I

45 6 3
                                    

Apa pendapat kalian, jika setiap jam istirahat, ada seseorang yang selalu menduduki bangku kalian tanpa izin.. Dan ia terus berada disitu sampai jam istirahat berakhir?

Menyebalkan bukan?

Itulah yang ku alami.

Roy, seorang lelaki tampan, pintar, dan populer di kalangan para gadis. Lelaki itulah yang selalu menduduki bangkuku tanpa izin setiap hari. Dan karena ia duduk disitu, semua teman-temannya, pun ikut duduk di sekitarnya.

Dan apa yang aku lakukan?

Diam.

Ya. Hanya diam.

Aku mungkin bisa saja mengatakan "itu bangkuku, bisakah kau pergi?".. Tapi sayangnya aku tidak seberani itu.

Aku hanyalah seorang perempuan cupu, yang berkacamata cukup tebal, dengan rambut yang selalu ku kepang di dua sisi.

Jika aku berani mengatakan kata-kata itu kepadanya, sama saja dengan aku mencari mati. Mengingat Roy mempunyai banyak teman perempuan yang hmm-- kau taulah seperti apa sifat mereka.

Dan di sini lah aku. Duduk diam di bangku kantin, di temani es teh manis dan Lily, teman baikku.

"Hey! Mau sampai kapan kau melamun seperti itu? Bell sudah berbunyi daritadi, kau tau." Ucap Lili menatapku kesal, sambil berkacak pinggang.

"Hah .. Eh? Benarkah? Yasudah, ayo kita ke kelas." Ucapku lalu berdiri dan berjalan menuju kelas bersama Lily.

Ketika aku baru saja berada di depan pintu kelas, aku melihat guru yang akan memasuki kelasku sedang berjalan menuju kelas dari arah yang berlawanan denganku.

"Hey! Sedang apa kalian di luar? Tidakkah kalian dengar bell sudah berbunyi? Cepat masuk kelas!!" Ucap Pak Rony kasar.

"Ehh .. Eh. Iya Pak." Ucapku dan Lily berbarengan. Lalu kami langsung berlari menuju bangku masing-masing.

Ahh.. Akhirnya aku bisa menduduki bangkuku lagi.

Yahh.. Walaupun agak terasa hangat. Karena, Roy yang terlalu lama menduduki bangku tersayangku ini.

Tapi tak apa lah.

"Anak-anak, hari ini bapak tidak bisa mengajar kalian, karena bapak ada perlu dengan kepala sekolah, jadi tolong ringkas bab 5 di buku catatan. Di kumpul, ketika jam pelajaran selesai." Ucap Pak Rony tegas, lalu ia langsung berjalan menuju pintu kelas.

Hhh.. Nyatat lagii..

Ketika aku sedang merogoh laci mejaku untuk mengambil buku catatan, tanganku tak sengaja menyentuh sebuah benda pipih yang terletak di antara buku-buku milikku.

Dan aku langsung menarik benda itu keluar.

Ponsel? Milik siapa?

Perasaan, aku tidak pernah membawa ponsel ke sekolah.

Mataku melebar, ketika jariku tak sengaja menekan tombol di bagian atas ponsel, yang membuat ponsel itu menyala.

Dan kau tau apa yang membuatku lebih terkejut? Aku melihat foto Roy di ponsel tersebut.

Itu artinya ....

Ini ponsel Roy??

R.. ROY?

Aku sempat terdiam sesaat, sampai akhirnya ...

"AAAAA .." Teriakku spontan, membuat ponsel itu terlepas dari tanganku.

Aku melotot.

Kau tau kemana ponsel itu terlempar?

The CellphoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang