SATU : MENJADI PACARNYA

375K 14.4K 322
                                    


Yang menjadi kekhilafanku adalah bertemu dengan seorang cowok bernama Alexander Gustav Adiatama. Masalahnya bukan karena kami bertem tidak senajau, tapi disini yang aku takutkan adalah karena dia bukanlah cowok yang biasa saja yang pada umumnya, dia itu berbeda. Sudah seribu kali aku menghindarinya tapi yang ada dia selalu saja dapat menemukanku dimana saja.

Seorang psycho kini sudah berada didepanku dengan menatapku seperti hewan buas yang mendapatkan mangsanya, mangsa lemah yang cukup mudah untuk dia dapat. Rasanya aku pengen kabur saja tadi saat berpapasan dengannya.

Pria tinggi dengan kulit putih dan berwajah tampan serta memiliki mata tajam berwarna coklat, hidung mancung dan bibir tipis, rahang kokoh yang semuanya terpahat pada cowok tinggi didepanku ini. Bahkan saat beberapa cewek yang seliweran didepan kami pun saling memekik tertahan saat melihat kearah Alex. Jika mereka memekik tertahan karena kesenangan melihat cowok ini, tapi bagiku aku memekik tertahan karena ketakutan.

Dia menggenggam kedua tanganku, bayangkan kalau ada cowok psycho yang sedang memegang kedua tanganmu, jantungmu pasti akan berdebar semakin keras.

"Jadi pacar aku yah ?!" Katanya. Lantas itu membuat mataku membulat sempurna, aku bahkan tidak mengenalnya, oh maksudku aku tidak terlalu memperdulikan keberadaannya yang sebegitu penting seperti cewek-cewek di kampusku. Lihat saja gayanya yang seakan memerintahkanku untuk menjadi pacarnya.

"S-sorry, a-aku, aku, aku nggak bisa"

Siapa sih yang nggak takut dengan cowok ini. Bahkan saat aku menjawab pun dia seperti tidak mau mendengarnya. "Aku nggak minta jawaban kamu" tolaknya.

Aku memejamkan mataku lagi, seharusnya sekarang aku sudah berada dirumah, duduk di sofa bed ruang tamu sambil memeluk setoples keripik maicih lengkap dengan soda rasa jeruk. Tapi saat keluar kelas pun aku langsung ditarik paksa oleh teman-temannya Alex yang bernama Reno dan Bagas. Dua cowok yang selalu setia bersama Alex selama dua semester ini.

Mereka mendorongku paksa masuk kedalam mobil sedan hitam yang jelas kutau mobil ini adalah milik Alex. Ini sih namanya penculikan. Tapi mataku langsung menatap kearah jendela pintu yang terbuka lebar, membuatku bernafas lega karena bisa berteriak jika Alex macam-macam denganku. Bahkan beberapa orang pun bisa melihat apa yang sedang kami lakukan.

"Kita nggak saling kenal, kita bahkan nggak pernah deket, dari mana kamu berpikir kalau kamu bisa nyatain perasaan sama aku ?"

"Karena aku sayang sama kamu, kamu harus mau jadi pacar aku"

Ah ya ampun, perkataan macam apa itu.

Psycho benar dia. Aku mengepalkan jemariku kesal. Lama-lama dia menyebalkan sekali, cepat-cepat kubuka pintu dan keluar dari sana. Aku harus secepatnya menghindarinya, dia benar-benar cowok yang berbahaya, sudah menyebalkan, phsycho pula.

Tapi detik berikutnya bahuku seperti ditarik paksa saat orang yang sudah kutau bakal melakukan ini. Ya ampun, ini kan masih di area kampus, tapi rasanya tidak bakal ada yang mau menyelamatkanku.

"A-Alex !"

Dia menarikku mendekat dan mendekapku erat sampai aku bisa mencium aroma parfumnya, manis dan segar.

"Nggak ada yang boleh mengabaikan apa yang aku perintahkan"

"Aku, aku nggak bisa....nafas"

"Bukankah sebelumnya aku sudah memperlakukanmu dengan baik ?"

Dengan baik ? Bahkan teman-temannya sudah menyeretku paksa untuk masuk kedalam mobilnya, bagaimana dia bisa berpikir sudah memperlakukanku dengan baik. Dan ini ? Dia mendekapku paksa seolah aku adalah barang yang tidak bernyawa.

"Fine"

Dia tersenyum, kudengar pekikan lagi dari cewek-cewek yang melihat kejadian langka ini, kupikir itu adalah senyum dari seorang Psycho.

"Satu, aku tidak suka kalau orang yang kusayang mengabaikanku" dia malah mempererat tangannya pada punggungku, "dua, aku tidak suka denga orang yang menantangku" katanya sampai membuatku bergidik ngeri, "ketiga, aku tidak suka penolakan"

Dia mengatakan itu atas dasar apa ? Kurasa aku belum mengatakan kalau aku mau jadi pacarnya. Ughhh menyebalkan. "Alex, aku...." kugelengkan kepalaku sampai poniku bergesekan pada hidungnya yang mancung itu loh.

Dia lalu mencium bibirku, ini sih gila namanya, "aku sudah menandaimu"

Apa artinya itu ?

Tunggu!

Ciuman tadi artinya,

Dia sudah mengambil ciuman pertamaku. Ciuman pertamaku!!!

MY POSSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang