DOI GUE

56 4 10
                                    

#1 (Sorry ya kepanjangan :D).

Diawali dengan pagi yang cerah.
Gue bangun dari mimpi gue, yang terus-menerus memimpikan doi gue, Ayla.

Ayla itu menurut gue orangnya, Putih.. Tingginya sedagu gue.. Rambutnya panjang terurai.. Suka warna putih.. Dan ngga napak. (yaelahh, emangnya.. ?? skip).

Kagalah, bercanda doang.

Ayla itu, seorang wanita yang cantik dan mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Jelas, dia pinter, rajin (udah pasti), ramah, gaul, aktif organisasi, dikenal banyak murid disekolah.

Sedangkan gue ?

Pendidikan ? bisa ngumpulin tugas juga udah bangga setengah mati gue, walaupun telat ngumpulin itu juga.

Pinter ? sepertinya itu kalimat yang tidak tepat buat ditanyain ke gue. Gue ga begitu pinter amat, nilai ipa gue jeblok, sejarah juga, matematika apalagi, maksimal paling dapet 4 lah dari 10. eh, 4,5 deh.

But, kalo dari segi per-olahragaan, gue jagonya.

Sepak bola ?
Gausah ditanya, dari dulu anak kecil udah sering maen bola. Lawan anak komplek lain juga gue udah berani.

Berenang ?
Jangan salah, Bukti gue ada di dunia ini juga sudah menunjukkan kalau gue ahli dalam berenang.
Mau bukti ?
(Waktu gue masih jadi embrio, gue juara 1).

Basket ?
Wah, ini salah satu olahraga favorit gue.
Dari waktu masuk SMP, awalnya gue iseng-iseng coba masuk basket.
Ternyata, disitu gue malah bisa mendapatkan jati diri gue lewat basket.
Dari basket, gue mempelajari suatu filosofi yang gue simpulkan sendiri.

1. Basket punya banyak aturan yang
tidak boleh kita lakukan. Misal,
double, traveling, falling,
backball, 3 second, 5 second,
8 second, 24 second, dll.
(Yang suka main basket pasti tau).

Ternyata, itu tuh..

~Sama halnya dengan kehidupan~
Kita hidup untuk apa ? cuma hidup ? ENGGA.

Dari kecil, kita di didik untuk disiplin, mengerti, supaya jelas, mana yang harus dilakukan, mana yang harus dibuang.

Aturan mainnya gampang.
Kita boleh melakukan apa saja kehendak kita, sebebas kita, semau kita.

Tapi lo harus tanggung jawab, kalo suatu saat lo menyalahi aturan itu, lo bakal tanggung sendiri akibatnya. Dan jangan pernah mencoba untuk lari dari kenyataan. Simple.

2. Drible (memantulkan bola ke
bawah).
Bola basket itu bulat dan terbuat dari karet. Jika kita pantulkan ke bawah, otomatis bola itu akan balik lagi ke kita. Akan tetapi, semakin lama dan semakin sering kita men-drible bola, maka bola akan menjadi lonjong dan rusak, kemudian ganti yang baru.

~Sama halnya dengan bumi~
Bumi itu bulat. Di dalamnya terdapat kehidupan yang layak, seperti oksigen, makanan, hutan, air, dan sebagainya yang akan terus-menerus menjadi rumah kita selagi kita masih hidup.

Akan tetapi, bumi itu semakin lama akan semakin tua. Dan akan memperlihatkan kelonjongannya yang akan merusak kebutuhan kita.

Mungkin dari hal kecil terlebih dahulu seperti membuang sampah sembarangan.

Hal itu berpengaruh besar terhadap kehidupan kita. Jika saja kita meremehkan masalah kecil, jangan terkejut kalau nanti bisa menjadi masalah besar.

Mungkin banjir ? atau kadar oksigen berkurang ? karena terkalahkan oleh bau sampah ?
Kita tidak tahu, apa yang akan terjadi kedepannya.

Tapi tidak usah khawatir, kalau rumah kita di dunia sudah berakhir, kita masih punya 1 rumah lagi. Surga atau Neraka.

Hidup itu pilihan coy, jadi jangan salah pilih.
_______________________________________

Who ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang