Suara riuh teriakkan bahagia memenuhi penjuru kelas. Berakhirlah sudah jam jam, yang amat menyiksa fisik dan mental para mahasiswa yang ada di kelas itu. Sesegera mungkin mereka mengambil langkah panjang melewati pintu keluar dan berlari kekantin. Hal yang sama juga berlaku kepada dua orang gadis yang saat ini telah berhasil keluar dari kelas yang penuh siksaan itu.
"Ya Tuhan.... Noritza apa sih yang kamu pikirin tadi??? untung aja itu pak dosen lagi nggak sensi kaya cewek dapet dan kamu bisa selamet..."
Hanna terus saja menyerang Avi dengan ceramah panjang lebar kali tingginya yang sangat mengganggu, sedangkan disisi lain Avi sendiri tengah sibuk dengan nostalgianya yang terus mengiang ngiang di dalam kepalanya bagai kaset rusak. Hanna yang sadar akan perilaku temannya itu segera mencubit lengan Avi dan sontak Avi tersentak dengan cubitan itu.
"Issshh Hanna mau apa sih??? Ngegangguin orang aja." Hanna yang melihat ekspresi temannya yang kesal itu hanya terkekeh pelan. Hanna pun mengajak Avi untuk duduk di salah satu meja yang terletak di pojok kantin, sementara Avi hanya mengikuti kehendak Hanna dan ikut duduk di bangku itu.
"Avi kamu itu mikirin apa sih??? Masa dari tadi aku dijadiin obat nyamuk terus???" Hanna melihat Avu yang sedikit gusar dengan pertanyaan itu dan semakin curiga. "Vi, mikirin cowok yaaa??? Cowok dari mana??? Jurusan apa??? Ganteng nggak??? Buatan luar buatan dalem???" Avi yang melihat itu sontak membulatkan matanya ke arah Hanna yang terkekeh geli.
"Dasar ganjen, emang bener sih aku lagi mikirin cowok, tapi yang ini lain dan sangat, sangat, sangat, mengejutkan hati nurani, mental, fisik, dan kesadaranku." Hanna menatap Avi dengan tatapan datar dan mengambil sebotol air mineral dari dalam tasnya.
" Emang siapa sih cowok yang membuat nona Noritza ini menjadi sangat, sangat, sangat, terkejut dari hati nurani, mental, fisik, dan kesadarannya??? " Hanna mengucapkan kata katanya dengan menirukan gaya Avi saat mengucapkannya.
"Issh itu sama sekali nggak mirip sama cara aku ngucapinnya tadi, lagi pula dia itu mantan pacar aku kok."
"BROSSHH"
"APA??? MANTAN PACAR??? KOK BISA ADA DISINI??? MANTAN PACAR YANG MANA????"
Avi menatap Hanna dengan kesal karena menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya dan membuat sebagian meja basah.
"Biasa aja kali, emang kamu pikir aku nggak pernah pacaran apa. Lagipula aku juga bingung kenapa bisa dia juga kuliah disini padahalkan dia satu SMP sama aku." Hanna mengangkat satu alisnya dengan tatapan yang seolah olah mengatakan 'maksudnya???'. " Dia itu mantan aku waktu SMP."
"hahahhhahaha jadi hahha itu hahh mantan kamu waktu SMP hahahahhahahah" Avi hanya menundukkan kepalanya malu karena tawa Hanna membuat seisi kantin yang ramai senyap seketika.
"Hoi jangan malu maluin dong!!!" Mendengar hal itu Hanna segera menghentikan tawanya yang hampir membuatnya menangis. Sesaat ia menyadari bahwa ia menjadi pusat perhatian karena tawanya yang mengalihkan dunia. "Ya Allah kenapa punya temen kok modelnya begini???" Avi mengeluh dengan pasrah yang ditanggapi cengiran bodoh dari Hanna.
"Jadi emangnya kenapa sih kok kamu cuma ketemu mantan kamu aja bisa sampe lupa daratan dan jadi berani nantangin dosen botak nan galak???" Avi menggelengkan kepala mendengar kata kata dari Hanna.
"Dasar alay!!!! Dia itu beda Hanna, disaat dulu para remaja lagi hobi hobinya pacaran online yang bener bener nggak bisa dipercaya, aku dan dia itu pacaran karena kami ketemu di Pramuka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scout in Love (DANCE VERSION)
RandomAvi kembali bertemu dengan mantan terindahnya. Tetapi masalahnya, mereka memang nggak pernah putus, dan hanya takdir yang membuat mereka terpisah. Gimana ceritanya ya, kira kira kalau ketemu mantan setelah lima tahun. Avi bakalan jatuh cinta lagi, a...