Di sebuah taman yang dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran yang tidak jauh dari sekolah. Di sinilah Thania berada. Duduk dengan teman seperjuangan yang bisa dibilang sahabat kecil Thania. Nathania Arlanda Candor. Biasa dipanggil Thania. Ia belum pernah merasakan cinta sampai sekarang, nggak tau kalo nanti. Jadi, sabar aja. Thania bersekolah di SMA Cahaya Bintang. Sekarang ia duduk di kelas XI. Ia pun tak percaya bahwa ia masih bisa bertahan hingga usianya 16 tahun. Ia bersyukur bahwa ia masih di berikan tuhan kesempatan untuk melihat orang yang ia sayangi. Termasuk Adit(?)
"Heyy" ucap sahabat kecilnya. Tristan Aditya Reynanda biasa dipanggil Adit.
"Apaan sih" ucap Thania dengan nada kesal. Tadi Thania sempat dihukum guru piket karena ia telat tadi pagi. Itu karena ia menunggu Adit. Mereka memang selalu pergi dan pulang sekolah bersama-sama. Rumah mereka berseberangan.
Tidak sedikit yang bilang mereka berpacaran, karena mereka memang sangat dekat. Tapi mereka tak memperdulikan omongan orang-orang.
"Ke kantin yuk" ajak Adit
"Hmm" ucap thania dengan malas. Mood nya telah buruk sejak tadi pagi.
~~~~~~
Thania POV
Kami menuju kantin, Adit yang dari tadi merangkulku hanya senyum-senyum sendiri. Entah apa yang membuatnya tersenyum. Kesambet setan kali ya
"Dit, kita duduk disitu aja yuk" pintaku sambil menunjuk ke tempat duduk di tengah.
"Gak ah, gue mau duduk di pojok aja. Biar gak ada yang ganggu" bantah adit.
"Gak ah, tengah aja woi. Jangan di pojok entar ada yang fitnah lagi, kan repot entar"
"Ya udahlah, bawel banget sih"
"Baru tau yaa"ucap Thania sambil terkekeh.
Aku dan si Adit langsung cus ke tempat yang tengah. Biasanya tempat duduk yang tengah selalu di isi sama anak yang eksis aja. Gue sih gak eksis tuh tapi biasa aja lah. Gak peduli gue.
Lamaa banget sih Adit. Ngapain lagi sampe lama, gue udah lumutan nunggunya. Huaaaa ngantuk gue
Akhirnya si Adit sampe juga. Yeayyy saatnya makan. Kami hanya tertawa aja seperti biasa. Bercanda ria sambil makan menjadi kebiasaan kami sedari kecil mungil.
Gue yang dari tadi ketawa ketiwi langsung membulatkan mata saat ada Faldo, Gilang dan Alex yang menuju ke arah kami dengan tatapan marah. Siapa sih yang gak kenal mereka? Semua anak di sekolah ini pasti kenal mereka. Tak sampai 5 detik, Faldo langsung memukul meja kami dengan keras, dan itu membuat gue se-per empat kaget.
"Lo tuh tau gak kalo meja ini tempat kami nongkrong" bentak Faldo ke arah kami berdua. Faldo Raihan Putra kelas XII yang terkenal dengan dengan gayanya yang cool. Faldo itu anak pengusaha terkenal sekaligus donatur di sekolah ini.
Faldo emang sering duduk di meja yang kami tempati bersama kawan se-gengnya yaitu terdiri dari Ralexander Thomas (namanya kayak orang bule, ganteng juga, tapi sifatnya gak tahan) Gilang Setya Pratama, dan tentunya Faldo. Walaupun banyak yang tau mereka sangat sangat nakal, tetapi masih ada yang terpesona dengannya. Gue aja gak habis fikir dengan mereka yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Sampai saat ini gue gak pernah terpesona dengan taraf kegantengan yang dimiliki mereka bertiga.
"Bro, jangan galak ama cecan" Goda Alex sambil tersenyum ke arahku. Idihh, ni anak kerjaannya godain cewek mulu. Gue mah udah kebal sama yang namanya godaan, jadi gak blushing deh ckck
"Cantik amat nih cewek" ucap Gilang sambil senyam senyum. Gue kan emang cantikk baru nyadar kali ya. Senyumnya manis juga ya.
"Awas, gue mau duduk disini, Ini tuh tempat untuk orang kayak gue, INGET YA lo berdua gak boleh duduk disini lagi!"bentak Faldo dengan wajah yang udah kayak cabe merahh . Ni anak gak diajarin ortu apa? Kok bentak-bentak ama cewe.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Not The End
Teen FictionApakah secepat itu melupakan orang yang kita sayang? Akahkah kita bisa melupakan kenangan manis yang akhirnya menjadi pahit setelah mengetahui yang sebenarnya? Tapi disaat aku tak berdaya, aku hanya menginginkan kamu .Hanya Dirimu.