persahabatan di ujung senja

1.4K 37 0
                                    

Kini,dimalam senja. Raisa duduk termenung diatas kursi ukir kayu dengan pandangan penuh renung. Diujung sana,yang dimana dia tak tau bagaimana.

Ada pahlawannya,ada sahabatnya yang begitu berarti untuknya. Dulu,pria itu yang menemaninya dikala senang maupun sedih,dikala sehat maupun sakit dan dikala bagus maupun buruk.

Tapi..

Semua sudah berlalu,awal akhir mereka sudah tergambar. Dan yang Raisa -Icha- lakukan saat bayang-bayang Rangga menghinggap adalah,mengores goresan tinta dilembar kertas dan menulis hingga tangan dan matanya membengkak.

-Flash back-

"Cha, kamu mau nggak, aku panggil Juliet dan aku Romeo nya?" Rangga remaja tiba-tiba duduk disebelah Raisa yang sedang sibuk dengan rangkaian bunga diatas pahanya.

Raisa mendongak,dan mengerutkan kening. "Hm,emang kenapa aku harus jadi Juliet dan kamu Romeo nya?" tanya Raisa sambil menyimpan rangkaian bunganya dilantai. Matanya kini fokus pada sahabatnya yang menyungging senyum lebar padanya.

"Hm, soalnya aku mau kamu inget terus sama aku, kisah Romeo dan Juliet itu so sweet banget, Romeo rela mati demi Juliet, begitu pun sebaliknya, jadi kelak kita akan seperti Romeo dan Juliet jadi kisahnya bakal berubah judul Jadi Icha dan Rangga," jawabnya. "Ih, gak mau ah, aku belum mau mati kayak Romeo dan Juliet," tungkas Raisa menggeleng-geleng tak setuju.

"Hm, bukan gitu maksudnya, nanti Persahabatan kita akan tetap abadi, sampai ajal memisahkan kita, Icha dan Rangga selamanya akan tetap jadi sahabat," ucap Rangga kecil dengan seringaian yang lebar.

"hm, iya deh aku mau jadi julietnya... Romeo," Jawab Raisa dengan segan.

Rangga tersenyum, "Juliet.."

Keesokan harinya.

Rangga menengok kekanan dan ke kiri dengan cepat,mencari-cari seseorang yang sejak tadi dia tunggu namun belum nampak hingga kini. Di atas bukit,tempat sepi yang menampikan atap-atap rumah yang berserakan dan pepohonan yang tinggi.

"Hey!" Rangga menengok kearah belakang disaat mendengar suara seseorang yang sudah ia dengar berjuta-juta kali. Senyum yang biasa tersungging,kini terukir kembali. Akhirnya..akhirnya,putri kerajaannya datang.

"Argh, Juliet mah suka usil," Rangga kembali kearah awal ia melihat,Raisa akhirnya duduk disamping Rangga lalu ikut menatap arah pandang Rangga yang mengarah jauh keujung sana. "Habisnya bengong aja." balas Raisa santai.

Akhirnya,mereka mencurahkan semua kisah yang mereka lak"Cha, aku mau bilang sesuatu sama kamu," ucapnya.
"Apa?" jawabku. "Hmm, aku sama keluargaku mau pindah, soalnya Ayahku pindah tugas ke luar kota, Jadi mau tidak mau aku harus ikut," Saat mendengar itu raut wajahku seketika berubah menjadi sedih. Aku pun beranjak dari tempat dudukku disusul oleh Rangga. "Cha, aku janji bakalan selalu berkunjung kalau lagi liburan, Romeo Janji, Juliet.." ucapnya. Bibirku kaku tak sanggup mengucap apa pun, sungguh ini sangat menyakitkan, aku tak sanggup kehilangan Pahlawanku, namun apa boleh buat?

Hari ini Rangga akan meninggalkanku.
"Cha, aku pergi ya! Kamu jangan sedih, aku kan udah janji bakalan kembali hanya untuk Julietnya Rangga," ucapnya.
"Tapi, siapa nanti yang akan menghapus air mata Juliet di kala Juliet sedih, dan siapa yang akan melindungi Juliet dari angsa-angsa yang nantinya mengejar Juliet," ucapku.
"Cha, meski Raga kita berpisah, tapi ingat Hati kita akan selalu menyatu, lagi pula Romeo udah janji bakalan kembali untuk Juliet." Mau tidak mau aku pun merelakan kepergiannya.

Pukul 22.00
setelah kepergiannya, entah kenapa aku tidak bisa tidur, ada rasa kekhawatiran dalam hatiku, tidak seperti biasanya aku seperti ini, "Apa karena kepergian Rangga?" tanyaku di dalam benakku. Namun tiba-tiba terdengar suara jeritan dari Ruang Tengah, aku pun keluar dari kamarku menuju sumber suara, yang ternyata berasal dari Bunda, aku pun menghampirinya, "Bun, Bunda, Bunda kenapa?" tanyaku.
"Rangga, Cha, Rangga," jawabnya.
"Rangga.. Rangga kenapa Bunda?" tanyaku Khawatir.
"Rangga beserta keluarganya tewas dalam kecelakaan, tidak ada yang selamat," Jawab Bunda.
Hatiku hancur berkeping-keping kala mendengar hal itu. Tak terasa air mata membasahi Pipiku. Rangga.. Tuhan Kenapa harus dia?

Sejak kepergiannya meninggalkanku untuk selamanya. Ku duduk termenung sendirian di tempat biasa aku dan Rangga biasa menghabiskan waktu bersama di kala senja sampai di ujung Senja. Rangga.. di mana Janji kamu untuk kembali bersamaku? di mana Ngga? Rangga.. aku Janji bakalan jadiin kamu Romeo di hatiku untuk selamanya. Selamat jalan sahabatku. Selamat jalan pahlawanku. Aku akan selalu mengenangmu di kala senja. Kamu akan selalu di hatiku, persahabatan kita akan tetap abadi untuk selamanya. Walaupun raga memisahkan kita.

SELESAI

Persahabatan di Ujung senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang