"Mau coba Hunter Gathering ?"
Evan mengerutkan kening pada pertanyaan Rion. Wajah anak itu semakin terlihat aneh saat dia sedang mengunyah paha ayam kalkun yang membuat kedua pipinya gembung seperti balon.
"Apa itu?"
"Yah, semacam fitur di dalam RPG Play, dimana kau hanya menjadi Hunter sementara hanya untuk kesenangan saja." Jelas Rion, “sekalian untuk uji kemampuan. Kau mau bertanding minggu depan, ‘kan?”
Evan mengangguk, dia teringat kalau turnamen memanah yang akan diikutinya berjadwal minggu depan. Mungkin di sini adalah kesempatan baik untuk melatih insting memanahnya. Di dalam game semuanya termasuk latihan, bukan?
“Hmm .. boleh saja. Kau tahu bagaimana caranya?”
Rion tersenyum, “Mudah. Tapi kau setidaknya butuh satu Pet atau Vehicle untuk bisa masuk area «Gathering». “
Giliran Evan yang tersenyum mendengar kalimat yang dilontarkan Rion. Entah kenapa, senyum itu terlihat agak mencurigakan di mata Rion—dia tahu betul sifat Evan yang terkadang susah ditebak bagi orang lain, tapi sebenarnya hanya pintar disembunyikan saja.
Evan menyelesaikan makanannya dan membuka «Layar» miliknya. Sambil mengunyah lagi sepotong roti yang baru saja dia beli dari stand makanan bersama Rion, dia menarik «Layar» ke bawah, tapi yang dia perhatikan bukanlah cara mendapatkan Pet, melainkan lokasi dimana para NPC yang menjual Pet atau Vehicle. Rion yang sedang sibuk mencari minuman tidak memperhatikan hal itu.
Jari Evan berhenti menggulir ke bawah saat penunjuk di «Layar» nya menunjukkan satu NPC yang berlokasi tepat di sebelah stand tempat Rion membeli minuman yang menjual Pet atau Vehicle. Evan tersenyum kecil karena dia tahu Rion tidak sadar kalau NPC di sebelahnya adalah penjual kebutuhan yang mereka cari—entah kenapa dia merasa menang.
Seusai membeli minumannya, Rion menyadari Evan membeli sesuatu dari NPC di dekat mereka. Dia membelalakkan matanya saat menyadari apa yang dibeli Evan.
“Hei .. kau membeli Pet?”
Evan hanya menyeringai dan menyimpan «Peti» yang dia beli dari NPC tadi. Rion mendengus sebal, dia tahu dia tidak akan bisa mengungguli Evan dalam hal seperti ini—dia tahu betul Evan lebih pintar darinya.
“Kau curang.”
“Kita nggak sedang bertanding, ‘kan?” sergah Evan sambil tertawa, “aku penasaran kira-kira pet-ku seperti apa.”
“Buka saja. Kau punya cukup «Kunci» untuk membukanya, ‘kan?”
Evan mengangguk. Dia membuka «Layar» miliknya dan membuka «Status» nya sendiri. Dia mengecek jumlah «Kunci» yang dia dapat sebagai hadiah karena pertama kali memainkan D.I.V.E. Jumlahnya cukup untuk membuka «Peti» yang dibelinya tadi. Dia membuka kotak item-nya dan mengambil benda itu, juga dengan «Kunci» nya.
Saat Evan membukanya, ternyata yang dia dapatkan adalah pet berupa Fox Spirit yang dalam katalog D.I.V.E termasuk golongan pet yang langka. Rion mengerutkan kening, dia selalu heran dengan keberuntungan temannya yang satu ini—atau mungkin Evan melakukan sesuatu dengan sistem statusnya sendiri?
“Rare Pet ... kau ini sebenarnya beruntung atau bagaimana sih?” keluh Rion.
“Entahlah,” jawab Evan sekenanya, “oke. Kalau begitu namamu adalah .. hmmm..”
Evan mengerutkan kening pada «Layar» di hadapannya yang sekarang menunjukkan kolom nama untuk memberi nama pada pet-nya. Dia menatap Rion sebentar, seperti meminta sesuatu—tapi Rion hanya mengangkat bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
D. I. V. E ! [Currently Stopped]
FantasyNo one can escape this virtual world, unless he/she is prepared enough to die..