4. Shock

289 42 3
                                    

Audy POV

Dengan sekali hentakan,kurasakan pergelangan tangan kananku ditarik paksa oleh kak Daniel. Yups aku nggak tau apa maksud kak Daniel menarikku seperti ini. mau dibawa kemana aku ini? Tiba-tiba kurasakan gejolak aneh yang kembali kurasakan setelah beberapa tahun belakangan ini tak pernah kurasakan lagi. Bukan. aku tidak mengatakan kalau rasa ini hilang. Hanya saja penyebab dari rasa ini yang pergi dari kehidupanku. Namun entah bagaimana caranya tuhan mempertemukanku kembali dengan pemilik hati ini. Kak Daniel. Cowok di depanku ini. Tapi....

"Woy bengong aja lo" Gertak kak Daniel menyadarkan lamunanku.

"E-eh iya kak maaf." Jawabku kaget sambil menengok kanan kiriku.

Sebuah kedai sederhana sebelah sekolah yang isinya kebanyakan cowok-cowok berseragam putih abu-abu dengan badge yang sama dengan badge yang kukenakan. Ada juga cowok berseragam lain yang tentunya mereka semua bolos sekolah. Spontan saja, kututup hidungku karena udara disekitar kedai ini begitu menyesakkan dada, seakan-akan oksigen telah lenyap begitu saja digantikan oleh asap tebal.

'mungkin ini markas kak Daniel dan teman-temannya' batinku

Suara berisik pun terdengar dari arah sudut kedai.

"Cuit..cuit gebetan baru nih"

"Playboy juga ternyata si Daniel. Ngakunya aja setia. Eh main di belakang" ujar seorang cowok sambil menyeruput kopi yang ia genggam

"Atau jangan-jangan simpanannya? Neng jangan mau sama kuda Nil satu itu mending sama abang ganteng aja yah?" ucap seorang cowok menaik turunkan kedua alisnya sambil menghisap puntung rokok di sela-sela jarinya dan menghembuskannya menimbulkan polusi udara yang begitu tak kusukai.

Tanganku kembali ditarik oleh kak Daniel untuk menuju ke meja yang berada di sudut kedai dimana sumber suara tadi berasal.

Saat tiba di salah satu meja, ku kira kak Daniel akan membawaku ke meja dimana teman-temannya berada, tapi kurasa pikiranku salah. Dia membawaku ke meja yang terletak tidak jauh dari arah meja temannya.

"Eh duduk lo!!" ucapnya ketika kita sudah sampai di meja yang akan kami duduki.

"I-iyaa kak"

"Emang gue bau ya?" ucapnya sambil mengendus-endus baju yang dikenakannya

"Enggak kok kak."

"Kok hidung loh ditutup gitu?" ucapnya menyadari bahwa sedari tadi aku menutup hidungku dengan telapak tangan.

"Gak papa kak."

"oh gue tau."

Tiba-tiba ia menoleh ke arah meja teman-temannya.

"Matiin rokok lo?" ucap Kak Daniel kepada salah satu cowok yang berada di meja tersebut

"Weits.. kenapa? Takut cewek lo kenapa-napa?"

Tanpa sadar bibirku tersenyum tipis. 'Dia masih peduli sama aku? Semoga dia tidak berubah'

Kak Daniel hanya berdecak pelan dan mengangkat satu telapak tangannya ke atas tanda tak peduli

"Ya deh, gue matiin Tuan Daniel." Ucap temannya yang tidak dihiraukan oleh kak Daniel

"Oke. To the point aja. Gue ngajakin lo kesini buat beritahu peraturan apa aja yang harus lo patuhi selama perjanjian itu.Pertama lo harus siap di gerbang sebelum gue masuk untuk bawain tas gue. Kedua lo harus bawa tas gue sampai ke bangku gue. Ketiga lo harus ngerjain PR gue selama seminggu itu. dan yang keempat lo harus nemenin gue ke kantin,ke warung dan kemanapun selama di sekolah."

Segores Luka FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang