Valentine Day

690 3 0
                                    



"Apa?!"

Hasegawa Yui menutup telinganya dengan kedua tanganya ketika suara melengking yang aneh keluar dari mulut sahabatnya. "Kau meminta coklat kepada Tachibana Kou? Sungguh?"

Yui mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya. Ishida Naomi terlihat sangat shock mendengar ucapan Yui. Mungkin bisa dibilang ia hampir stress. Okey, okey, meminta coklat kepada seorang laki-laki adalah hal yang biasa, walaupun laki-laki itu bukanlah kekasihmu. Tapi ini Kou, Tachibana Kou. Yang benar saja!

"Iya, memangnya kenapa?" Dengan santainya Yui memasukkan kripik kentang kedalam mulutnya tanpa menghiraukan ekspresi yang Naomi tunjukkan. Dan Naomi malah bertanya 'Memangnya kenapa?' ah... rasanya Naomi ingin menjerit agar sahabatnya ini sadar.

Naomi menarik napas panjang, ia menurunkan kepalanya hingga menyentuh meja dengan tangan yang menarik tengkuk Yui agar lebih dekat kepadanya. Ia tidak ingin ada orang lain yang mendengar percakapaan ini.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yui yang tak nyaman dengan posisi menunduk.

"Diam dan dengarkan aku. Tachibana Kou itu seorang otaku, dia aneh, penyendiri, pendiam, pokoknya dia terlihat sangat suram. Bagaimana kalau ternyata dia mesum? Atau kau tahu, dia bisa berbuat hal yang tidak-tidak kepadamu. Jadi kumohon, jauhi dia. Ini demi kebaikanmu juga."

Yui menarik dirinya dari cengkraman Naomi. Gadis itu hanya tersenyum seolah menunjukkan bahwa dia akan baik-baik saja. "Kau tidak boleh menilai orang dari sampulnya saja. Maksudku, memang benar Tachibana Kou seperti apa yang kau katakan. Tapi aku yakin, dia tidak akan berani macam-macam kepadaku. Jadi tenanglah."

"Tunggu dulu. Aku bahkan tidak yakin jika Kou memberikanmu coklat. Yeah, seperti yang kukatakan tadi, dia pendiam dan pemalu."

"Ah, kau benar."

Ekpresi Yui berubah menjadi sedih. Bukan maksud Naomi ingin membuat Yui sedih. Tapi, Naomi memang tidak yakin Kou akan memberikan Naomi coklat. Ekspresi sedih yang Yui tunjukkan membuat Naomi sadar, bahwa Yui mungkin saja menyukai Kou.

"Tapi jika dia benar-benar memberikanmu coklat, jangan lupakan aku. Kita bagi dua coklatnya."

"Haha, aku jadi tidak begitu yakin Kou akan memberikanku coklat. Tapi jika dia benar-benar memberikanku coklat, aku tidak akan mau membaginya denganmu. Ah... aku terlambat," Yui bangkit dari duduknya dengan tergesah-gesah. "Aku duluan."

"Yui," Yui yang berdiri di ambang pintu menoleh kebelakang. "Telpon aku jika menurutmu ada hal yang aneh."

"Aku akan menelponmu bahkan jika tidak terjadi hal yang aneh." Katanya sambil menutup pintu kelas.


-


Disepanjang perjalanan menuju ke atap Yui memikirkan kembali ucapan Naomi. Hm, memang benar Yui juga tidak begitu yakin Kou akan memberinya coklat. Ditambah lagi dengan fakta bahwa sebenarnya Yui lah yang memaksa Kou untuk memberikannya coklat.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Yui menyukai Kou sejak dulu. Sejak pertama kali mereka bertemu. Mungkin karena mereka memiliki kebiasaan yang sama, atau karena mereka sama-sama otaku, walaupun sebenarnya Yui menyembunyikan kenyataan bahwa ia seorang otaku sama seperti Kou. Entahlah, Yui hanya merasa, dia nyaman berada didekat Kou.

Kou bukanlah orang yang mudah bergaul dengan orang lain, dia sangat pendiam. Di kelas mungkin hanya ada beberapa murid yang pernah berbicara dengannya. Kalau diperhatikan, Kou hanya mengucapkan kata 'iya', 'tidak', dan 'tidak apa-apa'.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang