"Gila men! Kemaren gua abis berantem sama Mario Dkk. Anak-anak dari SMA Tanah Air" Cerita Jimmy si anak paling benci dan anti dengan anak-anak SMA Tanah Air. Kerjaannya hanya berantem dan nongkrong-nongkrong dengan teman-temannya yang satu spesies pembenci anak-anak SMA Tanah Air.
"Gila men! Pulang berantem gua cerita kan sama abang gue, si Donni. Terus kata dia bagus dek bagus! Lo emang adek gua!" Cerocosnya sambil melebih-lebihkannya. Padahal saat berantem kemarin Jimmy hanya berdiri di belakang Deo yang berbadan besar dan kekar. Dan tak lupa memanas-manasi teman-temannya.
"Eh kemaren Patrick ikutan kagak?" Tanya Deni.
"Yah si Patrick mah cuma ngeliatin sambil ngerokok di Warteg Mpok Cempreng" Jawab Jimmy.
"Gak seru amat dah lu Pat" Semprot Kelvin.
"Oh iya lupa si Rossa ngeliatin sih jadinya alim gitu cuma duduk nonton diwarteg" Cibir Jimmy.
"Udah deh gausah ngomongin dia" Kata Patrick malas sambil tersenyum lebar. "Lagu lama ya Pat?" Tanya Deni. Patrick pun hanya tersenyum tipis.
"Eh, eh liat deh ada anak SMA Tanah Air lagi fotocopy. Cakep lagi" Teriak Aan. Sontak Jimmy, Deni, dan Kelvin berdesak-desakan menuju jendela. Tak perlu waktu lama mereka bersiul-siul dan memanggil-manggil anak-anak perempuan itu.
Tidak tertinggal Patrick pun mulai tertarik dan berjalan ke jendela. Ya supaya tidak dikira tidak suka cewek hehe. Anak-anak SMA Harapan Bangsa memang benci anak-anak SMA Tanah Air. Tapi dengan pengecualian, mereka suka anak-anak perempuan SMA Tanah Air. Walaupun tidak boleh berpacaran dengan anak-anak perempuan SMA Tanah Air karena peraturan dari angkatan atas yang turun menurun. Melirik mereka bukan masalah kan?
Patrick melongok keluar jendela. Seorang cewek dengan rambut dikepang, bertubuh tinggi, dan tangan yang sedang memegang selembaran kertas. Setelah memberikan selembaran kertas tersebut ia pun berdiri dan menumpukan badannya pada rak fotocopy. Tangannya menopang dagunya yang tegas sambil mengunyah permen karetnya. Patrick terus memerhatikannya. Dia sangat menarik.
Diantara seluruh anak-anak SMA Tanah Air yang sedang fotocopy. Hanya dia yang dilirik oleh Patrick Maldini. Bukan anak-anak dengan baju sempit dan dua kancing terbuka dari atas. Bukan anak-anak dengan tatapan menggoda dan senyum manja menatap anak-anak cowok SMA Harapan Bangsa yang sangat butuh pemandangan.
Seketika ia masih menatap si cewek. Dan saat si cewek menerima selembaran penuh fotocopy-an. Dengan agak kesusahan dia berjalan merapikan kertas-kertas itu dan memberikan sejumlah uang.
"Eh cewek itu kesusahan deh kayaknya" Ucap Jimmy.
"Iya tuh. Bantuin deh sono Jim" Suruh Deni. "Ogah ah. Anak Tanah Air sih" Katanya.
"Yaelah lu Jim. Emang kenapa lagi? Lo aja liat si Gita alumni Tanah Air lewat sampe kalap lu. Gak ngedip" Usik Patrick. Tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulutnya sendiri.
"Yahh Pat. Kan beda, Gita kan udah alumni gak lagi terikat di Tanah Air" Alasannya. "Tapi kan tetep aja, kayak mantan lu. Meski udah mantan, masih tetep ada hubungannya kan sama lo?" Tanya Patrick. Dia pun hanya terdiam dan berpikir sejenak. Setelah itu merekah cengiran kudanya sambik bergumam iya juga ya.
Pulang sekolah Patrick dan kawan-kawan nya langsung nongkrong di warteg langganan. Jimmy yang terus-terusan bercerocos akan membenci Gita dan bersumpah tidak meliriknya lagi. Tapi tiba-tiba saja, Gita lewat dan sedang dibonceng oleh seseorang.
"Eh Gita tuh Jim" Tunjuk Kelvin. Tapi Jimmy tidak tertarik dan memutar bola matanya. "Dibonceng cowok tuh Jim" Tambah Kelvin. Dan cepat-cepat Jimmy menoleh dan memperhatikan Gita. Diapun menggerutu pelan. Mereka hanya menahan tertawa, betapa omdonya Jimmy!Selesai makan diwarteg. Mereka bergerak kearah parkiran motor. Tiba-tiba saja seorang cewek Tanah Air melengos lewat tanpa rasa takut atau ragu. Dan cewek itu adalah cewek yang tadi. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Patrick.
"Eh cewek Tanah Air" Panggil Jimmy. Cewek itu menoleh dan melihat Jimmy dari atas hingga bawah. Setelah itu mendongakkan kepalannya sambil menjawab tanpa ragu "Kenapa ya?"
Kelvin tersenyum sambil bergumam gila men songong banget. Jimmy hanya tersenyum simpul dan melihat kearah kami. Patrick yang benci sikap Jimmy yang sok galak pada cewek ini dan cewek-cewek Tanah Air lainnya.
"Lo kok main lewat gitu aja. Gak permisi?" Tanya Jimmy angkuh. Cewek itu hanya tersenyum kecut sambil mengunyah permen karetnya. "Emang harus ya? Lo kan bukan kakak kelas gua. Bukan murid sekolah gua juga lagi." Katanya balik.
Gila gila gila. Kata-kata itu berulang kali keluar dari mulut Kelvin dan Deni. Jimmy pun mendekatkan badannya pada cewek itu. Dia hendak semakin dekat pada cewek itu yang pada akhirnya terpojok disamping tempat sampah. Merasa adanya bahaya, Patrick bergegas menahan tangan Jimmy. Tapi Patrick terlambat wanita itu sudah menampar muka Jimmy dengan tampang kesal mengingat betapa dekatnya jarak wajah mereka berdua.
Seketika itu juga, Jimmy melontarkan berbagai macam kata-kata kasar ke hadapan cewek itu. Cewek itu hanya melototi Jimmy dan mendorongnya menjauh. "Jangan deket-deket sama orang yang gak dikenal! Kalo gak mau kena batunya!"
Diapun berjalan meninggalkan kami, tapi Jimmy yang tidak terima dirinya baru saja ditampar sekaligus didorong dengan jijik oleh seorang cewek. Memegang pergelangan tangan cewek itu dengan kasar menariknya, dan jatuh begitu saja.
"Eh Jim! Kok lo main kasar!" Bentak Patrick pada Jimmy. "Apaan sih! Kok lo belain dia?" Tanya Jimmy. "Udah deh Jim! Mending kita pergi deh sekarang" Ajak Deni.
Kelvin hanya tersenyum. Setelah itu menatap cewek itu dan mengedipkan sebelah matanya. Patrick yang melihat hal itu hanya memasang wajah tembok dan mengikuti Jimmy serta Deni pergi.
"Cari tau nama sama kelas tuh cewek. Penasaran gua" Gumam Jimmy pada Deni. "Lagi lu ngapain dah! Lo gak liat? Badannya kek bango gitu. Paling anak volly tuh" Kata Patrick. "Tapi Pat! Kok lu belain dia?" Tanya Jimmy. "Siapa yang belain? Kocak lu! Itu tuh biar lu gak rame sama tuh cewek terus kena poin rame ampe ke sekolah" Alasan Patrick. Jimmy pun hanya terdiam dan mengelus pipinya.
"Gila itu cewek. Tangannya gede banget. Mana lebih tinggi dari gua lagi" Omel Jimmy. "Lah elonya aja kali yang boncel" Celetuk Deni.Sampai ditongkrongan Jimmy langsung menceritakan peristiwa nya dan melontarkan berbagai makian pada cewek itu. Mereka semua fokus pada cerita Jimmy. Tapi Patrick hanya fokus pada Kelvin yang sibuk cengar-cengir sambil mengutak-utik ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Space Between Us
Teen FictionSekolah Patrick Maldini dan Sierra Orlov bersebelahan. Sekolah mereka memiliki persaingan yang tidak biasa. Mereka saling membenci satu sama lain. Sampai-sampai membuat peraturan kepada seluruh anak-anak sekolah mereka agar tidak saling berpacaran...