"APA?!"
SoHyun langsung mengunci mulut sahabatnya yang tidak bisa bersuara kecil itu. Para pengunjung dan pegawai perpustakaan langsung menatap kedua mudi itu tajam. SoHyun hanya tersenyum kaku sambil menggumamkan, "Maafkan kami. Maafkan kami."
Pukulan ringan mendarat di pipi SoJin. SoHyun menatapnya tajam. "Kamu tuh kebiasaan kalau ngomong gak bisa pelan, ya!" Gerutu SoHyun kesal.
"Nggak. Tapi.. Apa yang kau katakan padaku tadi.. Itu benar?" Tanya SoJin tidak percaya.
SoHyun menghela napas panjang. "Itu benar! Kau pikir aku bisa membual tentang seorang Min Yoongi tertarik padaku? Ih, plis deh." SoHyun merinding saat mengatakannya.
"Wah. Min Yoongi. Ternyata dia punya sisi yang seperti itu, ya." Kata SoJin. "Tapi ngomong-ngomong, selamat, ya. Akhirnya ada cowok ganteng yang mau tertarik padamu." SoJin menepuk-nepuk pundak sahabatnya.
SoHyun langsung memukul SoJin. "Ganteng, pantatmu. Kau tahu? Dia terus membuntutiku kemana-mana. Bahkan dia sekarang sudah tahu rumahku! Ah, menyeramkan!" SoHyun mengacak rambutnya karena kesal.
"Duh, aku gak tahu harus bereaksi seperti apa. Bagusnya, Mi Yoongi itu cakep, idola kampus kita. Yah, walaupun hanya bagi sebagian orang. Tapi jeleknya,.."
"Aduh, gak usah ditanya." Potong SoHyun.
"Pokoknya, apapun keputusanmu, aku dukung, deh." SoJin menepuk-nepuk punggung SoHyun, memberinya semangat.
"Ah, aku gak tahu..." rengek SoHyun frustasi.
♥♡♥
Berita tentang Min Yoongi yang menyampaikan rasa tertariknya pada Lee SoHyun langsung menggemparkan seluruh kampus. Menjadi buah bibir tanpa henti membuat SoHyun makin merasa tidak nyaman. Dan semuanya disebabkan oleh seorang Min Yoongi.
Di sisi lain, Min Yoongi tampak santai-santai saja. Sikapnya kembali seperti biasa. Cuek, dingin, kejam, atau kadang-kadang mencari perhatian fans-fans anehnya.
Hanya satu perbedaan.
Dimana ada Lee SoHyun, disana ada Min Yoongi.
Hingga hari itu, pada saat Lee SoHyun sedang makan siang sendirian, tanpa perlindungan SoJin, Min Yoongi dengan berani duduk berhadapan dengan perempuan itu. Ia terus menatap SoHyun seakan-akan pupil matanya lengket dengan gerak-gerik gadis itu.
Tidak hanya Min Yoongi. SoHyun merasa seisi kafetaria sedang memperhatikannya. Gadis itu berkali-kali menghela napas kesal dan selera makannya langsung hilang.
Gadis itu tidak mau membuat kontak mata dengan Min Yoongi. Karena selera makannya yang sudah hilang, ia pun bangkit berdiri dan berjalan keluar kafetaria setelah membuang sisa makanannya.
Lagi-lagi, Min Yoongi mengikutinya.
"Bisa tidak?!" Tiba-tiba SoHyun berteriak. Yoongi nyaris terjatuh karena kaget. Orang-orang sekitarnya secara otomatis langsung menaruh perhatian padanya.
SoHyun yang menyadari hal itu segera melembutkan suaranya. "Bisa tidak, kau berhenti mengikutiku?" Pinta SoHyun pelan.
Min Yoongi terdiam sesaat. "Tidak." Jawabnya kemudian.
SoHyun merasa tangannya gatal ingin meninju lelaki itu. Tapi ia tahan. Gadis itu mengerang frustasi dan kembali berjalan menuju lokernya.
Di loker, SoHyun berpura-pura melakukan sesuatu. Ia melambatkan gerak-geriknya supaya Min Yoongi yang berdiri di sampingnya merasa bosan lalu pergi.
Tapi itu tidak terjadi. Min Yoongi berdiri dengan tenang sambil sesekali memainkan bolpen yang entah darimana ia dapatkan.
SoHyun menatapnya lalu menutup lokernya. Bunyi loker ditutup membuat perhatian Min Yoongi teralihkan. Ia balas menatap SoHyun yang memasang wajah jengkel.
"Apa maumu?" Tanya SoHyun.
"Tidak ada." Jawab Yoongi datar. Ia melepas kontak matanya lalu kembali memainkan bolpen.
"Lalu mengapa kau terus mengikutiku?" SoHyun bertanya lagi.
"Aku tidak mengikutimu." Min Yoongi menjawab. Jelas-jelas berbohong.
"Kau ingin aku tertarik padamu juga?" Tanya SoHyun kemudian.
Min Yoongi menghentikan kegiatannya. Ia terdiam, tidak menjawab.
"Kau tahu? Apa yang kau lakukan itu tidak berhasil. Sekarang berhenti mengikutiku lalu cari perempuan lain yang tertarik padamu juga." Kata SoHyun sambil melangkah meninggalkan Yoongi.
Yoongi yang masih terdiam menatap kepergian SoHyun sampai gadis itu hilang dari pandangannya.
Ekspresi wajahnya langsung mengeras. Ia menendang loker di belakangnya.
"AAARGGHH!!!!!"
♥♡♥
Bunyi dentuman bola yang dipantulkan dan decit suara alas sepatu yang bergesekan dengan lantai memenuhi seluruh gedung. Tim basket Fakultas Musik sedang berlatih untuk pertandingan minggu depan.
Tiba-tiba pintu gedung olahraga tersebut terbuka. Min Yoongi masuk dengan ekspresi wajah yang keras. Ia menutup pintu kembali dengan membantingnya. Seluruh anggota timnya langsung menoleh kearahnya.
"Oh? Tumben kau datang." Sindir Kim SeokJin, kapten timnya.
Yoongi hanya menatapnya tajam dan mengambil satu buah bola basket yang tergeletak di dekat kakinya. Ia memantulkan bola itu beberapa kali lalu melemparnya ke ring dari tengah lapangan. Bola tersebut pun masuk dengan mulus.
Seluruh anggota timnya menganga melihat lemparan Yoongi yang luar biasa itu. Bahkan kapten timnya juga langsung menatap takjub.
"Kau bisa lihat kenapa aku tidak latihan." Kata Yoongi datar. Lalu ia berjalan ke pinggir lapangan untuk duduk di kursi penonton.
"Wah, Hyung! Shootingnya keren! Ternyata permainanmu membaik kalau tidak latihan, ya." Jimin menghampiri seniornya dengan senyuman lebar.
"Berisik. Pergi kau." Min Yoongi berbaring di kursi itu dan menutup matanya.
Jimin menatap Yoongi bingung. "Kau kenapa, Hyung?" Tanya Jimin sambil kemudian duduk di samping kepala Yoongi.
"Tinggalkan aku sendiri." Yoongi mendorong-dorong Jimin agar juniornya itu pergi. Tapi Jimin tidak bergerak dari tempat duduknya.
"Gara-gara Lee SoHyun?" Tanya Jimin kemudian.
Bisa Jimin lihat bahwa Yoongi sedang menghela napasnya berat. "Jangan kau sebut nama perempuan itu." Yoongi meringkuk.
"Wah. Benar-benar gara-gara dia." Ucap Jimin tidak percaya.
Tapi kemudian ia terdiam. Keheningan menyelimuti mereka berdua. Jimin menundukkan kepalanya dan menatap kosong bola basket yang dipegangnya.
Yoongi meyadari keheningan itu. Ia pun langsung bangkit dari tidurnya kemudian menatap bingung ke arah Jimin. Kedua alisnya bertautan.
"Kenapa? Kau ada masalah dengan itu?" Tanya Yoongi kemudian.
Jimin tersenyum paksa. "Ah. Tidak, tidak. Bukan begitu." Jawabnya.
Sekali lagi, Yoongi menatap Jimin. Kemudian ia mengangkat kedua bahunya dan kembali berbaring.
Jimin melirik kearah Yoongi yang nyaris pulas. Ia menatap seniornya sendu.
"Kalau itu aku, aku tidak akan membuatmu sedih, Hyung."
Tangan Jimin mengusap poni Yoongi yang hampir menutupi mata seniornya itu dengan hati-hati, takut mengusik ketenangan tidur Min Yoongi.
"Karena aku menyukaimu."
♥♡♥
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[myg] Bad Sugar ✔
Fanfiction[방탄소년단 Suga's FANFICTION] Summary : "Apapun yang terjadi, kau milikku."