Happy Reading
♥♥♥♥♥
Doo Joon menyesap Cappuccino yang sudah mulai dingin. Dia mengamati dua orang gadis yang sedari tadi sepertinya sedang bersitegang. Dari tempat duduknya di pojok, dia bisa mengamati dan mendengar percakapan mereka dengan jelas. Sepertinya mereka pasangan Yuri.
"Please...lepaskan aku, aku ingin kembali menjadi wanita normal." Kata Yeoja berambut panjang bergelombang. Sementara wajah yeoja dengan potongan dan penampilan mirip namja hanya diam dengan wajah membeku mendengar kata-kata yeoja di depannya.
"Dan kita akhiri semuanya." Lanjut yeoja berambut panjang. Yeoja berambut pendek masih diam tapi tangannya mengepal. Yeoja berambut panjang berdiri dan mulai melangkah.
"Jamkan..." Yeoja berambut panjang berhenti dan berbalik memandang ke arah yeoja berambut pendek.
Yeoja berambut pendek terlihat melepaskan kalung di lehernya dan cincin di jarinya. Kemudian melangkah ke arah yeoja berambut panjang, dia meraih tangan yeoja itu dan di lepaskannya cincin yang ada di jarinya setelah itu dengan sekali sentakan dia melepaskan juga kalung yang di pakai yeoja berambut panjang. Kemudian yeoja berambut pendek membisikkan sesuatu di telinga yeoja satunya.
Doo Joon melihat muka yeoja berambut panjang itu sedikit memucat, tidak seperti sebelumnya yang terlihat percaya diri sewaktu memutuskan hubungan. Kini yeoja berambut pendek itu melangkah keluar dan ketika melewati tempat sampah dia membuang sesuatu dari tangannya. Doo Joon menduga sepertinya itu adalah kalung dan cincin yang tadi di lepasnya.
Doo Joon berdiri dari tempat duduknya, melangkah keluar dari Caffe dan di ikutinya langkah yeoja berambut pendek tadi. Hebat juga gadis itu menahan emosi, bahkan bisa membalik situasi dari dia yang tadinya di campakkan jadi dia yang meninggalkan pasangannya.
Doo Joon berusaha menjajari langkah gadis itu yang sekarang berhenti karena lampu merah. Sekilas Doo Joon melihat wajah itu sedikit pucat tapi tidak ada air mata. Lampu hijau menyala, kembali gadis itu melangkah ternyata tujuannya adalah tempat parkir yang ada di seberang. Untung saja tadi Doo Joon memarkir mobilnya di situ. Belum sampai di tempat parkir gadis itu terhuyung. Sebelum gadis itu limbung dan jatuh Doo Joon dengan sigap meraih pinggangnya. Gadis itu pingsan di dekapan Doo Joon.
"Hya...." Doo Joon menepuk pelan pipi gadis yang ada di pelukannya. Doo Joon terkejut sewaktu jarinya menyentuh wajah gadis itu. Wajah itu panas membara. Dengan segera di gendongnya gadis itu dan di bawanya ke mobil. Sesaat kemudian Doo Joon melaju dengan kecepatan tinggi ketempat praktek kakaknya.
➰➰➰♥♥➰➰➰
"Noona..." Sampai di tempat kakaknya Doo Joon buru-buru membopong tubuh yeoja yang belum ia ketahui namanya.
"Hya...Yoon Doo Joon, neo. Ne yeoja nugunde?" Kakak Doo Joon buru-buru membuka ruang prakteknya.
"Molla." Doo Joon membaringkan tubuh itu di ranjang praktek.
"Molla?" Kakaknya langsung menangani gadis itu. Doo Joon keluar dari ruangan itu, biasanya kakaknya jam segini sudah hampir tutup . Suster dan apoteker yang di pekerjakan kakaknya juga sudah pulang. Beberapa saat kemudian kakaknya keluar.
"Untuk sementara biarkan dia istirahat." Kata kakaknya.
"Bagaimana dia?" Doo Joon mengangguk ke dalam ruangan.
"Dia hanya kelelahan, tadi dia sudah sadar, Noona memberinya obat penurun panas yang akan membuatnya tidur beberapa jam kedepan." Jelas kakaknya.
"Ah... Noona sudah minta tolong ahjumma untuk membuat bubur, nanti dia antar kesini." Lanjut kakaknya sambil menaruh beberapa obat di dalam plastik kecil-kecil.
YOU ARE READING
The Onnocent One
RomanceLove sometimes come like a dream and leaves like a nightmare