1

3.7K 469 15
                                    

[edited karena author notenya bikin geli]

Wonwoo berjalan memasuki cafe, seperti biasa. Aroma kopi yang menyeruak memenuhi seluruh sudut ruangan dan juga senyuman ramah si pelayan membuatnya makin bersemangat melangkahkan kakinya menuju tempat dimana sang barista bekerja.

"Cappucino please."

Barista tampan itu tersenyum kemudian segera membuatkan pesanan Wonwoo. "Anda bisa menunggu di meja nomor 17 tuan."

Wonwoo mengangguk kecil dan segera melangkahkan kakinya menjauh dari wilayah sang barista--menuju bangku yang ditunjuk si barista. Ia memilih kursi yang langsung berhadapan dengan jendela. Sepasang mata sipitnya tampak memandang kaca yang sedikit berembun. Hujan sepertinya akan semakin lebat dan tak ada yang dapat dilakukannya selain menunggu hingga hujan reda.

Tak lama, pesanan Wonwoo tiba. Segelas cappucino hangat. Diantarkan oleh seorang pelayan lelaki bersurai pirang dengan senyuman yang mengembang di paras rupawannya.

"Pesanan anda tuan, selamat menikmati."

Dan Wonwoo sedikit tercengang mendapati taburan granulle berbentuk hati diatas minumannya.

Pemuda emo itu mengucapkan terimakasih kemudian mengangkat cangkir cappucinonya. Dahinya mengkerut manakala netranya menangkap secarik kertas yang terlipat rapi, tersembunyi di bawah cangkirnya.

"Selamat menikmati tuan, semoga harimu menyenangkan."

Wonwoo tidak ingin munafik. Ia akui hatinya menghangat membaca selarik kalimat yang tertulis rapi di atas kertas putih itu. Ia tersenyum saat manisnya cappucino menyapa indera pengecapnya. Jemarinya bergerak melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku mantel yang dikenakannya.

Tanpa ia sadari, seseorang juga tengah menatapnya dengan senyuman.

***

a cup of coffee ➳meanie✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang