"Iya… aku sudah berada di subway, tunggu 20 menit, maaf…" huh―menghembuskan napas lelah, bagaimana tidak ? Berlari dari flat menuju stasiun, salahkan saja tugas segunung yang membuatnya lupa akan segalanya, termasuk janji menemui pacarnya.
Menyandarkan punggungnya pada badan kereta, tak bisa dipungkiri rasa kantuknya sungguh―entahlah, yang jelas ia hanya ingin tidur sekarang.
Lagi―menghembuskan napas lelah.
'Ayolah Mark… Kau tak boleh mengecewakan kekasihmu' semangat Mark dalam otaknya. Tapi apa daya, rasa kantuknya lebih besar 'Baiklah… 15 menit di subway ku gunakan untuk tidur, pintar kau Mark Grent.' pikirnya lagi.
Bersiap menyamankan kepalanya di badan kereta, sebelum melihat kondisi sekitar, biasa, subway yang ramai oleh remaja di akhir pekan.
Mark mulai memejamkan matanya, tapi… seketika pula Mark membuka matanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya 'Sepertinya ada yang salah' batin Mark.
Perlahan ia mulai mengarahkan pandangan tepat pada sosok di bangku seberangnya. Baiklah, putar lidah Mark, mana bisa 'ia' disebut biasa, sosok itu… indah. Sangat indah.
Sebut Mark bodoh atau bahkan maniak, menatap fokus sosok diseberangnya intens dan hey, kemana rasa kantukmu Mark Grent ?
'Apakah efek yang ditimbulkan penerang kereta benar-benar sehebat ini ? Mana mungkin ada manusia se-indah itu ? Ya Tuhan… kenapa ini… Mark… sadarlah… kau sudah punya kekasih… dan kau akan berkencan dengan kekasihmu…ah…tidak…tidak'
Tanpa terasa, subway kini berhenti, terlalu cepat, ini terlalu cepat bagi Kyuhyun.
'pip pip'
"Halo… terjadi sesuatu, keretanya menabrak seekor sapi, jadi mungkin kita tidak bisa bertemu…lagi. Bye"
Mark mematikan sambungan telepon segera, persetan dengan alasan konyolnya, entahlah, he just doesn't know what he should do now, kecuali kenyataan jika ia harus keluar dari kereta.
"Permisi." Sapa sebuah suara.
Tak bersemangat―Mark membalikkan badannya, menatap sosok yang menyeru padanya.
"Ya…" katakan jika Mark tak bermimpi, atau mungkin dia sedang tidur sambil berjalan.
"Maaf, apa aku mengenalmu ? sepertinya kau melihatku cukup lama saat di kereta" ujar sosok itu.
"Eum…ya…tidak…maksudku, aku kira kau temanku, kalian…mirip" jawab Mark.
Sosok itu kini hanya mengangguk singkat
"Ah, ya, aku Charlotte." ujar Sungmin menyodorkan tangannya.
"Mark Grent."
Charlotte, sosok gadis manis dengan rambut ikal sepanjang bahu yang berdiri di hadapan Mark lagi-lagi mengangguk tanda mengerti. Tak ada perbincangan yang terjadi setelah perkenalan yang mengejutkan bagi Mark. 'Bagaimana mungkin ? Katakan sesuatu mulut bodoh.' pikir Kyuhyun.
"Ah, kau berasal dari luar kota ?" Seru Mark saat Charlotte tengah memastikan waktu pada jam digital di pergelangan tangan kirinya.
Charlotte menatap Mark sejenak lalu kembali mengangguk. Bahkan gadis manis itu memamerkan senyuman yang membuat Mark memaksa paru-parunya bekerja lebih keras. "Lalu, kau ?" tanya Charlotte.
Mark terpaku. Lihatlah wajah 'bodoh' miliknya yang sama sekali tak merespon pertanyaan Charlotte.
"Mr. Grent ?" Charlotte berseru. Menggerakkan kelima jarinya tepat di depan wajah Mark.
"Ah, ya. Maksudku. Aku tinggal di kota ini. Ya, seperti itulah." Mark merutuki dirinya sendiri. memaki bodoh dan bodoh dalam hati saat kedapatan memasang tampang tak kalah bodoh hingga membuat Charlotte menyunggingkan senyum yang ... entahlah, Mark tak perduli maksud senyuman itu, dia hanya perduli jika senyuman gadis di hadapannya indah. Ya, indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At The First Sight
Short StoryCerita singkat yang terinspirasi dari lagu You are Beatiful James Blunt