Part 2

194 23 1
                                    


Baekhyun POV

Gadis itu benar-benar ada di sini, takkan kubiarkan orang yang bisa mengancam rencanaku tetap hidup. Melihat reaksi Taehyung tadi, sepertinya gadis itu belum memberitahu padanya mengenai racun yang kuberikan. Walau begitu, cepat atau lambat gadis itu pasti akan memberitahu Taehyung akan kebenarannya, sebelum semuanya terjadi aku akan terlebih dulu membuat gadis itu bungkam untuk selamanya. Saat aku bersiap untuk membunuh gadis itu seketika suara seseorang memanggil membuatku mengurungkan diri untuk membunuh gadis itu, tidak disaat ada seseorang di sekitarnya.

"Joohyun-ah!" Terlihat bahwa Taehyunglah orang yang memanggil tadi menghampiri gadis itu, ternyata nama gadis itu adalah Joohyun.

Mereka terlihat dekat walau baru beberapa hari gadis itu berada di istana setelah kejadian aku hampir membunuhnya di hutan. Sepertinya aku tak bisa membunuhnya segampang pemikiranku karena sepertinya ia selalu berada di dekat Taehyung.

Baekhyun POV END

Joohyun POV

Semilir angin menghempaskan rambutku pelan menutupi sebagian wajahku, membuatku harus membenahi rambutku ke belakang telinga untuk tidak menutupi wajahku lagi. Berjalan pelan seorang diri di taman istana yang indah ini dengan begitu banyak pertanyaan berada di benakku tentang semua kejadian ini, membuatku bingung dan tanpa sadar terdengar suara seseorang memanggilku.

"Joohyun-ah!" Menoleh ke arah samping, aku bisa melihat bahwa Pangeran Taehyunglah yang memanggilku dan ia berjalan ke arahku dengan senyumannya yang selalu aku sukai itu menambah kadar ketampanannya. Tapi pada saat ini bisa terlihat jelas bahwa Pangeran sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja walaupun ditutupi oleh senyumannya, raut wajahnya yang terlihat jelas menggambarkan dengan pasti bahwa Pangeran sedang melewati masa sulitnya saat ini.

"Ya, Pangeran." Aku tersenyum dan membalas sapaannya.

"Apa yang kau lakukan di sini seorang diri?" Tanya Pangeran yang sudah berada di depanku.

"Aku hanya menikmati keindahan taman ini, Pangeran." Jawabku mengikuti langkah Pangeran untuk berjalan di sekitar taman.

"Aku meminta maaf padamu, pasti kau merasa jenuh tinggal di istana ini, apalagi suasana di sini sekarang sangat tidak nyaman untukmu bukan?" Ucap Pangeran lalu melihatku tanpa menghentikan langkahnya.

"Bukan seperti itu, Pangeran aku nyaman tinggal di sini, sungguh sangat nyaman. Aku mengerti dengan kondisi saat ini dan aku tidak akan menyulitkanmu." Aku tersenyum padanya dan menundukkan kepalaku.

"Seperti itukah? Syukurlah kau merasa nyaman di sini tapi, kau sama sekali tidak menyulitkanku, kenapa kau berpikiran seperti itu?" Ia menghentikan langkahnya dan membuatku ikut menghentikan langkahku juga.

"Pangeran terlihat sedang tidak baik-baik saja sekarang, dan aku tidak mau menambah bebanmu lagi dengan kehadiranku yang hanya orang asing di sini."

"Hey, bukankah sudah kubilang, kau sama sekali tidak menyulitkanku apalagi menjadi beban untukku, dengan kehadiranmu di sini sudah sangat menghiburku, sekarang angkatlah wajah cantikmu dan lihat aku." Mendengar itu seketika pipiku merona akan pujiannya, akupun mengangkat wajahku melihat ke arahnya.

"Kau tak perlu merasa seperti itu lagi, ok? Dan apakah kau sudah makan?"

"Aku belum makan, bagaimana dengan, Pangeran?"

"Aku juga belum makan, kalau begitu ayo, kita isi perut kita sejenak." Ucapnya yang lagi-lagi mengumbar senyum hangatnya, walau sekarang ia sedang tak baik-baik saja, dan sepertinya senyum itulah yang membuat semua orang menyukainya.

Struggle PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang