Eunha seorang wanita yang baru menginjak umur 17 tahun. Eunha rasa saat ini waktunya untuk ia menjadi benar-benar dewasa. Masalah yang mulai bermunculan, lika liku kehidupan pun akan ia rasakan. Dulu sewaktu Eunha pertama kali masuk sekolah menengah keatas, Eunha mempunyai seorang kekasih yang sangat ia sayangi, begitupun kekasihnya. Eunha rasa hubungan ia dengan kekasihnya sangat singkat. Mereka sering sekali putus nyambung, kira-kira sudah 3 kali. Entah kenapa walaupun Eunha membencinya, tapi hatinya berbeda. Lelaki itu bernama Park Jimin. Hingga saat ini, Eunha duduk dibangku kelas 3 sekolah menengah keatas, Eunha bahkan belum mempunyai penggantinya. Semenjak berpisah darinya, rasanya lelaki setampan apapun takkan ia hiraukan. Eunha bahkan tidak sadar jika Jimin lah alasan ia seperti ini. Eunha menjadi wanita cuek, tak jarang laki-laki menyebutnya wanita sombong. Sungguh, Eunha tidak pernah perduli ketika banyak lelaki yang mulai memandangnya buruk.
Hari ini, tepat tanggal 1 Februari. Eunha kembali memikirkannya. Dulu, ketika Eunha baru berpisah darinya Eunha selalu meyakinkan dirinya untuk tidak lagi terlalu berharap ia kembali, nyatanya itu sulit.
Masih dihari yang sama, Eunha bertemu dengannya secara tidak sengaja disebuah toko buah. Eunha melihatnya berjalan dengan seorang wanita disampingnya. Rasanya Eunha ingin menghampirinya, tapi ia rasa ini bukan saat yang tepat. Tak lama, saat sedang memilih buah yang segar Park Jimin melihat Eunha lalu menghampirinya tapi tidak dengan wanita itu.
Jimin : hei, sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu ?
Eunha : oh annyeong (membungkukan badannya) a..aku baik, sangat baik
Jimin : kau sendiri ?
Eunha : ne, aku hanya sendiri
Jimin : sedang mencari buah apa ? Boleh aku bantu ?
Eunha : tidak, tidak perlu. Itu akan
merepotkanmu
Jimin : ah tidak, aku tidak merasa direpotkan.
Eunha : aku bisa sendiri (sambil tersenyum)
Jimin : kalo begitu biar aku temani
Eunha : bagaimana dengan wanita disana ? (Menunjuk wanita yang bersama Jimin tadi)
Jimin : jika sudah selesai dia akan mencariku
Eunha : apa tidak menyusahkannya
Jimin : tak usah pikirkan itu
Eunha : tapi.....
Jimin : biar aku bantu memilih buah yang segar (sambil memilih buah yang segar)Eunha dan Jimin pun berbelanja bersama, entah kenapa pada awalnya Eunha merasa canggung tapi beberapa menit kemudian Eunha dan Jimin justru bercanda bersama. Tak ada lagi canggung diantara mereka. Mereka saling menggoda saat sedang memilih buah. Tak lama kemudian wanita yang tadi bersama Jimin memanggilnya.
Seokyung : Jimin-ah (memanggilnya dari kasir yang tak jauh dari kasir tempat Eunha ingin membayar)
Jimin : eunha-ssi aku pergi dulu
Eunha : ne....
Jimin pun meninggalkan Eunha. Baru beberapa langkah Eunha kembali memanggilnya.
Eunha : oppa
Jimin : ne ?
Eunha : gomawo
Jimin hanya melemparkan senyuman kepada Eunha lalu pergi.Keesokan harinya disekolah, Eunha terus memikirkan hari kemarin bersama Jimin. Tak lama temannya datang.
Yein : Eunha-ya kau sudah mengerjakan tugas kemarin ?
Eunha tak juga menjawab, ia justru terus senyum-senyum sendiri.
Yein : Eunha-ya (melambaikan tangannya tepat didepan wajah Eunha)
Eunha tidak juga sadar, sampai akhirnya Yein menepuk pundak Eunha.
Yein : Eunha-ya.
Eunha pun terkejut dan tidak sengaja menyenggol buku yang ada disampingnya.
Eunha : o kau Yein, waeyo ?
Yein : tugasmu
Eunha : tugas ? Ada apa dengan.... Ah aku lupa tugasku belum aku kerjakan (Eunha pun menjadi panik)
Yein : terus saja mengkhayal sampai kau lupa tugasmu
Eunha : ah bagaimana ini ? Aku bisa dihukum karna ini
Yein : ini tugasku, cepat kerjakan sebelum bel berbunyi
Eunha : aku boleh melihat milikmu ?
Yein : kau kira aku tega membiarkanmu dihukum sendiri ?
Eunha : Yein-ah gomawo, kau terbaik (sambil memeluknya)
Yein : tapi kau harus ingat, hanya sekali ini saja aku mau memberikan tugasku untuk kau salin
Eunha : ne, aku tidak akan seperti ini lagi Yein-ah
Yein : ara, aku ingin ke toilet. Selesaikan cepat
Eunha : ne..Setelah Eunha selesai mengerjakan, bel masuk pun berbunyi dan pelajaran segera dimulai.
Singkat cerita, saat pulang sekolah Eunha pergi ke salah satu toko buku dekat sekolahnya. Saat sedang memilih buku tiba-tiba seseorang datang dari arah belakang dengan menutup kedua matanya.
Eunha : nuguya ?
Jimin : jeoyo
Eunha : Jimin oppa ?
Jimin : ne (melepaskan tangannya dan tersenyum)
Eunha : sedang apa disini ?
Jimin : aku sedang lewat sini dan melihatmu masuk ke toko ini, jadi aku menghampirimu.
Eunha : untuk apa menghampiriku ? Apa ada sesuatu yang ingin kau beritahu ?
Jimin : tidak, aku hanya ingin menemuimu
Eunha : araseo
Jimin : apa yang kau lakukan disini ?
Eunha : mencari buku untuk mengerjakan tugas sekolah ku.
Jimin : mau aku bantu ?
Eunha : aniyo, aku sudah menemukannya (menunjukkan bukunya) aku akan membayarnya.
Eunha pun menuju ke kasir untuk membayarnya. Setelah selesai membayar.
Jimin : aku akan mengantarmu pulang
Eunha : tidak perlu, aku bisa pulang sendiri
Jimin : jangan menolak (menarik tangan Eunha)
Setelah sampai di rumah Eunha.
Eunha : gomawo
Jimin : ne, aku pulang dulu.
Eunha : ne, hati-hati dijalan
Jimin pun melambaikan tangannya saat pergi.
Keesokkan harinya Jimin yang sedari kemarin bersikap baik padanya dan selalu menghubunginya kini mulai berubah. Eunha terus memikirkannya mengapa ia berubah begitu cepat.