AWAL YANG BARU

15 1 1
                                    

Gadis itu menatap bangunan di hadapannya. Ini adalah awal yang baru bagi Tiara. Tempat tinggal baru dan sekarang sekolah baru. Tiara menghembuskan nafas kasar, ia tau ini cukup sulit baginya. Ia tak pandai beradaptasi. Dan ini Jakarta tentu berbeda dengan Jogja.
tin tin tin
Suara klakson sebuah mobil membuyarkan lamunannya.
"Heh lo bisa minggir ga. Cari mati lo" ucap seorang pengendara mobil yang ternyata seorang cowo.
Tiara masih terdiam menatap cowo itu.
"Yaelah ni cewe cantik-cantik budeg ya. Woy" sambil membunyikan klakson mobilnya.
Tiara segera menyingkir.
"Dasar cewe gila"
Tiara menatap mobil yang dikendarai cowo itu. Tiba-tiba.
brukk
"Aduh maaf maaf gue ngga sengaja"
Kini seorang cewe menabraknya dari belakang. Buku-buku yang dibawa cewe itupun jatuh. Tiara segera membantu memungut buku-buku tersebut.
"Makasih ya. Maaf juga udah nabrak lo"
"Ngga papa ko"
"Kayanya gue belum pernah liat lo deh. Ato.."
"Aku baru pindah"
"Oo kalo gitu kenalin gue Angel" sambil mengulurkan tangannya.
"Tiara"

***

Tiara meumpukan dagunya keatas meja. Ia lapar bahkan sangat lapar sejak kemarin perutnya belum terisi makanan.
"Ra, mau ke kantin ga"
Itu suara Angel. Ya, Tiara sedikit beruntung.
"Muka lo pucet gitu. Ato mo gue beliin aja"
"Ga usah aku ngga papa ko"
"Lo tunggu aja disini, oke. Jangan kemana-mana"
Angel melesat ke kantin sementara Tiara masih memegangi perutnya yang terasa sakit. Tiara memejamkan matanya mencoba meredam rasa sakit di perutnya. Namun tiba-tiba seseorang menarik kursi Tiara membuatnya tersentak.
"Ang..."
Kata-kata Tiara terputus menatap seseorang yang berada di hadapannya menatapnya dengan sebelah alisnya terangkat.
"Mana Angel"
Tanyanya dingin.
Tiara menyipitkan matanya.
"Heh. Ternyata lo beneran budeg ya"
"Aku ngga budeg!"
Revan tersenyum miring.
"Mana Angel"
"Kantin"
Revan melangkah pergi meninggalkan Tiara yang masih terlihat kesal.
"Dasar manusia es. Kejam. Tidak berperikemanusiaan"
Revan menoleh sekilas pada Tiara.
Selang beberapa menit Angel datang membawa sebungkus roti dan air mineral.
"Aduh sorry lama. Nih makan. Iya gue cuma beliin lo ini. Gue ngga tau lo sukanya apa"
"Ga papa makasih ya" Tiara meraih roti dan air mineral di tangan Angel.
"Oiya tadi ada yang nyari kamu"
"Siapa?"
"Ngga tau. Cowo. Pacar kamu kali"
"Ga mungkin lah. Kai tadi ama gue di kantin. Pasti Revan"
"Siapa Revan? Pacar kamu juga?"
"Ye enak aja. Lo kira gue cewe apaan. Revan itu sepupu gue"
Pelajaran selanjutnya pun di mulai. Entah kenapa Tiara masih memikirkan tentang Revan. Revan tampan, tinggi, tatapan matanya tajam. Tapi bukan itu yang Tiara pikirkan melainkan luka yang tersirat dalam tatapan mata elang itu.
"Ra..Tiara"
"Eh iya kenapa Ngel"
"Lo bengong aja deh. Lo ada masalah? Cerita ama gue"
Kini mereka tengah berjalan di koridor, bel pulang sekolah telah berbunyi lima menit yang lalu.
"Ngga ko aku ngga papa"
"Eh itu Kai. Kai!"
Kai menoleh dan tersenyum cerah pada Angel. Tapi yang menjadi pusat perhatian Tiara adalah cowo yang sedang bersama Kai, dia Revan. Revan melangkah pergi. Tiara bertanya tanya siapa Revan. Ada apa dengannya.
"Ra kenalin ini Kai pacar gue dan Kai ini Tiara"
Tiara tersenyum dan menjabat tangan Kai.

***

Udara dingin semakin mendekap tubuhnya. Malam semakin tenggelam namun matanya masih enggan untuk menutup. Matanyanya masih setia memandang langit malam yang nampak kelam dan gelap tak ada cahaya bintang maupun bulan disana. Bulir-bulir bening nampak meluncur dari pelupuk matanya. Ia teringat kembali pada kejadian seminggu yang lalu.

Flashback

"Kamu pikir berhubungan dengan pria lain dan melahirkan anak darinya di belakangku itu hal sepele?!. Tidak Amira, ini bukan hal sepele yang bisa semudah itu ku maafkan dan ku lupakan. Aku mungkin mencintaimu tapi aku tidak bisa menerima semua yang kau lakukan padaku" Ucap seorang pria paruh baya nampak penuh amarah.
"Aku tidak pernah melakukannya. Itu semua bohong" seorang wanita nampak bersimpuh di kaki pria tersebut dengan penuh air mata.
"Amira, aku tak percaya kau mampu melakukan ini padaku. Bertahun-tahun kita menikah dan aku sangat percaya padamu tapi sekarang apa yang ku dapat. Aku menemukan bukti bahwa kau berselingkuh dan ini bukti DNA yang menunjukan dia bukan anak kandungku. Apa ini balasanmu?!" Pria itu melemparkan selembar kertas putih pada wanita yang tidak lain adalah istrinya.
"Tidak aku tidak pernah melakukannya"
"Cukup !! Aku akan menceraikanmu dan kau bisa bersama pria brengsek itu lagi sepuasmu"
"Jangan ceraikan aku. Aku benar benar tidak pernah melakukan hal itu. Dia hanya rekan kerjaku dan kami tidak ada hubungan apa-apa"
"Aku sudah tidak percaya lagi denganmu. Cepat pergi dan bawa anakmu itu"

Tiara terduduk lemas mendengar pertengkaran kedua orang tuanya itu. Air matanya mengalir deras. Ia tak menyangka hal seperti ini akan terjadi di keluarganya yang selalu terlihat harmonis. Bahkan kedua orang tuanya begitu saling mencintai. Itu yang selalu ia rasakan. Namun kini kehangatan itu sirna sudah terganti gelapnya kenyataan. Ini terasa mimpi baginya. Kenyataan itu begitu memukul batinnya.

Flashback end

Kenyataan memang tak selalu sesuai harapan. Namun semua kan indah pada waktunya. Seperti pelangi yang terbit setelah hujan badai. Tuhan selalu tau apa yang terbaik untuk hambanya. Kita hanya mampu berdoa dan berharap serta melewati apa yang telah di tuliskan-Nya dengan sabar dan bersyukur. Tuhan itu maha adil. Dia tau sekuat apa hamba-Nya. Dia tau hamba-Nya lebih dari siapapun bahkan Tuhan lebih tau kita di banding diri kita sendiri.

Tiara berjalan keluar kamar. Ia menatap sebuah ruangan yang tak jauh dari kamarnya, pintunya tertutup rapat. Ia kembali melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju dapur. Pikiran Tiara kembali memikirkan ibunya. Sudah beberapa hari ia tak melihat ibunya. Ia tau keadaan ini begitu membuat wanita yang ia sayangi itu begitu terpukul. Ia tau ibunya begitu mencintai ayahnya. Tapi bukti yang ayahnya tunjukan seakan menghancurkan segalanya. Bukti tes DNA yang menunjukan bahwa ia bukan anak kandung dari seorang Satrio Indrawan. Namun dalam lubuk hatinya ia yakin ibunya bukan wanita yang suka berselingkuh. Ia yakin ini semua adalah rekayasa seseorang untuk menghancurkan keluarganya dengan maksud tertentu. Tidak di ragukan lagi ayahnya adalah seorang pengusaha sukses dalam bidang IT yang memiliki cabang di seluruh indonesia bahkan asia dan eropa.
"Aku harus memecahkan masalah ini sebelum orang itu mengambil alih segalanya"

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang