Ini hanya sekilas tentang perjalanan hidup ku, Kim Jaejoong. Kalian tertarik dengan kisahku ? baca lah ^^ dan berikan komentar, apakah benar yang aku lakukan.
~ ~ ~
Lagi-lagi dan lagi-lagi. Anak kecil itu menganggu jadwal kencan yang sudah kuatur dengan rapi. Selalu seperti ini, bagaimana aku tidak membencinya. Tsk !
“maaf jaejoong-ah ~ tiba-tiba saja haewon demam. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian. Maaf sekali, kau tidak marah kan ?”
Aku hanya mendengus kesal namun aku tetap tersenyum. Tidak mungkin aku marah karena ini, bisa-bisa yunho malah membunuhku. Dia terlalu sayang dengan adiknya itu.
“hm ~ yah it’s ok, sudah biasa kok ~” jawabku sambil tersenyum masam.
“ahh jangan seperti itu. Aku janji akan menggantinya dihari lain. Ok ? besok kau kujemput, kita kekampus sama-sama.” Ucapnya sembari memelukku.
“hyuung ~” panggil seseorang.
Nah itu dia yang namanya Jung Haewon. Bedebah kecil yang membuatku ingin mencekiknya sekarang juga. Tampang polosnya membuatku ingin mencakarnya. Adik kandung Jung Yunho yang sangat ingin memisahkan kami. Katanya “yunho hyung itu cuman punyaku. Jangan berani hyung mengambil yunho hyung dariku.”
“haewon-ah ~ kenapa kau keluar ? masuklah ~ kau sedang demam.” Ucap yunho menghampirinya dan memegangnya dengan hangat. Aku iri.
“aku sendirian hyung, hyung masuk ~”
See ? bahkan dia secara halus sedang mengusirku sekarang. Tsk. Aku hanya melotot tajam padanya, dia hanya tersenyum senang. Cih benar-benar bermuka dua.
“ok baiklah, kau masuk duluan ~ aku akan menyusul.” Balas yunho lembut.
“ngga mau ~ ayoo sekarang ikut masuk ~” haewon menarik-narik tangan yunho.
“tenang saja yunho-ah ~ aku bisa keluar sendiri. Nanti aku tutup pintunya. Kau masuklah. Haewon sedang membutuhkanmu sekarang ~” ucapku menahan emosi menatap wajahnya yang tersenyum menang.
Aku harus bisa mengalah, setidaknya dihadapan yunho agar yunho tahu aku tidak masalah dengan hal ini. Padahal jika saja yunho bisa membaca pikiran seseorang, dia pasti akan memasukkanku kepenjara sebelum aku mencabik-cabik tubuh adiknya. Ok aku terlalu sadis. Maaf. Tapi aku benar-benar kesal dengan tingkahnya yang terlalu kekanak-kanakkan.
Haewon sudah SMA dan dia tidak pernah mau pisah dengan yunho. Mereka memang tinggal berdua. Orang tua mereka meninggal saat haewon masih kecil. Sebenarnya aku bisa memakluminya, hanya saja ini terlalu sering dia membuat yunho membatalkan janjinya dengan ku.
Haewon selalu bersikap manja dengan yunho. Bahkan selalu minta di antar kesekolah. Bukankah itu keterlaluan. Dia sudah dewasa.
“maaf jaejoong-ah ~ baiklah aku masuk sekarang. Ayo haewon-ah ~” yunho memapah haewon masuk dan meninggalkanku sendirian diruang tamu.