Tentang Troll Gunung

46 4 2
                                    


Tes... Tes... Tes...

Uh—maaf, hanya ingin memastikan kalau alat perekamnya bekerja. Baterainya sudah mau habis, aku terpaksa pakai fitur perekam suara saja.

Baiklah.

Mari kita mulai.

Rekaman ke—uh, kalau tidak salah seratus empat puluh tiga—dari jurnal Dr. Coriolanus Drake tentang troll dari Pegunungan Skandinavia, Norwegia. Sekarang pukul—sebentar, susah sekali mengeluarkan arlojiku—ah, pukul dua pagi, lebih sepuluh menit. Berarti—ya, ya, sekarang tanggal dua puluh enam Agustus, tahun—(suara keresak keras menyamarkan bagian awal tahun yang disebut Dr. Drake)—belas. Sayangnya kompasku jatuh dan hilang siang tadi, dan awan menutup bintang-bintang jadi aku tidak tahu tepatnya sekarang di mana.

Tolong sabar sedikit. Menyebutkan waktu dan tempat itu penting dalam merekam sains. Baiklah, baiklah, aku akan mulai sekarang.

Kali ini aku akan melaporkan tentang habitat troll Gunung Sentraltind. Aku menemukan ceruk gua yang digunakan sebagai sarang oleh sepasang Troll gunung jantan dewasa—tebakanku—di lembah sisi timur—harus cek lokasi detailnya nanti. Mulut guanya sekitar setinggi lima meter, namun tersembunyi dengan baik di balik tonjolan tebing dan semak-semak gantung liar, ditambah lambah terjal yang mengelilingi, sulit sekali untuk mendekati area ini. Aku terpaksa harus meninggalkan ranselku dan hanya membawa perlengkapan seperlunya agar bisa menuruni lembah dengan aman. Lokasi sempurna untuk troll gunung, kalau boleh dibilang.

Selain medan yang terjal, para troll itu sendiri harus diwaspadai karena—uhh—seperti yang kita tahu, mereka tidak begitu suka dengan gangguan orang asing. Aku cukup beruntung mendapati guanya sedang kosong. Kurasa mereka sedang pergi keluar untuk berburu atau apa—tidak ada tanda-tanda kalau guanya telah lama ditinggalkan.

Dari tumpukan sisa tulang-belulang, kurasa penghuninya adalah dua troll dewasa. Tidak ada sisa tulang, batu, atau batang pohon yang dijadikan mainan, itu mengeliminasi kemungkinan adanya anak-anak. Dalam bukuku yang terakhir aku menuliskan bagaimana troll betina senang membuat alas tidur dari rumput dan dedaunan kering, juga menghiasi gua mereka dengan barang-barang yang mereka curi dari manusia. Aku tidak menemukan keduanya di gua ini. Antara hampir tidak ada manusia yang jadi mangsa mereka atau penghuni gua ini adalah dua troll jantan dewasa. Aku bertaruh topiku pada yang terakhir.

Aku memperkirakan mereka mungkin bersaudara—troll bukan termasuk makhluk yang bisa tinggal dalam koloni besar. Biasanya mereka meninggalkan sarang utama setelah cukup dewasa untuk berburu sendiri dan berkembang biak.

Kenapa dua bersaudara ini bersama-sama bisa jadi penemuan luar biasa—kalau benar mereka bersaudara, maksudku. Apa yang mendasarinya? Kerja sama mendapatkan buruan yang lebih baik? Selama ini kita selalu berpikir mengorganisasi perburuan terlalu kompleks untuk—uuhh—maksudku, troll lebih suka berburu sendiri. Maksudku—mereka tidak suka berbagi hasil buruan.

Aku memutuskan ini kesempatan bagus untuk bersembunyi menunggu penghuni gua ini kembali. Kapan lagi aku punya kesempatan mengamati kehidupan dua troll gunung jantan dewasa, benar? Nasibku bisa berakhir dalam kedipan mata, memang, kalau ketahuan—aku tidak menyebutkan kalian berdarah dingin atau apa! Maksudku—maksudku adalah—troll gunung biasanya tidak suka bila sarang mereka kedatangan makhluk asing, mau itu manusia atau bukan. Benar begitu, kan?

Well, mari kita lanjutkan. Aku memilih untuk mengamati dari atas pohon beberapa meter dari mulut gua. Kanopinya lumayan rimbun dan dahan bagian atasnya cukup kokoh. Mereka tidak akan terpikir untuk melihat ke atas—aku tidak bilang karena kalian bodoh! Aku mau bilang, karena kalian tidak punya musuh yang bisa menyerang dari atas sehingga mengabaikan area itu—tolong biarkan aku menyelesaikan kalimatku dulu sebelum mengancam.

Tentu saja aku tidak mengingkari janji! Bagian mananya laporanku sejak tadi yang menjelekkan nama kalian, coba? Tidak, tidak, tentu saja tidak! Aku hanya menyatakan fakta! Kumohon biarkan aku menyelesaikannya, aku berjanji aku bisa membuat laporan bagus tentang kalian, kan? Ini belum selesai, aku belum menyentuh bagian utamanya sama sekali. Kumohon, beri aku waktu sedikit lagi. Kalian sudah berjanji akan melepaskanku kalau aku membuat laporan bagus tentang kalian, kan?

Tapi—tapi—tadi kalian menjanjikan itu padaku! Oh, benar, troll tidak pernah menepati janji mereka—tapi kenyataannya begitu! Lepaskan aku, otak udang! Kalian janji akan melepaskan aku! Anak perempuanku menunggu di rumah! Dasar otak kacang! Kutu busuk! Gundukan bangsat menjijik——

Ada raungan-raungan memekakkan telinga, memotong rentetan umpatan Dr. Drake, disusul jeritan putus asa yang memilukan hati. Lalu keresak statis melengking, gedebak-gedebuk ribut, dan tiba-tiba terputus oleh suara benturan keras.

Tentang Troll GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang