R E D SHAWL

4.6K 485 40
                                    

Karena tidak selamanya cinta harus bersuara.

.

.

.

Langkah kaki itu terdengar ringan di telinga. Seorang namja cantik sedang berjalan menelusuri koridor kampusnya. Mata bulatnya yang indah mengerjap pelan menikmati kesegaran udara pagi ini. Kampus masih tampak sepi. Dan pria cantik itu menyukainya. Suasana tenang seperti ini. Laki-laki dengan syal merah sebatas hidung itu tersenyum dalam diam.

CKLEK.

Jaejoong—pria bersyal merah itu—membuka pintu ruangan dengan pelan. Ia meletakkan tas selempangnya di atas meja dan menumpukan wajahnya di atas lengan tanpa melepaskan syal merahnya.

Lalu kemudian ia terpejam.

.

.

.

  "Pagi, sayang!"

Itu Yunho—kekasihnya—yang meremas bahunya dan mencuri kecupan manis di dahinya. Membuat Jaejoong tidak bisa untuk menahan senyuman bahagianya. Oh—ia terus jatuh cinta setiap harinya kepada namja tampan itu. Pria populer di sekolah yang menjadi miliknya seorang.

What a lucky.

  "Kau manis sekali hari ini. Tapi aku belum mencintaimu, tidak tahu kalau nanti siang, tunggu saja ya" Ujar Yunho dengan senyum mautnya.

Pipi Jaejoong yang sudah merona kini tampak memerah tomat. Kekasihnya ini senang sekali mengganggunya.

  "Oh, ini sudah siang ternyata. Dan aku sudah mencintaimu, kau mau jadi pacarku tidak?"

Aish.

Kadang Jaejoong tidak tahan. Tidak tahan untuk tidak menciumnya gemas.

.

.

.

Jaejoong membuka matanya. Menyadari bahwa ruang kelasnya sudah mulai terisi oleh beberapa mahasiswa. Ia mengusap mata bulatnya dan meregangkan tubuhnya. Kemudian ia bersandar pada sandaran kursi.

  "Hei, red-shawl-hood! Kau punya ratusan yang seperti itu ya, di rumah?"

Itu Junsu. Moodmaker kelas. Jaejoong tersenyum, namun tak tampak. Tapi Junsu tahu dengan melihat mata bulat yang melengkung sabit itu. Manis sekali. Namja imut itu mendudukkan dirinya di depan Jaejoong dan mengamati pria cantik itu diam-diam. Teman kampusnya ini tidak pernah berpisah dengan syal merahnya sedetikpun sejak ia mengenal Jaejoong.

Membuatnya jadi penasaran dan bertanya-tanya. Dulu pernah ada senior yang mengganggu Jaejoong. Mereka sama penasarannya dan mencoba melepaskan syal tersebut. Tapi Jaejoong melawan dan menggigit telinga senior tersebut hingga koyak. Sejak saat itu anak-anak kampus mulai menjauhinya.

Well, kecuali bebek imut ini.

  "Rektor kita akan memasukkan putra sulungnya ke kampus, tidak tahu kapan, tapi itu rumor terhangat minggu ini" Ujar Junsu dengan suara khasnya.

DEG.

Mata besar Jaejoong mengerjap. Jemarinya mengepal erat tanpa sadar. Merasakan nafasnya sesak entah mengapa. Stimulusnya bergerak dengan cepat, memburu segala celah neuron yang ada. Hingga kemudian memori itu terputar. Seperti film hitam putih jaman dulu.

R E D SHAWLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang