Ada satu hal yang semenjak kecil paling aku hindari yaitu, cinta. Satu kata yang sudah pasti semua manusia bisa rasakan dan alami dalam hidupnya, tetapi tidak semua manusia bisa mendapatkan itu dengan mudah dan sesuai dengan keinginan mereka masing-masing. Di dunia ini, ada cinta yang benar-benar tulus dan ada cinta yang merupakan sebuah ilusi dari manusia itu sendiri.
Aku sering sekali mendengar ada yang mengatakan, "Kisah cinta tidak selamanya indah." dan ada juga yang mengatakan, "Cinta itu nyata. Cinta itu sangat indah di waktu dan dengan orang yang tepat." Aku juga sering sekali mendengar kisah cinta teman-temanku dan memberi mereka pendapat tentang bagaimana cinta yang seharusnya. Ada kisah cinta yang indah dan romantis, ada juga yang tidak baik dan berakhir tragis. Menurutku, hubungan cinta itu bullshit, hanya buang-buang waktu dan menambah beban pikiran saja.
Hanya tiga kata untuk mengawali cerita ini. Aku jatuh cinta. Pasti kalian akan berfikir ini adalah kisah cinta dua manusia yang dipertemukan dengan perjalanan hubungan yang romantis dan dengan baik seperti di buku cerita atau dalam film lain. Nyatanya, kisah cintaku tidak se-simple dan seindah yang kalian bayangkan.
"I wish you were here. Please, stay with me."
"I'm sorry. I love you, but I need to leave."
Dua kalimat yang sering kita dengar atau baca dalam dunia hubungan cinta. Dalam kehidupan, tentu saja kita dipertemukan dan berhubungan dengan banyak orang yang tidak jauh dengan berbagai macam konflik. Ada pula yang dipertemukan dengan orang yang sangat dicintai tetapi harus menghadapi berbagai macam konflik dan tantangannya. Bisa saja tantangannya itu jarak dan waktu. Jarak dan waktu memanglah musuh terbesar untuk orang-orang yang kita cintai. Tentunya kita tidak ingin dipisahkan dengan orang yang kita cinta oleh kedua hal tersebut, bukan?
Kisah ini dimulai sejak tahun 2012 saat aku masih berumur 9 tahun yang duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 5. Aku tahu kalian pasti shock setelah membaca hal itu dan berfikir bahwa itu tidak mungkin. Awalnya, aku pun tidak percaya kalau aku jatuh cinta saat itu. Tetapi setelah beberapa tahun kemudian, aku menyadarinya. Ini bukan kisah "cinta monyet" yang sering kalian dengar atau baca dalam cerita yang lain. Percaya atau tidak, ini kisah cinta pertama dan terakhirku.
• • • • •
Dear Readers,
Aku Angel, author sekaligus tokoh dari cerita "Fleur de Violette".
Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata dalam hidupku yang ingin sekali aku abadikan dalam sebuah karya. Aku masih belajar menulis cerita, mohon maaf jika masih ada kesalahan penggunaan kata dan bahasa.
It would be an honor to have your opinion about my work on the comments. I can ensure you to have the best experience on reading my works in the future.
Thank you so much. See you soon on the next chapter!
Sincerely,
Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fleur de Violette
Teen Fiction"Crocus flowers have a rich symbolism of rebirth, innocence, joy, and new-beginnings thanks to their early blooming flowers in spring. Did you know about that?" - Eva