Chapter 1

27 2 1
                                    

          Ujian akhir nasional akan segera di selenggarakan di tiap sekolah menengah atas. Para pelajar, khususnya anak SMA sedang giat-giatnya mempersiapkan segala hal yang dianggapnya dapat menolongnya saat ujian berlangsung nanti. Hal-hal yang mereka lakukan kadang kala malah terkesan agak aneh.

          Kriiing....kriiing....kriiing....

          Pukuk 05.30 pagi, jam alarm itu berbunyi. Nayla setengah sadar mematikan jam itu. Dia bangun dari tempat tidurnya sambil mengucek matanya yang masih merah lalu dia menguap. Haru ini hari senin, jadi ia harus berangkat ke sekolah pagi-pagi. Dia adalah salah seorang siswa SMA Pelita Harapan di kabupaten Bone yang akan segera mengikuti ujian akhir nasional. Disekolahnya ia termasuk siswa yang pintar dengan prestasi juara kelas tiap tahun. Namun meski begitu, ia gadis yang tak begitu aktif di kegiatan ekstrakurikuler.

         Ia anak bungsu dari 3 orang bersaudara. Kedua kakaknya masing-masing sudah bekerja. Kakak pertamanya sudah menikah dan mempunyai seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah lama meninggal, ketika ia masih kecil. Ibunya berjuang sendirian untuk menghidupi anak-anaknya.

          Nayla berjalan keluar dari kamarnya dan segera menuju dapur. Di dapur ibunya sedang sibuk mempersiapkan sarapan pagi.

          "Pagi, ma", katanya sambil duduk di kursi tempat makan.

          "Pagi sayang, segerahlah makan lalu mandi", jawabnya sambil tetap masih disibukkan dengan rutinitas pagi bagi ibu rumah tangga.

           Sekitar jam 07.00 pagi, ia sudah pamitan pada ibunya dan berjalan keluar rumah. Setelah beberapa menit berjalan, ia tiba-tiba berhenti di depan sebuah rumah kayu yang tak jauh dari rumahnya. Lalu ia terdengar memanggil seseorang.

          "Yennn....... Ayo berangkat!", teriaknya di depan pintu pagar rumah kayu tersebut.

           Yenny yang mendengar sahutan temannya segera keluar rumah dan menuruni tangga, namun ia lupa membawa tas nya jadi ia kembali lagi kedalam. Nayla yang sedang menunggunya di pintu pagar tersenyum melihat tingkah temannya. Mereka akhirnya berjalan kembali keluar lorong menuju jalan raya untuk menunggu mobil penumpang yang akan membawanya ke sekolah.

          "Hey, kau sudah mengerjakan tugas fisikamu?", tanya Yenny tiba-tiba.

            Nayla yang sedang melihat jam tangannya mengangguk mengiyakan. Dari jauh ia melihat mobil penumpang sedang melaju ke arahnya. Ia pun melambaikan tangan bermaksud menghentikan mobil tersebut, namun sayang mobilnya terus melaju. Kelihatannya mobil penumpang tersebut penuh karena terlihat beberapa anak smp yang bergelantungan di pintu mobil. Mobil berikutnya akhirnya datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Belum Ada JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang