Sebuah Lomba

59 4 8
                                    

Pagi yang cerah. Aku turun dari ranjangku, kemudian bersiap untuk mandi. Setelah mandi, aku memakai kaus dengan lengan pendek berwarna hijau dan celana jeans warna biru. Setelah rapi, aku berlari ke meja makan.
"Pagi Angel!" sapa Dad. Beliau sedang libur dari kerja selama seminggu.

"Pagi," ujarku seraya duduk disamping Dad. "Angel, ada surat unrukmu," kata Mom seraya menyerahkan sebuah amplop padaku. Beliau baru saja keluar  rumah untuk meriksa kotak surat.

"Thank's Mom," ucapku sembari membuka amplop itu.

"Angel, habiskan dulu sarapanmu!" omel Dad. Aku menurut dan menaruh amplop tadi di samping piringku.

Selesai makan, aku bergegas ke kamarku untuk melihat isi amplop itu. Disitu di tulis , 'Dari English For Kids, jalan Imam Bonjol nomor 8, jakarta'. English For Kids adalah tempat kursusku. Disana aku belajar Bahasa Inggris.

Aku ternganga membaca surat tersebut. Lomba pidato?! Aku tidak bisa. Rasanya ingin kutolak. Tapi kalau surat ini kuberitahu ke Mom and Dad, mereka pasti bilang, " Sudahlah Angel, ikut saja. Siapa tahu setelah kamu mengikuti lomba ini, kamu makin fasih berbahasa Inggris."

Sepertinya aku tidak punya pilihan lain, gumamku. Dan aku keluar dari kamarku dan memberitahukan labar buruk ( menurutku ) itu.

"Sepertinya, kemampuan berbahasa Inggrismu tak terlihat Angel." Dad melanjutkan, " kamu jarang sekali bicara dengan menggunakan Bahasa Inggris di rumah. Tapi mengapa EFK ( English For Kids ) bilang, kemampuan Bahasa Inggrismu bagus ya?"

Aku menggeleng
"Sudahlah Angel, ikuti aja. Siapa tahu setelah kamu mengikuti lomba ini, kamu makin fasih berbahasa Inggris," Mom mengucapkan kata-kata yang tadi kubayangkan.

"Aku tidak bisa Mom! Aku demam panggung !" Tolakku.

"Alasanmu aneh. Waktu kamu mengikuti lomab baca puisi, kamu baik baik saja dan tidak kelihatan gerog, bahkan kamu meraih juara pertama. Giliran mengikuti lomba pidato Bahsa Inggris, kamu kok bilang kamu demam panggung?" Mom terheran heran. Aku terdiam. Aku kehabisan akal.

"Jadi, kamu akan ikut lomab kan?" Tanya Mom. Dengan terpaksa mengamgguk. "Bagus," kata Dad sembari membelai rambutku yang lurus.

"Hmm..." Mom berpikir keras.
"Apakah Dad punya usul?" Tanyaku pada Dad yang sedang menyeruput secangkir kopi.
"Bagaimana kalau 'let's Save Our Earth'?" Dad mengusulkan.
"Wah, that's a good idea!" Serukuku, "thank you Dad!"
Aku kembali kekamarku, kemudian mencari kamus Bahasa Inggris di rak buku.
"Ini dia!" Ujarku seraya menarik kamus tersebut

Satu jam, aku telah selesai.  Aku mulai menghafal pidato tersebut sedikit-sediki.
Tak lama, aku sudah menghafal setengah dari pidatoku. Aku mengambil laptopku dan aku menyalakan modem internet dan mencari di google tentang lomba pidato Bahasa Inggris yang dari tadi kita bahas. Akhirnya aku menemukan artikel dan ternyata, lomba tersebut berhadiah beasiswa setahun di Randwick Elementary School. Aku teringat oleh kakakku. Sekarang, dia sudah ada di Australia dan berselolah di Randwick Girls High School. Aku akan menyusul kakakku dan bersemangat untuk mengikuti perlombaan pidato Berbahasa Inggris

*jangan lupa comment and vote ya guys*

My Scholarship AustraliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang