Trap

792 95 28
                                    

Halo halo, ini fanfic pertama saya di wattpad :'v mohon kritik&sarannya :'''
Yha, karena saya bingung mau publish fanfic yang mana dulu, jadi yang ini dulu aja deh :v

*kemudian dia bingung mau ngetik apa buat pembukaan lagi*

Oke, daripada pusing, mending langsung baca aja~

Trap
Hokuto Hidaka x Readers
Fandom: Ensemble Stars
Oneshot

_-_

"Aku itu berdarah dingin. Coba saja kalian pegang tanganku,"

Pemuda berwajah datar itu mengulurkan kedua tangannya kepada dua temannya yang sedang takjub.

"Hee? Benarkah?" tanya yang bersurai oranye.

"Karena darah dingin, kulit pun juga dingin?" tanya yang berkacamata.

Pemuda beriris biru itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Si oranye dan si kacamata menggenggam tangan si datar. Mata mereka membulat kagum.

"Wah, iya benar! Tangannya dingin!" pekik Akehoshi Subaru a.k.a si oranye. Makoto Yuuki, alias si kacamata, mengangguk setuju. Hidaka Hokuto, si datar, terkekeh.

"Kan sudah kubilang," ucap Hokuto. Subaru dan Yuuki masih menggenggam tangan Hokuto.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan, sih?" tanya si... er... panggilan apa yang cocok untuk si manik hijau? Oh ya, si manik hijau.

"Mereka sedang membuktikan bahwa aku itu berdarah dingin atau tidak," jelas Hokuto. Si manik hijau(Isara Mao) sweatdrop.

'Sejak kapan Hokuto jadi konyol begitu?' batin Mao. Sweatdrop sebesar kutil itu membesar menjadi serupa biji jagung.

"Coba pegang tanganku untuk membuktikan apakah aku ini berdarah dingin atau tidak," Hokuto mengulurkan tangannya pada Mao. Sweatdrop serupa biji jagung itu membesar menjadi seukuran biji mangga(Readers: kegedean plz).

'Oke, sekarang aku tahu kenapa setiap ada sesi pemotretan dia selalu mengulurkan tangannya. Posenya seakan-akan mengatakan 'Coba pegang tanganku untuk membuktikan kalau aku berdarah dingin',' batin Mao sweatdrop. Sementara Hokuto masih menunggu Mao untuk menjabat tangannya.

"Kau ini apa-apaan, sih? Sudahlah, aku mau pulang,"

Mao berjalan pergi meninggalkan kelas itu. Subaru dan Yuuki berjalan mengikuti Mao. Hokuto hanya terdiam di tempat.

Setelah Mao, Subaru, dan Yuuki menghilang dari pandangannya, Hokuto menatap ke arah pintu. Selama beberapa menit sampai matanya terpaku pada seorang gadis yang tengah berjalan melewati pintu kelasnya.

Hokuto melangkah keluar kelas.

"[Your name]!" panggilnya. Gadis bernama [Your name] itu menghentikan langkahnya. Kepalanya menengok ke arah Hokuto.

"Hokuto-kun? Ada apa?" tanya [Your name]. Hokuto berlari kecil ke arah gadis bersurai [Hair Colour] tersebut.

"Coba pegang tanganku untuk membuktikan bahwa aku berdarah dingin atau tidak," ucap Hokuto to the point. Sebuah tanda tanya muncul di atas kepala [Your name].

"Hee? Memangnya bisa diukur dari genggaman tangan?" tanya [Your name]. Hokuto mengangguk sebagai jawaban.

"Hmm, baiklah,"

Dengan ragu, [Your name] menggenggam tangan Hokuto. Wajahnya sedikit memerah saat tangan Hokuto juga menggenggam tangannya. [Your name] pun mulai merasakan suhu tangan Hokuto.

"Iya, tanganmu dingin," ucap [Your name]. Dia ingin melepas genggaman tangannya dari tangan Hokuto, namun tangan Hokuto masih menggenggam tangannya.

"Ho-hokuto-kun, bi-bisa kau lepaskan tanganku?" tanya [Your name] sambil berusaha menarik tangannya. Hokuto terdiam.

"Ini jebakan,"

Setelah mengatakan itu, Hokuto menarik tangan [Your name]. Spontan, tubuh [Your name] tertarik ke arah Hokuto. Dia menubruk Hokuto. Membuatnya panik sendiri.

"Ho-hokuto-kun,"

Hokuto menarik dagu [Your name]. Selama beberapa detik mereka saling mengamati iris satu sama lain, Hokuto mendekatkan wajahnya pada [Your name]. Dengan bodohnya [Your name] malah terdiam karena dia malah sibuk memikirkan hal lain seperti 'Nanti aku makan apa ya di rumah?'.

Cup.

Hokuto menjauhkan wajahnya dari wajah [Your name]. Dia melepas genggaman tangannya dan melenggang pergi meninggalkan [Your name] yang diam membeku dengan wajah memerah padam.

"Ho-hokuto-kun! A-apa yang kau..."

[Your name] tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Memikirkannya saja sudah membuatnya memerah padam dan jantungnya berdetak dengan cepat.

Hokuto tidak memperdulikan panggilan [Your name] dan tetap berjalan dengan wajah yang dihiasi oleh senyuman kecil.

~Owari~

Oke sip, karena kalian udah pada baca, jangan salahkan saya jika mata kalian katarak :v *buang diri*
Eh ada tanda bintang apa tuh di pojok? Penasaran? Coba pencet deh :v *author dibuang ke laut*

Trap [Hokuto Hidaka x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang