Sasuke Fall

595 67 11
                                    

-Naruto-

Kompleks Konoha. Aku lahir dan besar di kompleks ini. Dan di sini pula ceritaku bersama 3 orang sahabatku dimulai. Teman dan sahabat, orang-orang terkadang menyamakan arti ke dua kata ini. Tapi kurasa mereka salah.

Hampir 17 tahun. Kami semua tetangga dan sudah bersama sejak kecil sehingga kami begitu mengerti satu sama lain. Hm, mungkin tidak semua, terutama hal-hal yang menyangkut dengan perasaan. Entah itu sahabat bahkan keluarga sekalipun tak semudah itu kau bisa menebak apa yang sedang mereka rasakan.

Uchiha Sasuke, dia adalah tetangga kiri ku. Jenius, tampan, dan berasal dari keluarga yang kaya. Penialaian orang lain tentangnya? Teman-teman sekolahku biasa memanggilnya pangeran. Ya dia memang pangeran yang sempurna tapi aku punya panggilan sendiri untuknya, TEME. Manusia yang satu ini, dia benar-benar berengsek. Dia harus melakukan sesuatu dengan mulut dan kata-katanya yang se tajam belati atau suatu hari nanti dia akan celaka karena hal itu. Aku tak punya banyak hal tentangnya untuk di ceritakan terkecuali bahwa waktu bersama yang kami miliki lebih banyak kami habiskan hanya untuk berdebat, entah itu kerikil di pinggir jalan atau bahkan hal-hal yang lebih swpeleh dari itu sekalipun.

Sabaku no Gaara, ia tinggal di samping kanan rumahku. Ia jenius hanya saja pada satu bidang saja. Catur. Selebihnya dia adalah anak yang pendiam dan lembut. Tapi ia begitu polos, bodoh dan sangat gampang dibodohi. Ibunya telah meninggal dan ayahnya yang seorang direktur perusahaan sibuk bekerja, sehingga rumahnya adalah tempat ter nyaman dan terbebas untuk dijadikan sebagai tempat berkumpul. Karena kejeniusannya bermain catur ia telah mewakili jepang selama 3 tahun ini di tingkat internasional, ia jarang ke sekolah dan tentu saja pihak sekolah dengan senang hati mendukungnya. Gaara sejak kecil anak yang sedikit lemah, umm ketimbang menyebutnya lemah mungkin lebih cocok jika kita menyebutnya mirip tuan putri. Ia tak bisa melakukan hal-hal yang biasa anak laki-laki lakukan. Berbuat nakal contohnya. Dia selalu ikut bersama kami tapi perannya hanya lah sebagai penonton tapi pada saat dihukum ia juga mendapatkannya. Kami bertiga seakan memiliki tanggung jawab untuk melindunginya. Namun diantara kami berempat secara mental, mungkin dialah yang paling dewasa. Itulah yang kuketahui tentang dirinya yang dulu.

Nara Shikamaru, tetanggaku yang tinggal di hadapan rumah. Keluarganya sedikit bermasalah, ayahnya telah meninggal dan ibunya sama sekali tak memiliki pekerjaan dan dia punya seorang saudara perempuan yang sedang menginjak tahun pertamanya di Universitas. Masalah keuangan. Dia anak yang baik, berbakti pada orang tuanya, dan beruntung sekali dia juga jenius. Tapi hal yang terkadang menyebalkan darinya adalah sifatnya yang pemalas. Mungkin karena pekerjaan sambilan nya sampai larut malam hingga ia suka tidur kapan dan dimanapun sesuka nya. A-ah, sebenarnya sebelumnya dia orang yang perhatian, dan mungkin aku sedikit menyukai nya.

Dan selanjutnya aku, Uzumaki Naruto. Umur 17 tahun, tampan dan jenius. Tentu saja aku bohong. Aku bermasalah dengan yang namanya belajar, dan juga wanita. Dan soal keluarga, kehidupan ku cukup pas-pas an, ayah Cuma pegawai kantoran biasa, dan ibuku tak bekerja. Namun setidaknya aku masih cukup beruntung dari ketiga sahabatku, memiliki orang tua yang masih lengkap dan harmonis. Sasuke? Ah, ya di memang masih memiliki ayah dan ibu, tapi yang kutahu mereka sangat sibuk dan ketika pulang kerumah mereka habiskan hanya untuk bertengkar.

"Hoeammmmmm ..." aku sengaja menguap keras-keras agar menarik perhatian ketiga cunguk di hadapanku. Namun hasilnya, Gaara tetap konsentrasi dengan catur nya (bermain melawan diri sendiri, aneh). Sasuke dan bukunya yang setebal alkitab, ahh kalau Shikamaru jangan ditanya, dia sudah pasti menghilang dari dunia ini.

Padahal semenjak awal semester pertama ini kami sangat jarang bisa berkumpul bersama seperti ini lagi. Shikamaru bekerja sambilan sepulang sekolah sampai jam 11 malam dan Gaara sedang kompetisi melawan tiga negara, lusa dia harus ke Korea lagi. Sepertinya hanya aku seorang yang akan mati kebosanan, sebenarnya masih ada Sasuke yang nganggur tapi lupakan saja. Aku kebosanan jadi aku mau-mau saja berdebat dengannya tapi si brengsek itu lama-lama bertengkar ia pasti akan mengakhirinya dengan memukul ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang