Ke Puncak

5.6K 112 20
                                    


Hari ini aku dan teman-temanku akan pergi liburan. Oh, ya, namaku Chaeryn, tapi biasa dipanggil Cheryn. "Dimana sih Hona?" Tanya Tasya tak sabar. "Sabar, sebentar lagi juga pasti muncul." Hibur Ayeon. "Itu dia orangnya." Sambung Nia. "Maaf teman-teman tadi macet di jalan." Kata Hona. "Ya sudah ayo naik, aku dari tadi sudah menunggu di mobil lho.." Kataku mengingatkan.

Kamipun mulai perjalanan, tujuan kami adalah berlibur di puncak. Aku yang menyetir, tapi kadang bergantian dengan Ayeon. "Ini belok mana nih, Hon?" Tanyaku pada Hona. "Eum... kiri." Jawab Hona. Kami terus berjalan lurus karena setelah itu tidak ada belokan. "Bukanya seharusnya kita berjalan naik ya ?" Tanya Nia. "Iya, ini kok malah jalanan turun. Nah, Hona apa yang kamu perbuat sekarang." Tambah Tasya. "Aku yakin ini jalanya, lurus saja pasti sampai kok." Kata Hona

Kami terus berjalan, hingga akhirnya kami dinyatakan tersesat. "Huh, ini sih bukan liburan." Keluh Tasya. "Hari sudah larut, kita tidak mungkin selamanya ada di mobil." Kata Ayeon. "Eh, lihat ada rumah kayu." Kataku. "Kelihatanya gak ada yang nempatin" sambung Hona. "Kita coba lihat dulu." Kataku. Saat kami mencoba masuk kedalam, ternyata rumah itu sangat besar dan tak ada orang didalamnya. Kami memutuskan untuk istirahat disana.

"Aku dan Ayeon, akan jalan-jalan keluar, apa ada yang mau ikut?" Ajak Tasya. "Sudah larut kalian mau kemana ?" Tanyaku. "Ya, sudah kalau tidak mau ikut." Balas Ayeon cuek. Tidak lama setelah kejadian itu... "Srek..srek...srek..." "Dengar, itu seperti langkah kaki orang diseret." Kata Hona ketakutan. "Tidak apa, mungkin dia adalah pemiliknya. Ayo kita lihat, kita harus minta ijin untuk ini." Kataku.

Saat kami mencoba melihatnya dari jendela, kami sangat terkejut melihat orang berbaju putih, dengan muka yang telah membusuk, yang hanya memiliki satu kaki. Hona tergeletak lemas ketika melihat hal itu. Kami berusaha menenangkan Hona. "Ayo pergi saja, sesuatu yg aneh pasti akan muncul kembali." Kata Hona ketakutan. "Kita harus menunggu Tasya dan Ayeon kembali." Kataku.

"Tok, tok,tok." "Itu pasti mereka." Kata Hona. "Sebaiknya kita intip dulu di jendela, bisa saja itu bukan mereka." Kata Nia yang sepertinya juga mulai takut. "baiklah itu benar." Balasku. Benar saja, saat kami melihatnya ternyata adalah seorang nenek dengan pungung yang berlubang, yang menejutkan lagi adalah nenek itu tidak punya kepala.

Hona tergeletak pingsan, dan saat itu nenek itu memaksa untuk masuk. Pintu sudah mulai terbuka, aku pun langsung mendorong pintu agar pintunya tidak terbuka. Setelah lama menindihi pintu, akhirnya tak ada suara lagi. Tiba-tiba "tok tok tok" terdengar suara orang mengetuk pintu lagi. Saat kami mengintip di jendela...


Kira-kira siapa ya, yang ada diluar rumah kayu itu?

Penasaran ?

Baca part selanjutnya yah...

Tragedi di Rumah KayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang