Zaurora

24.5K 500 27
                                    

Hari ini adalah hari pertamaku tinggal di sini. Di kota yang sangat lembab dan masih banyak hutan hujannya. Ayahku memutuskan untuk pindah kesini karena suatu alasan. Ayahku ada tugas militer di daerah yang lembab ini. Itu sebabnya ia pindah ke sini dan membawa aku serta ibu.

Ayahku sering sekali berpindah tempat tinggal. Ya bisa dibilang, aku adalah anak gadis berumur 6 tahun yang sering sekali diajak berpindah tanpa ada kepastian tempat tinggal. Namun, kemarin ia berkata kepadaku bahwa ini adalah tempat tinggal terakhir untuk kami. Dan kurasa kawasan Port Angeles adalah tempat yang tepat untuk pindah. Di sini sangat lebih baik dari kota yang sebelumnya kami tempati. Disini sangat tenang dan tentram.

"Kau sangat terlihat cantik hari ini Aurora," ujar ibuku, ia membalikkan tubuhku yang kecil ke arah cermin yang ada di kamarku sambil ia merapikan rambutku yang terkuncir dua.

"Oh ya? Ya! Aku tahu bahwa aku memang sangat cantik," seruku kemudian. Ibuku hanya tertawa kecil melihat tingkahku.

"Ibu, boleh kan jika aku bermain
ke belakang rumah sana? Hutan disana sangat indah. Siapa tahu aku bisa bertemu dengan kupu-kupu yang cantik di sana dan aku membawanya pulang ke sini," tanyaku pada ibu. Ibu hanya tersenyum.

"Silakan. Tapi kau harus hati-hati ya," jawab ibu kepadaku sambil ia membelai rambutku.

Setelah aku rapi, aku lalu pamit pada ibu dan langsung bergegas keluar dan berlari-lari kecil. Kakiku terbuka lebar untuk melewati kayu besar yang menjadi pintu masuk hutan yang ada tepat dibelakang rumahku. Aku segera masuk ke dalam dan melihat sebuah keindahan yang terpampang bebas di kedua pandanganku.

Tanganku mulai memetik bunga matahari yang ada disana. Sementara kakiku terus berjalan menyusuri hutan itu. Aku melihat banyak sekali kupu-kupu yang bertebaran disana, menjadi penghias hutan yang kesepian di pagi ini.

Aku semakin masuk kedalam hutan tanpa sadar bahwa aku telah tersesat. Aku menatap ke seluruh sudut hutan. Di sini bahkan sangat sepi. Kalau aku tersesat seperti bagaimana dengan ibu? Dengan ayah? Apa aku akan selamanya tinggal disini? Aku tidak mau! Aku terus menyeka air mataku yang tak henti-hentinya mengalir di mataku dan menangis sekeras mungkin. Aku ingin pulang.

"Untuk apa kau menangis disini? Kau tersesat? Kalau begitu kau akan kuantar pulang. Bagaimana?" ujar seseorang dengn nada yang dingin tepat di belakangku.

Mataku yang sudah memerah karena sejak tadi ku usap kasar dengan tanganku menatap mata seorang pria yang usianya sekitar 18 tahun itu.

"Bagaimana?" ulangnya, sambil ia berjalan ke depan mataky. Ia sedikit memiringkan kepalanya ke arah kanan.

Aku segera berdiri dan menghampirinya dan aku berusaha menggapai tangannya.

"Aku bukan manusia, bocah. Kalau kau menyentuhku. Aku akan menghilang," aku menatapnya dengan mimik wajah bingung.

"Maksudmu?" tanyaku padanya. Aku benar-benar penasaran dengan maksud kata-katanya tadi.

"Ya, aku adalah seorang hantu. Aku akan hancur jika disentuh oleh manusia," ujarnya. Lalu ia membungkuk dan mengambil sebuah ranting, lalu ia bangkit dan ia menyuruhku untuk memegang ranting itu. Lalu ia mengantarku sampai ke rumahku.

Sejak saat itu, aku sering bermain ke hutan yang berada tepat dibelakang rumahku hanya untuk bermain dengan pria misterius itu. Dia sering menyanyikan lagu untukku. Dan kebiasaan itu berlangsung sampai aku besar seperti sekarang ini.

Sekarang umurku telah menginjak 17 tahun. Dan aku masih mengingat kejadian lama itu. Ini adalah hari pertamaku menjadi anak remaja. Juga hari pertamaku masuk sekolah SMA. Dengan seragam yang membalut tubuhku, aku kembali ke hutan itu.

Zaurora [ONE SHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang