Day ...

387 13 0
                                    

Tungku pembakaran tertutupi kayu-kayu yang dipaku menyilang. Abu dan arang perlahan terlapisi es yang putih dan mengepul. Ada jendela di sisi kiri, dan pintu disamping sofa abu yang dibiarkan menghadap tungku.

Seseorang duduk bersandar menatap lirih pada celah-celah kayu di jedela yang mulai tertutupi es. Udara makin lama makin menyesakkan saat pikirannya dipenuhi kilas balik hari pengalihan kekuasaan, ketika wanita itu di tempatkan di pusat kota. Tubuh kurusnya yang dipenuhi luka bersimpuh di atas panggung kayu, kedua tangannya terikat dengan sebuket bunga di dalam genggaman. Gaun lusuh yang kotor dan robek menjadi pakaian kehormatan.

Wanita itu menangis dalam diam, bibirnya terkatup, tatapan matanya amat sakit sebelum kelopak pucat itu tertutup dan ia dijatuhkan pada sebuah bak besar yang terbuat dari kaca. Aliran darah yang sebelumnya keluar dari bagian-bagian tubuhnya mulai mewarnai air. Tidak ada satupun manusia yang bicara saat itu, setidaknya sampai air mulai membeku di dalam bak, dan keberadaan wanita itu dianggap sebagai seni yang paling indah-kematian istimewa. Bak beku itu diangkat dan dipindahkan ke sisi bukit Anaphalis, kemudian ditenggelamkan di dalam tanah, sementara di sisi utara bau terbakar mengudara.

Dia masih duduk di sofa abu saat seluruh ruangan telah beku, uap dari embusan napasnya menjadi satu-satunya hal yang terus muncul dan menghilang. Sudah lebih dari seminggu sejak wanita itu dibekukan, dan dia tetap mengurung diri dalam belenggu kepedihan. Tidak bisa menangis dan mengungkapkan perasaannya yang kian hari kian menyakitkan. Bunyi berdesis terdengar dari tungku, diikuti asap dan api mulai berkobar. Tangannya yang terkulai perlahan membuka, kemudian mengepal, lalu seisi ruangan dipenuhi kobaran api. Bibirnya melengkung tipis sebelum semuanya habis.

Terinspirasi dari scene Suga di MV Fake Love. Enjoy it!!

Day ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang