TEN

5.7K 528 39
                                    


Namja cantik bernama Jung Jaejoong itu tampak sibuk siang ini. Bibir cherry-nya yang penuh bergumam tidak jelas dengan kedua mata besarnya yang memperhatikan tulisan yang ada pada majalah tersebut. Tubuh mungilnya yang tampak ringkih bersandar pada troli belanjaan miliknya.

Ah, membeli bahan masakan eoh?

  "Hmm, lalu beri rum satu sendok makan" Namja cantik itu mengangguk-anggukkan kepalanya lucu.

Ia menutup majalah tersebut dan mendorong trolinya menuju bagian bahan makanan. Namun mendadak langkah kakinya terhenti. Ia mengerutkan dahinya seraya berpikir.

Aigoo, mendadak ia ingin makan gulali rasa melon.

Jaejoong merogoh saku celananya dan meraih ponsel layar sentuhnya. Menghubungi sang kekasih yang mungkin saat ini sedang sibuk di kantor.

  "Yeoboseyo?"

  "Yunnie, Joongie mau gulali rasa melon!"

Terdengar suara helaan nafas pelan dari sana. Membuat namja cantik itu mempoutkan bibirnya tanpa sadar.

  "Ne, Siwon akan mengantarkannya untukmu"

  "Ani! Joongie mau Yunnie yang antar!"

  "Boo---"

  "Titik!"

Sambungan telepon itu putus seketika. Jaejoong mendengus kesal untuk yang kedua kalinya. Namja cantik itu mendorong trolinya dengan kasar dan segera berjalan menuju kasir. 

Aish, persetan dengan rum sialan itu! Mood-nya hilang seketika.

Dasar beruang!

  "Ini saja, Nyonya?"

Jaejoong semakin mengerutkan dahinya mendengar sebutan itu. Namja cantik itu merasakan jemarinya bergetar. Ia baru saja hendak membentak wanita yang menjadi kasir itu, namun rasa sakit yang menyerang perutnya mendadak membuatnya kelu. Jaejoong merasakan kedua kakinya lemas. Ia mengerjapkan mata besarnya menyadari beberapa pengawal yang mengikutinya sejak tadi kini berteriak panik memanggil namanya.

Jaejoong menunduk, membulatkan kedua mata besarnya dalam lemah.

Selangkangannya berdarah.


-------


  "Ngh.."

Jaejoong mengerjap-kerjapkan mata besarnya seraya mengeluh. Kepalanya terasa pusing. Pelipisnya berkeringat. Namja cantik itu menolehkan wajah cantiknya ke arah kanan. Menatap sesosok lelaki tampan yang tampak gagah sedang menatap tajam dokter yang masih memeriksa tubuhnya. Dokter berkacamata itu tampak gugup menyuntik pasiennya kali ini.

Demi Tuhan, mata musang yang tajam itu terus mengintimidasinya tanpa henti!

Bahkan pria berjas mahal itu memerintahkannya agar tidak menyentuh kekasihnya yang terbaring lemah.

Bagaimana ia bisa?

  "Yunnie.." Lirih Jaejoong nyaris tidak terdengar.

Namja tampan itu menoleh. Menatap dingin Jaejoong yang memanggil namanya. Kemudian ia kembali memperhatikan sang dokter yang mulai berkeringat dingin.

  "Akh!" Rintih Jaejoong memekik.

Jarum suntik itu menusuk tajam venanya. Dokter tersebut terkejut. Ia sontak menarik kembali suntik tersebut. Darah Jaejoong merembes pelan dari lengannya. Yunho yang melihat itu segera menarik kerah kemeja sang dokter dan meninjunya tanpa ampun. Membuat ruang lengang itu menjadi berisik dalam sekejap.

TENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang