Chapter 1

67.7K 2K 91
                                    


***

Lucy berjalan menelusuri lorong gelap dan hawa dingin di setiap sisinya. Hanya deretan loker tua dan berkarat yang menemani setiap langkah yang dia buat. Di ujung lorong dekat pintu keluar kampus, berdiri seorang lelaki muda dengan badan yang tegap dan kaku menunggu kehadiran Lucy di hadapannya.

Lucy semakin menambah kecepatan langkahnya, yang Lucy inginkan hanya cepat menemui lelaki di ujung lorong itu. Lelaki itu hanya menatap Lucy dengan datar, tapi matanya begitu tajam dan dingin yang mencekam. Lucy menarik nafas saat dia sudah dihadapan lelaki itu. lelaki yang mampu menyurutkan segala kebaranian yang dia miliki.

"Maaf membuatmu menunggu, tadi ada urusan mendadak dengan dosenku." Jelasnya lirih sambil berdoa jika lelaki didepannya ini tidak marah.

"Aku menunggumu hampir 15 menit di sini." Balasan tajam yang membuat Lucy menunduk takut.

Cara penyampaiannya memang terdengar sangat biasa dengan intonasi yang datar. Tapi untuk Lucy, itu akan menjadi awal bencana.

"Maaf." Gumam Lucy lirih dan semakin memperdalam tundukannya.

Lelaki itu hanya membalikan badan berjalan meninggalkan Lucy. Lucy sudah terbiasa dengan itu, dan yang dilakukan Lucy hanya bisa terdiam tapi mengekori langkah lelaki dingin didepannya.

Mereka berdua memasuki mobil sedan hitam metallic dengan mulut masing-masing terkatup rapat. Lucy takut kalau dia memulai pembicaraan, lelaki pujaan di sebelahnya akan marah.

Selama perjalanan yang cukup panjang melintasi tengah hutan yang begitu rindang, hujan pun mulai turun. Suasana di mobil tetap sunyi tanpa suara kecuali butiran hujan yang terjatuh di kaca dan kaca mobil.

Langit sangat gelap dengan petir yang menggelegar kencang seperti Tuhan begitu marah.

Lucy menundukan kepalanya sambil mencengkram ujung kaosnya. Dia menyesal hanya memakai jeans biru tua dan kaos putih berlengan panjang hari ini, namun tipis. Tubuhnya bergidik karena suhu mobil yang semakin dingin akibat cuaca saat itu juga.

Lelaki yang di sampingnya hanya menatap datar ke depan sambil membawa laju mobil dengan cepat. Membuatnya paham kalau lelaki disampingnya ini ingin cepat-cepat sampai.

Tanpa Lucy sadari, dia menggertakan giginya karena menggigil kedinginan.

Lelaki itu hanya melirik dari ujung mata dan berdehem. "Ambil jaket di dalam tas di kursi belakang. Pakai lah."

Lucy menoleh sebentar dan kembali menundukan kepalanya dalam diam. Tiba-tiba mobil berhenti dengan cepat menimbulkan decitan gesekan antara ban dan aspal. Sontak itu membuat Lucy langsung maju ke depan hampir menabrak dashboard di depannya. Nyawanya bisa melayang kalau badannya tidak tertahan oleh sabuk pengaman.

"Ambil jaket sialan itu dan berhenti menentang diriku!!!" Bentak pria di sampingnya penuh emosi yang sudah tersulut.

"Kenapa harus marah, Janson?" Ucap Lucy sambil beringsut ketakutan karena tatapan yang Janson berikan kepadanya.

Janson menurutnya sangat berubah, Janson yang di kenalnya lebih dari 3 bulan yang lalu begitu lembut penuh cinta terhadapnya. Tapi semakin lama waktu berjalan, seperti ada sesuatu yang mengubah Janson-nya itu.

MYSTERIOUS BOYFRIEND (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang