Ketemu.

611 11 0
                                    

Hari ini, Adeeva mempunyai janji dengan pacarnya, Abinaya Basupati. Jarang sekali tentunya bagi mereka untuk bertemu. Jangankan bertemu, sekedar memberi kabar via telepon bisa dihitung pakai jari. Senyum Adeeva terus mengembang, sepanjang koridor rumah sakit tak henti - hentinya sapaan dari para petugas atau pasien di rumah sakit tempat Adeeva bekerja.

Yap, Adeeva seorang dokter muda yang baru saja memulai karirnya. Kira - kira baru 6 bulan Adeeva bekerja di rumah sakit tersebut. Adeeva merupakan mahasiswi pintar dengan IPK hampir sempurna. Bahkan, ia mampu lulus hanya dalam waktu 3 tahun. Rencana ia akan mengambil program S2 di luar negeri. Sudah banyak universitas ternama luar negeri yang menawarkan beasiswa secara cuma - cuma kepada Adeeva. Namun sampai sekarang Adeeva belum bisa mengambil keputusan.

Barusan, Abinaya memberitahu bahwa dirinya sudah berada di kantin rumah sakit. Adeeva mempercepat langkahnya menuju kantin rumah sakit yang letaknya berada di loby lantai dasar.

"Hay bi, nunggu lama ya?" tanya Adeeva yang baru saja sampai dikantin. Abi melepaskan kacamata hitam nya lalu tersenyum tipis.

"Engga kok, aku juga baru sampai. Kamu mau pesan apa dev?" Adeeva mengambil alih daftar menu yang di pegang Abi. Kening nya mengkerut. Ia bingung ingin memilih makanan apa. Dalam hati, duh kenapa jadi bingung begini ya. Efek ga ketemu abi lama nih, kaya ABG yang lagi kasmaran aja hihihi.

"Hey cantik! Malah senyam senyum sendiri. Awas gila loh." Adeeva merenggut kesal, lalu ia memilih milkshake coklat tanpa makanan. Baginya, penampilan abi kali ini jauh lebih tampan dari sebelumnya. Bagaimana tidak, hari ini ia memakai baju khas tentara angkatan darat lengkap dengan topi kebanggaannya. Abi hanya diam memperhatikan sang pacar yang pipinya memerah sendiri.

"Kenapa ga pesan makanan juga? Terus pipi kamu kenapa merah begitu? Hayo mikir mesum ya?"

"Hush, ngaco kamu. Aku tadi udah makan pas abis praktek bi. Kamu aja deh yang makan. Aku liatin kamu juga udah kenyang hehehe." katanya jujur. Abi memajukan badannya sedikit lalu mengacak rambut Adeeva sayang.

"Sebenarnya ada yang mau aku omongin sama dev. Aku tau ini mendadak, dan aku tau ini penting bagi kamu dan bagi aku." Adeeva terus mendengarkan perkataan Abi yang berhenti sejenak.

"Lalu?"

"Aku dikirim ke Luar untuk membantu pertahanan militer disana yang sedah goyah. Jujur dev, hari kecil ku menolak permintaan ini. Tapi permintaan ini di minta langsung oleh atasan ku. Jika aku menolak, berarti aku sudah melanggar janji ku sebagai tentara yang bertugas untuk mengabdi negara." jelasnya tegas. Adeeva diam, baru saja ia ingin menyampaikan rasa rindunya yang selama hampir 1 tahun mereka tidak bertemu. Tetapi, ia ingin di tinggal lagi. Adeeva membuang nafas asal lalu berusaha tenang dihadapan Abi.

"Okay, sebenarnya aku juga berat banget bi. Karna kamu tau berapa lama kita ga ketemu? Hampir 1 tahun bi. Hampir 1 tahun aku nunggu kamu. Tapi sekarang kamu malah mau ninggalin aku lagi bi. Kalau aku egois mungkin aku udah jalan sama laki - laki lain. Aku bingung bi." katanya frustasi. Abi juga mengalami perasaan yang sama. Disaat dimana abi berjuang untuk cita - cita begitu pula Adeeva yang harus berjuang demi cita - cita nya. Mereka harus berjuang sendiri tanpa ada yang memberi semangat dari satu sama lain.

Selama ini, Abi izin untuk bertolak ke Bangka Belitung karna harus mengikuti beberapa latihan kenaikan pangkat. Disaat itu juga, Abi tidak di wajibkan untuk memegang Handphone. Bahkan untuk memberi kabar ke keluarga Abi juga tidak bisa. Peraturan yang cukup ketat membuat Abi mati kutu. Ia bingung harus memberi kabar kepada orang yang ia sayangi. Dan kemarin, Abi mendapat panggilan bahwa ia harus menjadi tentara perwakilan dari Indonesia untuk membantu pasukan militer Gaza yang sedah goyah karna para tentara zionis. Abi meminta kepada atasannya untuk digantikan dengan Mayor Hadi rekannya tapi permintaan itu di tolak.

Dengan berat hati Abi menerima peermintaab itu dan akan berangkat dalam waktu dekat. Maka dari itu sebisa mungkin ia meluangkan waktunya untuk bertemu Adeeva. Ia tahu, pilihan nya hanya dua saat ia bertolak ke Gaza nanti. Kembali ke Tanah Air dengan membawa nama baik Indonesia atau kembali ke Indonesia hanya nama dan pakaian yang tersisa.

"Maafin aku dev maaf. Maaf selama 5 tahun ini aku belum menjadi laki - laki yang baik buat kamu. Maaf kalau selama ini aku selalu ninggalin kamu. Aku tahu dev, kamu mau kita layaknya seperti pasangan normal. Ngedate di malam minggu, dinner bareng, mengahbiskan waktu sama - sama, dan hadir pada saat kamu wisuda. Tapi aku minta maaf, aku belum bisa menuhin semua yang kamu mau dev. Setiap hari nya, di medan latihan, entah itu di hutan, laut, atau gunung yang ada di pikiran ku cuma keadaan kamu. Bagaimana kesehatan kamu, sedang apa, dimana keberadaan kamu. Aku minta kamu selalu doain aku, biar aku selamat dan dapat kembali kesini." ungkapnya, Abi meneteskan air matanya. Air mata seorang laki -laki sejati yang menyesal karna belum bisa menjadi yang terbaik untuk pacarnya.

Adeeva sendiri juga mengerti bagaimana resiko menjadi tentara. Dulu saat ayah nya belum meninggal, ayahnya selalu menjelaskan bagaimana berjuangnya seorang tentara di medan perang. Mempertaruh nyawa demi nama bangsa. Ayahnya, Harris Dewangga seorang Marsekal Muda. Tanggung jawab nya kala itu jauh lebih berat daripada Abi. Karna posisi Abi yang baru menjadi Kapten tentu tanggung jawab nya belum begitu berat. Keduanya juga berbeda. Abi yang seorang tentara angkatan darat sedangkan ayahnya seorang tentara angkatan udara. Tiga tahun yang lalu ayahnya harus gugur dalam kecelakaan pesawat Hercules yang ia kendarakan sendiri.

Sampai sekarang mungkin Adeeva belum bisa menerima kepergian ayah nya. Selang setahun dari sepeninggal ayah nya, ibu nya juga meninggal karna penyakit kanker rahim yang di deritanya. Keadaan ini semakin membuat Adeeva terpuruk. Ia harus berjuang untuk hidup sendirian tanpa saudara. Adeeva anak tunggal, semua saudara nya tinggal di Pakistan hanya ia sendiri yang tinggal di indonesia.

"Okay bi, aku izinin kamu. Doa ku menyertai mu. Aku harap kamu bisa jaga diri dan jaga kesehatan selama disana. Jangan pernah lupakan sholat, karna itu yang paling utama di kehidupan mu. Maut, jodoh, kelahiran semua ditentukan oleh yang kuasa. Aku tunggu kamu Kapten Abinaya Basupati." Senyum Adeeva kembali mengembang. Tangan besar Abi mengenggam erat tangan mungil Adeeva. Seakan kedua nya tidak ingin dipisahkan.

Begitulah pertemuan mereka, sama - sama melepas rindu pada waktu yang sama mereka harus saling merelakan salah satu diantara mereka harus pergi jauh entah berapa lama. Lagi dan lagi Adeeva harus menunggu Abi dalam waktu yang lama. Lagi dan lagi kesabaran Adeeva di uji disini. Abi berdiri menarik tubuh Adeeva kedalam pelukannya.

"Ini memang bukan untuk terakhir kali nya, tapi aku takut dev. Aku takut jika memang benar ini pelukan dan pertemuan terakhir bagi kita. Doakan saja aku berhasil dan kembali dengan selamat." Kapten Abinaya Basupati.

Bersambung.....

P.S: bukan cerita pertama sih, tapi semoga kalian suka hehehe.
Salam, Elmira Aprilia.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LDR..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang