It's Our Little Secret Time

0 0 0
                                    

Reynata Zwie POV

"OMG! Gila gila gila! Demi apa lu bilang kek gitu?? ", sambut Shafa sambil gedor-gedor meja, berdiri, langsung cekik leher ku yang tak berdosa.

"Seriuuus?? Ah masa' sih? Kalo iya, kira-kira Thafron bakal jawab apa yaa?", aku langsung berandai-andai apa yang akan dikatakannya dengan sikapnya yang kaku dan kikuk di hadapan mereka yang tak ia kenal setelah Suci menebak-nebak dengan pertanyaannya tersebut.

Lamunan ku terhentikan oleh goncangan mereka yang amat teramat annoying. Mata dan gestur mereka tertuju kepada topik utama kami. Ah.. It's him!

"Pa'an siih? Terus kenapa kalo dia di sini? Mau dipanggilin terus diintrogasi gitu?", ide frontal bersama kekehan geli dari ku yang mengejutkan mereka. Ide itu muncul dari otak ku diantara badai yang masih dapat kurasakan sejak kejadian itu.

"Boleh tuh, panggil gih." *jleb aku kan bercanda, kalian enggak bisa bedain candaan sama sungguhan? Gimana ini? Aku takut.. Bukan karena takut SKSD tapi takut sama jawabannya Thamron. Semoga enggak kena spot jantung dibuatnya.

"Mas Thafron! Sini!" Ia mendongak ke arah sumber suara. Lalu menunjuk dadanya untuk mastikan bahwa dia yang dipanggil. Aku mengangguk sambil menatap matanya dari kejauhan seakan-akan ia sadar maksudku memanggilnya kayak; iya, kamu. Mau ngorek info sesuatu.

"Apa? Udah nyebar gosipnya?", aku mendengus kesal, karena ia mencomot jajanan ku yang terakhir.

"Terus?? Lu ngomongin apa aje sama kak Nydia??" aku hanya bungkam seribu bahasa dan membiarkan mereka melakukan tugasnya.

"Gue tolak.", ia pun pergi meninggalkan kami. Aman..

**
"Au ah.. Ke perpus dulu. Tolong yaa?", tepis ku menghindari lanturan mereka yang menjadi-jadi sambil menunjuk mangkuk kosong dan bungkus jejanan ku.

"Iyaa.. Pake uang gue. Hush hush! jauh-jauh sana gih. Udaaah sanaa katanya mau ke surga lo." aku menatapnya tajam kemudian membenarkan letak kacamata ku. Suci hanya bisa mengendikkan bahunya.

"Thanks honey! Duluan yaa? Nanti aku nyocokin tugas PKN sama kamu, Val. Mending surga ku perpus, nah kalo Jurik? KUBURAAN!" aku langsung melakukan langkah seribu. Shafa mendengus kesal sedangkan Valda dan Suci terkekeh geli karena tingkah ku yang random tiap harinya.

-- Bring It! --

Bruuk
"Aduh mas, maaf telat datengnya. Tapi enggak usah ditabrak juga kali akunya." aku yang terkejut karena punggungku tertabrak tubuh proposional yang bisa dibilang atletis itu memanyunkan bibir and mbenerin kacamata.

"Iyee.. Sorry. Padahal udah dibantuin ngabisin jajan masih aja telat! Gue bingung mau mulai dari mana ni tugas, daritadi kagak paham-paham." kalo dia lagi ngambek itu lucu banget, mukanya langsung menampakkan raut wajah sendu. Ihh.. Kapan bisa ku bawa pulang? Udah dibuatin kandang padahal.

Kami pun mulai belajar bersama. Di sudut kanan paling belakang dekat rak buku sejarah. Kami dapat menikmati lantunan musik klasik yang membuat pikiran dan perasaan tenang serta aroma buku-buku yang menjadi selimut alternatif.

Tbc.

Bring It! (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang