Dia datang

70.4K 489 1
                                    

"Mandaaaaa ayo cepet nanti kita telat" Seru seorang gadis dari ruang tamu.
Sekali lagi Amanda mendengus kesal mendengar teriakan Raya yang super nyaring. Ia lantas menguncir rambutnya asal-asalan, sepintas ia melihat bayangannya di cermin memastikan tidak ada yang salah dengan penampilannya. Ia lalu menyambar flanel yang digantung dibalik pintu dan keluar dari kamar menuju ruang tamu. Terlihat Raya yang sudah berpenampilan apik dengan mini dress hitamnya yang menawan.
"Ayo Ray,gua udah siap" Manda memanggil Raya yang sedang berbincang dengan Mamanya.
"Lama banget sih lo?dandan kaga,tapi lama!" Raya menggerutu pada sahabatnya sambil berdiri hendak berpamitan pada Ibu Amanda. "Tante, Raya pergi dulu ya" Raya berpamitan pada Mama Amanda.
"Iya Ray, Hati-hati ya sayang, pulangnya jangan kemaleman"

Taksi yang Raya pesan sudah menunggu di depan rumah Manda. Mereka masuk kedalam taksi dan menuju tempat tujuan mereka yaitu ke salah satu caffe di kawasan pusat perbelanjaan di Jakarta untuk merayakan selsainya ujian nasional kemarin. Taksi yang mereka tumpangi sudah terparkir di depan caffe tujuan mereka. Benar saja,mereka datang agak terlambat. Raya menarik-narik tangan Mana agar berjalan lebih cepat untuk sampai ke dalam caffe. Terlihat teman-teman sekelasnya sudah memenuhi caffe yang suah di boking itu. Suasana meriah semakin terasa ketika DJ yang mengisi acara tersebut memainkan musik bertempo cepat yang tentunya membuat seisi caffe berjoget ria, kecuali Amanda yang mulai risih karna tersenggol teman-temannya yang berjoget seperti orang kesetanan. Perlahan Amanda mundur mencari tempat yang sepi untuk sekedar duduk dan minum-minum, tapi sialnya tubunya menabrak seseorang dibelakangnya. Ia segera berbalik dan hendak meminta maaf, tapi sebelum ia berbalik, tubuh yang ia tabrak malah melingkarkan tangannya ke perut Manda dan merapatkan tubuh Manda ke pelukannya. Manda yang mulai risih dengan perlakuan orang tersebut akhirnya mulai memberontak dan berusaha melelaskan pelukannya. Tapi sial, pelukan itu makin kuat dan selanjutnya Manda merasakan hembusan nafas berat di lehernya, sebuah kecupan lembut mendarat di pundaknya. Bibir lembut itu menelusuri bahu dan lehernya dan menghembuskan nafas berat di telinganya. Ditengah bising alunan musik dan riuh suara orang,Manda masih bisa merasakan hembusan nafas berat di telinganya. Hembusan nafas yang menenangkannya hingga ia lupa bahwa ia harus melepaskan diri dari pelukan pria itu, tapi raganya sudah terlalu nyaman dalam dekapan pria itu. Bahkan ketika pria itu menjamah pinggulnya lalu meremasnya perlahan, Manda neng-iya kan perbuatan bejat pria itu.
"Mmmhhhh.." Manda mendesah pelan.
"Sampai jumpa besok, cantik.."Bisik pria itu di telinganya seraya menarik tangan Amanda dan memberi secarik kertas di tangannya.
Lalu pria itu melepaskan pelukannya,dan pergi meninggalkan Manda yang masih mematung di tempat.

FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang