Prologue.

155 11 2
                                    

07:00 pm

Malam telah tiba, namun gadis cantik itu masih berkutat dengan sebuah buku sejarah di tangannya. Ya, jam sekolahnya memang telah berakhir sejak 2 jam yang lalu. Namun, tugas sejarahnya yang banyak itu membuat ia harus menenggelamkan pikirannya ke dalam tumpukan buku sejarah berhalaman tebal di depannya.

Merasa ada yang menepuk pundaknya dari belakang, ia pun menoleh dan melihat wanita paruh baya penjaga perpustakaan berdiri di hadapannya. Wanita itu menunjuk ke arah jam dinding kotak di sebelah pintu masuk perpustakaan.

Dan gadis cantik itu hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia baru sadar kalau telah 2 jam lamanya ia berada di perpustakaan. Wanita tua itu memberikan sebuah kunci kepada gadis muda di depannya.
Gadis cantik itu hanya tersenyum dan mengangguk kepada wanita tua di depannya.

Selepas itu, tinggallah gadis itu sendiri merapikan buku-buku yang berserakan di depannya. Ia mematikan lampu, pendingin ruangan, dan terakhir mengunci pintu masuk dan keluar perpustakaan.

Kini, tinggallah ia sendiri di sekolah. Ia melihat kesekeliling. Sekolahnya terlihat menyeramkan dengan cahaya seadanya. Lampu di setiap kelas pun sudah padam, hanya tersisa lampu di pinggir lapangan dan pos satpam. Ia terlihat gelisah menunggu kedatangan sang ayah semenjak 15 menit yang lalu. Bila selama 15 menit tadi ia masih bisa membunuh waktu dengan bermain game, maka sekarang ia hanya bisa duduk manis menunggu kedatangan sang ayah.

Pencahayaan yang sangat minim, di tambah dengan suara gemuruh dari langit disertai kilat yang menyambar membuat suasana semakin mencekam. Perutnya sangat lapar, namun ia teringat akan lezatnya makan malam buatan Ibunya. Sehingga, ia mengurungkan niatnya untuk mencari makanan di warung dekat sekolah.

Bug!

Ia mendengar suara benda jatuh. Namun, ia melihat seekor kucing keluar dari arah datangnya suara. Ia menghela nafas lega.

Ia mengecek ponselnya menerima pesan dari Ayahnya jika dalam 20 menit lagi ayahnya akan tiba.

Bug!

Kali ini suara benda jatuh itu lebih gaduh dari sebelumnya. Ia gelisah, angin malam ini semakin kencang mengibarkan surai hitam legamnya yang ia biarkan tergerai. Akhirnya, didukung rasa ingin tahu yang besar ia memutuskan untuk memberanikan diri melangkah mencari asal suara.
Ia melangkah perlahan, namun akibat pencahayaan yang minim, ia jatuh tersungkur dan ponselnya terpental beberapa langkah darinya. Lutut dan sikunya berdarah. Dan tanpa sadar setetes air matanya terjatu ke lantai. Ia mencoba, meraih ponselnya sambil merangkak. Tetapi, saat tangannya berhasil meraih ponselnya, sebilah pisau tajam mengarah ke pergelangan tangannya.

"Kalau kau berani mengambilnya, maka aku akan membuat kematianmu akan dikenang semua orang!" ujar seseorang berjubah hitam dari balik topeng seram di wajahnya.

"Siapa kau? Kenapa kau ingin membunuhku? Apa salahku?" Gadis itu berteriak lantang kepada wanita di depannya dengan berlinangan air mata.

"Banyak bicara, MATI SAJA KAU!!!" sosok misterius itu menancapkan pisau tepat di jantung gadis malang itu. Lalu ia mencongkel salah satu bola mata indah berwarna biru milik gadis malang di depannya. Ia menyingkirkan rambut panjang gadis itu dan membabatnya tanpa sisa. Lalu ia melihat name tag korbannya dan mencabutnya dengan gunting ditangannya.

"YASMIN ADELIA. Nama yang indah. Namun, kau sama seperti jalang di luar sana! Sama murahannya! Bitch!"

-

[A/N] : Hallo semua. Ini cerita pertama kami. Dan ini masih prolog. Jangan lupa Vote dan Coment setelah membaca. Kami sangat membutuhkannya. Kalian juga boleh kasih kritik dan saran.
THANK U~~

Puska Writer-


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang