ganti, meninggalkannya.Kenapa ada gadis yang terang - terangan bilang suka kepadaku? Selama bersekolah disini, aku memang mengetahui banyak yang menyukaiku, namun belum pernah ada yang mengatakannya secara langsung. Ada apa ini? Kenapa aku memikirkan hal itu? Mungkin aku hanya merasa lelah, dan wajar saja dia berkata seperti itu karena masih kelas satu. Otaknya masih sangat anak - anak. Bergegas aku mengganti pakaian kembali ke seragam putih abu - abu. Pelajaran bu Lia akan segera dimulai, batinku.***"Kita mulai pelajaran kimianya ya" ujar Bu Lia sembari memakai sarung tangan"kalian bisa pakai sarung tangan yang telah disediakan" lanjutnya lagi. Aku beranjak dari tempat duduk dan meraihsarung tangan putih karet yang berada di atas meja."Kalian boleh pilih pasangan praktek kalian" jelas Bu Lia. Sontak para wanita mendekatiku."Ali, gua sama lo ya" tarik salah satu mereka"Gak usah, lo sama gua aja, dia gak pinter" suara mereka semakin histeris sehingga temanku, Fartan, menengahi mereka semua."Ali sama gua!" serunya"Dia bisa remuk kalau sama lo semua" lanjut Fartan. Ya, jelas aku memilih setim bareng Fartan lah. Aku tidak mau mereka bertengkar hanya karena ini"Lo sama gua aja ya, Li" Tanya Fartan"Jelas lah gua sama lo" jawabku sekenannya.Di tengah praktek pelajaran, lenganku tidak sengaja menyenggol botol kimia hingga jatuh"Maaf, Bu. Lengan saya tidak sengaja menyenggolnya" sesalku. Botol itu berisi cairan kimia dan banyak serpihan kaca yang bisa saja terinjak, jadi harus segera dibersihkan."Iya Ali, kamu tidak apa - apa kan?" Tanya Bu Lia"Tidak, Bu, saya baik - baik saja. Saya ambil alat kebersihan dulu ya, Bu" ujarku dan langsung melangkah menuju ruang penyimpanan sapu.Tiba di ruangan itu, kutarik cepat pegangan pintu dan.. pemandangan mengejutkan terhampar di depanku. Prilly sedang terlelap tidur di ruang sempit tempat biasa menyimpan alat kebersihan. Kenapa dia disini? Bukankah ini masih jam MOS? Tubuh mungilnya tersandar di dinding, wajahnya terkena debu - debu yang memang sanagt banyak di ruangan ini. Kalau dilihat sepertinya dia kelelahan, wajahnya penuh debu. Apa dia terkena hukuman? Kususuri sekitar ruangan kecil itu, memang sedikit lebih bersih dan barang - barang sudah terletak rapi. Sedikit kududukkan tubuhku, kutatap perlahan wajahnya yang kotor terkena debu. Kuraih sapu tangan putihku, kubersihkan debu yang berada di batang hidung dan sekitar wajahnya. Wajah polosnya menghipnotisku,tanpa kusadari kukecup pipinya yang merah merona.Tersadar dengan apa yang kulakukan, bergegas kuambil sapu dan meninggalkan Prilly yang masih terlelap di ruangan itu, tapi kali ini kubiarkan pintunya terbuka.Segera kubersihkan pecahan kaca yang berserakan di lantai."Biar gua aja, Li" Dan kehebohan terjadi"Gua aja, Li, elo duduk aja" salah seorang merebut sapu yang kupegang. Ya mereka mau membersihkannyauntukku, baguslah! Terlepas dari ini, pikiranku kembali mengingat apa yang baru saja aku lakukan kepada Prilly. Aku pasti hanya merasa dendam karena dia mencium pipiku kemarin. Ya! Mungkin aku hanya merasa ingin balas dendam.***Bel pun terdengar. Artinya, jam sekolah telah berakhir, tapibuku yang kubaca belum sampai halaman akhir. Jadi, akumemilih tetap tinggal di sekolah sesaat, menyelesaikan buku yang kubaca. Buku yang menarik, batinku."Kakak lagi baca buku aja cakep lo, Kak"Serasa diajak ngomong sama hantu, aku langsung kaget dan melihat Prilly yang sudah duduk di sampingku. Sejak kapan anak ini ada disini? Aku langsung menutup buku dan bersiap untuk pergi, namun lenganku ditahan olehnya."Jangan pergi, Kak. Aku tidak akan mengganggu, aku janji,tetaplah disini" bujuknyaAku menatap tangannya yang berada di lenganku"Maaf, Kak. Kakak jangan pergi" dilepasnya cepat tangannya yang ada di lengankuAku kembali duduk dan membuka buku tadi, tapi tentu saja aku sudah tidak bisa focus lagi dengan bacaan itu."Kakak baca buku apa?" tanyanya pelan seperti takut aku terganggu"Struktur Kinerja Bumi" jawabku tanpa melihatnya."Oh.. kalau aku suka membaca komik Doraemon" katanya sambil melipat kedua tangan dan menumpukan dagu di sana. Dia benar masih anak - anak, batinku. Kulirik wajahnya sekilas, dia menatapku terus - menerus sehingga aku tidak mau melirinya terlalu lama dan mengembalikan pandangan ke buku tebal yang sedang ku pegang."Mama kakak beruntung ya" gumamnya. Mamaku beruntung?"Kenapa?" tanyaku singkat tanpa melihatnya.Ditariknya buku yang kubaca hingga jarak kami cukup dekat saat ini. Kutatap dia datar, apa yang akan dilakukan anak ini? Menyesal kutanya mengapa tadi, kalau seperti ini jadinya. Mata cokelatnya menatapku dalam."Ya sangat beruntung memiliki anak sesempurna Kakak" tatapnya pada wajahku.Matanya seperti menyampaikan kejujuran tentang apa yang dirasakannya."Lo bilang lo gak akan ganggu gua?" jawabku sedatar mungkin.Karena jujur jantungku kembali merasakan gejolak aneh saat mataku melihat pipinya, mengingat apa yang kulakukan tadi. Dengan cepat dia melepaskan buku yang ditahannya dari tanganku."Iya, Kak, maaf" cengirnya sambil kembali melipat tangan dan menumpu dagu di meja. Aku kembali menatap buku tebalku dan sesegera mungkin menyelesaikan bacaanku hingga lembar terakhir. Usai mataku menyusuri baris terakhir, kututup buku dan segera beranjak dari tempat duduk."E...eh, Kakak mau kemana?" tangannya dengan cepat menahan lenganku."Gua mau pulang""Yah, udah mau pulang ya? Ya udah deh" Ujarnya kecewa sambil melepas tangannya dari lenganku.Aku berdiri dan menunggu dia menyingkir dari tempat duduknya. Aku tidak bisa lewat jika dia tidak menyingkir."Kenapa Kak?" tanyanya polos. Polos atau bego juga aku tidak tahu."Gimana gua bisa lewat kalo lo disitu?"Dilihatnya aku sekilas, "Kalau aku tidak mau menyingkir gimana?" ancamnyaCih, gadis ini benar - benar menyebalkan. Kugeser meja itu sehingga tanpa dia menyingkir aku tetap bisa lewat."Tunggu, Kak" Lenganku kembali ditahannya. Tanpa menoleh, langkahku terhenti."Aku suka Kakak" ujarnya sekilas sambil melepaskan lenganku. Aku sering sekali mendengar kata suka, tapi mengapa saat Prilly mengatakan kalimat itu seperti ada sesuatu yang berbeda maknanya. Aku kembali memperpanjang langkahku, meninggalkannyadi kelas, dan berjalan menuju parkiran, mengambil motor besarku dan melaju pulang.

Ajari Aku Mengenal DuniamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang