Bagian 1 - saksial

71 3 0
                                    

Bisa dibayangkan panasnya siang hari di kota Jakarta, motor saling salip menyalip disetiap celah kecil, dan mobil buru-buru membunyikan klakson mereka. Macet. Ya itu kata yang sering sekali hinggap ketelingaku. Aku mengenakan baju lengan panjang berwarna biru muda berpadu celana panjang hitam. Berboncengan motor dengan teman satu kompleksku, menuju sebuah Universitas. Disana ada sebuah acara COSPLAY (costume player), pokoknya ala Jepang gitu deh.

"Yov, minggir situ bentar dong. Panas banget nih sumpah. Aus tau gue." Yovina adalah teman satu kompleksku, ia memakai baju putih polos dengan lengan pendek, jaket merah dan celana coklat muda. "Ide bagus, far! Gue juga aus."

Yovina mengendarai motor kearah pinggir jalan yang sedikit terkena teriknya matahari siang hari, lalu mengeluarkan botol minum dari tasnya dan setelah meneguk air minum itu, ia memberikan kepadaku. Tiba-tiba ponsel Yovina berbunyi, ia mendapat telepon dari teman-teman sekolahnya.

Aku mendengar Yovina berbicara dengan lawan bicaranya ditelepon, sepertinya temannya itu menanyakan dirinya sedang dimana. "Gue lagi dipinggir jalan lampu merah terakhir nih. Lag istirahat bentar, aus banget. Nanti gue kabarin lagi kalo gue udah sampe. Bye." Ucap Yovi mengakhiri teleponnya.

Yovina memasukannya kedalam kantung jaket, "Lanjut jalan ya far? Lo udah gak aus kan?" tanyanya menoleh kearahku, "Oh, oke. Jalan aja. Gue udahan ko ausnya." Jawabku menaruh botol kedalam tasnya. Yovina melajukan motornya dengan cepat, tentu saja dengan hati-hati.

Sesampainya di Universitas itu-setelah begitu banyak melalui jalan macet, beberapa lampu merah dan udara yang panas-Yovina memarkirkan motornya ditempat yang disediakan. Aku merapihkan pakaian dan juga rambutku yang berantakan setelah memakai helm, "Udah rapih belom, Yov?" tanyaku yang masih melihat dandanan diri sendiri dikaca spion motor yang mungil itu. Yovina mengangkat ibu jarinya sembari mengedipkan mata, "Udah cakep banget!". Setelah selesai merapihkan diri dan mrngunci motor, Yovina langsung menelepon teman-temannya yang sudah lebih dulu sampai.

Kami berjalan beriringan menuju tempat acara berlangsung. Ternyata acara itu tepat ditengah kampus, kami berjalan lumayan jauh dari tempat parkir ke tengah kampus, dan beberapa menit kemudian sampailah kami ditempat yang ramai orang.

Berbagai 'cosplay' berfoto bersama pengunjung. Yovina membuka ponselnya dan mengetik sebaris kata, lalu ia pamit ingin mencari teman-teman Komunitasnya. Alhasil aku mengitari stand-stand sendirian, haaah sedih banget sih gue! Andai teman-teman gue pada mau kesini.... pikirku sambil menghembuskan nafas yang agak panjang.

BRUUK.

Saat sedang merenungkan nasib sial yang kualami, seorang cowok tinggi berbadan prosional dan berkacamata dengan mengenakan kostum salah satu anime menabrakku, untunglah aku tidak jatuh bisa malu nantinya. Terlihat jelas kalau dia sedang buru-buru, dia meminta maaf tanpa menoleh kearahku sembari berlalu dengan cepat menjauhi stand-stand yang ramai orang ini. Kenapa ya dia? Aku berpikir sambil melanjutkan berkeliling.

Lama sudah aku menyusuri jalanan yang ramai dengan orang-orang dan beberapa stand makanan, minuman sampai aksesoris, tanganku sudah mulai penuh dengan satu minuman dingin dan beberapa pernak pernik lucu. Akhirnya rasa pegal menyergap kakiku dan akhirnya aku memutuskan untuk duduk ditempat teduh, agak jauh dari keramaian orang. aku melihat dari kejuhan, Yovina dan para temannya masih bersemangat jingkrak-jingkak dengan kegilaan mereka didepan panggung yang tak begitu luas dan sedang melantunkan sound track film anime.

"APAAN SI LO? GUE GAK SUKA KAYAK BEGINI!" Bentak seorang cowok, suara itu mengagetkanku dan refleks aku menoleh kearah empunya suara, terdapat sepasang manusia. Cowok tinggi dan rambutnya yang agak berantakan-seperti cowok yang sering nongkrong dipinggir jalan-dan didepannya ada sesosok cewek tingginya hanya seketiak sicowok yang berada didepannya dan berambut coklat lurus panjang sepunggung.

Sepertinya sedang bertengkar, cewek itu membalas si cowok dengan nada yang ketus dan tatapan mata yang sengit, "Apa salahnya sih lo pake ini? Gue suka! Ini kan..." belum sempat cewek itu melanjutkan omongannya, si cowok sudah menyudutkannya dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya yang besar dan kuat, "Lo baru tunangan gue, kelakuan lo udah seenaknya begini. Lo pikir semua cowok bakal suka sama lo? Jangan pernah sekalipun mikir begitu." nada ditekankan cowok itu, benar-benar membuat jantungku berdetak kencang.

Eh dia kan cowok yang tadi nabrak... belum sempat memikirkan lebih panjang, cowok itu melihat kearahku dengan tatapan tajam. Kali ini ia tanpa kacamatanya dan kostum yang tadi dikenakannya telah berganti kemeja biru tua bergaris-garis dengan celana jins panjang berwarna biru langit.

"Heh cewek! Lo denger baik-baik ya, gue akhirin tunangan gue sama cewek yang suka seenaknya ini!" ia menunjuk cewek didepannya.

Aku langsung membuka mata lebar-lebar sambil menunjuk diri, ada rasa kaget, takut, nyesel sudah berada disini, semua beraduk jadi satu, "A.. eh sa..saya?" tanyaku terbata-bata. "Iyalah, siapa lagi cewek selain lo dan cewek ini. Lo saksi atas pemutusan gue ini." Dia berjalan keluar menuju ramai orang. Wajahnya terlihat dingin, gak ada tanda-tanda kebaikan diwajahnya.

Cewek yang ditinggalnya terpaku kemudian mencopot paksa cincin dijari manisnya yang lentik itu dan membanting keras cincin perak berlambang hati itu. Ia menangis sambil menyumpahi mantan tunangannya. Aku langsung undur diri dari sana dan panik karena dijadikan sebagai saksi atas pemutusan itu.

Saat aku mau menelpon Yovina meminta agar secepatnya pulang, ponselku malah menghilang begitu saja. Kepanikanku meningkat, mataku berkeliaran mencari Yovina, aku berjalan terus menerobos banyaknya orang yang berdiri didepan panggung menantikan acara utama yaitu perlombaan COSPLAY. Nyerah mencari dikerumunan orang didepan panggung, akhirmya aku mencari dijalanan yang terdapat stand-stand berdiri, aku terus berjalan dengan perasaan yang panik. Bau makananlah yang menghentikanku, dan memesan satu porsi mie ramen dan sebotol air mineral. Perutku sudah meminta untuk diisi.

Ternyata emang dasar perut orang Indonesia, belum makan nasi itu sama dengan belum makan. Jadilah aku keluar acara itu dan mencari makanan lain yang lebih mengenyangkan. Tapi, gak ada satupun berjualan nasi. Dengan terpaksa aku masuk lagi ke acara itu sembari mencari yovina.

Kepisah sama Yovina, kena tumbal jadi saksi pemutusan tunangan orang, handphone ilang, perut masih keroncongan, duit habis. Halah sial nian nasib ku inih mak. Capek muter-muter dan akhirnya tidak bertemu Yovina, akupun duduk dilantai koridor kampus itu. Pengin nangis rasanya, tapi malu. Tiba-tiba ada suara cowok, "Hai, saksi." Aku nengok dengan sangat perlahan, detak jantungku meninggi serta angin disekitarku seakan berhenti berhembus. Waduh tuh cowok ngapain masih disini? Dan tadi dia manggil gue apa? Saksi?! Aaaaàh gak mau!!

Aku menghampiri cowok itu dengan takut-takut, aku punya firasat kalo nih cowok kasar banget sama cewek. Gak mau cari gara-gara ah, takut pulang tinggal nama. "Ikut gue, lo bakal jadi saksi didepan orang tua gue dan orang tua mantan tunangan gue." Ungkapnya tanpa basa-basi. Lagi-lagi aku ingin nangis, kali ini nangis sampe amnesia. Biar aku lupa ada kejadian apa hari ini. Dia menarik lenganku dengan paksa, sampai rasanya sakit.

Aku berjalan didepannya, dia bilang nanti aku bakal kabur makanya aku disuruh jalan didepan. Nanti dia yang kasih tau arahnya. Saat melihat ada tikungan, aku bertanya "Belok? Atau lurus?" tanyaku dengan nada takut dan ragu. Dia gak menjawab pertanyaanku, sampai aku harus melihat kebelakang untuk memastikan dia masih dibelakanggku atau tidak. Dia mengangkat kepalanya dan melihat kearahku dengan tatapan kesal dan berdecak keras. "Berisik banget dari tadi. Udah jalan aja! Nanti kalo gue bilang belok yah belok!" Ujarnya kesal. Aku kembali menghadap depan berjalan lurus dengan harapan cepat membereskan masalah ini agar aku tak perlu bertemu dengannya lagi.

Dia mengendarai mobilnya dengan laju yang cepat, jalanan juga tidak terlalu macet.

---------

Test test...
Halooo ada cerita baru nih, mayan ngabisin waktu kosong😳😳

terima kritik dan saran😉😉
-Keselbgt

The Man Is SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang