Pelangi. Kata itu terngiang-ngiang di kepala Stephanie, seorang anak perempuan berumur 18 tahun yang bersekolah di salah satu SMA di Jepang. Stephanie adalah seorang anak ketiga dari empat bersaudara. Ia seharusnya sedang belajar untuk ulangan Matematika besok, tetapi ia malah melamun tentang keindahan pelangi yang diceritakan oleh temannya pagi tadi.
Di tempat lain, pada saat yang bersamaan, Evander sedang memikirkan tentang bagaimana agar ia bisa menghindari berkenalan dengan teman-teman barunya. Ia sebenarnya anak yang baik, hanya saja ia selalu berusaha menutup dirinya dari orang lain. "Ah, nanti juga pindah lagi, ngapain harus baik-baikkin mereka," tuturnya setiap kali ditanya alasannya anti-sosial. Ya, Evander memang seorang anak diplomat yang hampir setiap satu atau dua tahun pindah tempat sehingga otomatis ia juga harus ikut pindah sekolah.
Keesokan harinya, di sekolah, semua murid XII-1, kelas di mana Evander akan belajar, berdiri di luar kelas menyambut kedatangan si murid baru. Evander berusaha terlihat antusias dan mengenalkan dirinya ke teman-teman barunya itu. Ketika ia bersalaman dengan Stephanie, ia terlihat sedikit terkejut dan mengenalkan dirinya dengan gugup. Stephanie bingung, namun tidak mengatakan apa-apa. Semua berjalan seperti biasa, namun di hari kedua ia sekolah Evander mulai mempunyai fans anak perempuan karena selain mukanya yang kebule-bulean, bodinya juga tinggi putih. Semua anak perempuan di sekolah mulai memujanya, tetapi ia hanya bersifat tenang dan tidak memedulikan mereka semua, Ia menganggap bahwa semua cewek itu bodoh, hanya tertarik pada fisik seorang cowok dan bukan karena faktor lainnya. Hanya ada satu perempuan di hatiku, batinnya.
Beberapa waktu kemudian, ada gosip beredar yang mengatakan bahwa Evander adalah seorang anak yang dulunya jelek dan kemudian operasi plastik sehingga mukanya seperti sekarang. Evander menanggapinya sebagai bahan candaan dan hanya tertawa ketika ada orang yang menanyakan kebenaran gosip itu. Stephanie awal mulanya tidak terlalu memerhatikan Evander, tetapi sejak gosip tersebut beredar, ia mulai mencoba mencari tahu sosok Evander.
Stephanie dan Evander lalu mulai saling BBM-an dan saling menelepon satu sama lain. Mereka tidak menyadari bahwa kedekatan mereka mulai menjadi gosip satu sekolah, bahkan terdengar sampai di telinga guru-guru. Stephanie mulai merasa nyaman dengan kehadiran Evander dan begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, satu hal yang tak dapat dipungkiri adalah bahwa Stephanie merasa Evander menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Ia berusaha mencari tahu sedikit demi sedikit, tetapi ia tidak pernah mendapatkan apa-apa. "Biarkan saja, nanti juga pasti dia akan menceritakan segala sesuatunya padaku," batin Stephanie akhirnya.
Hari demi hari berlalu, akhirnya tepat pada Valentine’s Day, Evander memberanikan diri untuk mengajak Stephanie menjadi pacarnya. Stephanie hanya tersenyum dan memintanya untuk memberikan dirinya waktu berpikir. Tubuh Evander menegang mendengar jawaban Stephanie, tetapi ia menganggukkan kepalanya.
Dua hari berlalu, Stephanie tak kunjung juga memberikan jawabannya kepada Evander. Lima hari berlalu, Evander semakin bingung dan mulai berpikir apakah ia melakukan kesalahan. Tepat seminggu setelahnya, Stephanie meneleponnya dan mengajaknya pergi ke Sakura Memoriam Park, sebuah taman di tengah-tengah kota. Mereka berdua kemudian duduk di sebuah bangku di bawah sebuah pohon sakura. Saat itu sedang musim semi dan semua bunga sedang muncul bermekaran dengan indahnya. Mereka mulai mengobrol, bercanda dan saling menertawakan kebodohan cerita satu sama lain. Tiba-tiba, Stephanie terdiam dan memandang dalam mata Evander. “Evan, pernahkah kau melihat pelangi?” tanya Stephanie. “Ya. Tentu saja. Kenapa?” balas Evander. “Kau tahu, aku tak pernah melihat pelangi selama ini dan aku ingin kaulah orang yang berada di sampingku ketika aku pertama kali melihatnya,” tutur Stephanie dengan mantap. Evander tersenyum dan memandang langit biru di atas mereka dan berkata, “Aku berharap aku bisa menjadi pembawa pelangimu sekarang dan selamanya.” Sore itu, pada minggu pertama musim semi, adalah hari di mana Evander dan Stephanie resmi berpacaran.