Coffee Shop

124 5 3
                                    


Memangdangnya dari jauh, mengamati setiap garak-geriknya. Matanya yg sipit menatap focus ke arah teman-temannya. Terkadang bibir mungilnya itu membentuk lengkungan indah ketika teman-temannya melontarkan sebuah lelucon. Indah.

Sudah dua tahun ini aku menjadi pengamat yeoja itu. Yang tiba-tiba datang dan sukses mengalihkan semua perhatianku. Aku bahkan hafal jam berapa dia akan datang ke tempat ini, dan apa yang dipesannya. Secret admirer? Ya mungkin panggilan itu cocok buatku. Selama dua tahun ini aku tidak ada keberanian untuk mengajaknya berkenalan. Ah aku memang pengecut.

_,_,_,_,_,

Seoul, Winter

Hari ini musim dingin tahun ke dua. Aku tak pernah absen datang ke Coffee Shop ini. Hanya sekedar untuk menghangatkan diri dan tentunya memperhatikan yeoja itu dari jauh –seperti biasanya. Namun kali ini aku ditemani hyungku, Daehyun hyung.

"Ei Youngjae kau mendengar ucapanku tidak?"

"......"

"Yak! Yoo Youngjae! Jangan melamun dan dengarkan hyungmu bicara!"

"Ne? ah hyung kau mengagetkanku." ucapku sebal dan menyesap espressoku.

"Issh. Daritadi kau tidak mendengarkanku bicara! Apa sih yang kau lihat daritadi." Daehyun hyung bicara dengan cepat dan tak lupa dia menimpuk kepalaku karena telah membuatnya kesal. Dan dia mengalihkan pandangannya ke arah yeoja yang tengah kuperhatikan tadi.

"Ternyata yeoja itu yang menjadikanmu pelanggan tetap disini dan tidak mendengarkan semua perkataanku. Sepertinya dia single, buruan kenalan sana sebelum diembat orang. Fighting Jae!" Daehyun hyung mengepalkan tangannya dan berhasil membuat seluruh pengunjung memandangnya aneh.

"Aniyo hyung, aku menjadi pelanggan tetap disini karena kopinya enak dan suasananya nyaman. Dan turunkan tanganmu itu, kau membuatku malu."

"Hehe maaf." Daehyun hyung menurunkan tangannya dan tersenyum lebar tanpa dosa, aku hanya menatapnya datar dan kembali menyesap espressoku yang tinggal setengah dan sudah mulai dingin.

"Yeoja itu, kamu menyukainyakan? Tidak usah mengelak, matamu itu sudah menjawab semuanya. Youngjae-ah kenapa kau tidak mengajaknya kenalan?"

"Kau memang hyungku hyung, huuh." Aku menghela nafas panjang.

"Menurutmu eoh? Ayo kenalan sana sebelum diambil namja lain."

"Neo micheoso? A..aku malu."

"Kuhahaha, seorang Yoo Youngjae punya malu? Hei bro, kau demam eoh? Kekeke"

"Ya! Hyung!"

"Kekeke, kalau kau malu sini biar hyung yang kenalan." Hyungku ini beneran gila, dia menghampiri yeoja itu. Daehyun hyung mengobrol dengannya kemudian menunjuk-nunjuk diriku yang tengah duduk di pojok ini. Arrgggh aku malu sekali, aku yakin kalau Daehyun hyung pasti mempermalukanku.

_,_,_,_,_,

Sekarang aku berada di kamarku bersama Daehyun hyung yang sedang bermail game dengan seriusnya. Dan aku? Aku bingung apakah aku harus mengirimkan pesan walau hanya sekedar say hi ke Yerin. Ya Yerin tepatnya Baek Yerin, yeoja yang selama ini menyita perhatianku. Tadi sore Daehyun hyung berhasil mendapatkan nomor handphone yeoja itu.

"Hyung, menurutmu apa aku harus mengirim pesan ke dia?"

"Menurutmu?"

"Menurutku sih tidak hyung, akukan ga kenal dia."

"Neo pabboya! Buat apa aku minta nomor handphonenya kalau cuma mau kau simpan di kontakmu saja? Buruan kirim pesan ke dia!"

"Tapi aku harus mengirim pesan apa hyung?"

Coffee ShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang