Story 1 : Tears (Prolog)

1.2K 107 8
                                    

"Apa sekarang kau akan lari....?".

Seohyun yang saat itu sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam koper menghentikan pergerakannya, sejenak dirinya termenung, kemudian mendongak untuk menatap seseorang yang memasuki kamarnya dengan raut wajah marah dan bertanya dengan nada sinis. Seohyun mendesah dan memilih untuk menghentikan membereskan pakaian, dia mendudukkan dirinya di sisi ranjang.

"Ini tidak akan menyelesaikan masalah, hyun." Tangannya bersedekap di depan dada, matanya menatap tajam sahabatnya itu.

"Yoona, ini lebih baik untukku." Ucapnya pelan sambil menunduk untuk menatap kedua tangannya yang saling terjalin, tanda gadis itu sedang gusar.

"Lari kau anggap lebih baik?" Dengus Yoona marah. "Kau pengecut, hyun!"

Hatinya sakit ketika Yoona menganggapnya pengecut, walaupun itulah kenyataanya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Matanya kini sudah berkaca-kaca.

Seohyun mengangguk pelan. "Aku memang pengecut." Bisiknya parau. "Tapi, hanya ini yang bisa kulakukan agar hatiku tidak semakin hancur." Kepalanya mendongak untuk menatap Yoona, air mata taìk bisa lagi di tahan dan dibiarkannya mengalir pada pipi chubby yang kini berwarna kemerahan.

Yoona tak bermaksud melukai hati sahabatnya, dengan langkah kaki cepat gadis itu menghampiri Seohyun dan memeluknya. "Maafkan aku, hyun." Bisiknya dengan rasa bersalah.

"Aku..." Seohyun tersendat saat akan berkata. "Aku sakit Yoona, hatiku sangat sakit hiks..." Suaranya tertahan, dadanya terasa sakit dan nyeri hingga membuatnya sesak nafas.

"Aku ingin membunuhnya, seandainya saja dia bukanlah kakak ku, tapi tenang saja aku tetap akan menghajarnya." Yoona masih memeluk Seohyun erat dan mengelus punggungnya untuk menenangkan sahabatnya.

Seohyun menggeleng. "Tidak. Kau tidak perlu melakukannya." Gadis itu melepaskan pelukannya dari Yoona. "Aku harus segera berkemas." Tangannya menghapus jejak air mata di pipinya. "Atau aku akan ketinggalan pesawat." Senyum yang dipaksakannya agar terlihat baik-baik saja itu semakin membuat Yoona sedih.

"Aku akan membantumu."

Mereka berkemas dengan cepat, seolah waktu mengejar mereka. Yoona merasa sedih dan bersalah, bagaimana tidak, Kakaknya itu melukai hati sahabatnya. Kakaknya memang pria bodoh, selingkuh dengan gadis lain dan mengkhianati gadis sebaik Seohyun, itu terjadi beberapa bulan yang lalu. Dan yang lebih mengejutkan bahwa kakaknya akan menikahi gadis selingkuhannya itu, dan membuat Seohyun semakin sakit hati. Suatu saat dia akan menyesal sudah melukai Seohyun, batinnya geram.

Yoona mengantar Seohyun hingga bandara. Memang kepergian Seohyun begitu mendadak, namun Yoona tak bisa mencegahnya. Seohyun tinggal di Seoul seorang diri, kedua orang tuanya tinggal di London karena membangun perusahaan investasi di sana. Namun yang tidak di ketahui oleh Yoona, bahwa Seohyun tidaklah pergi menuju London, namun ke tempat lain.

Pesawat yang di tumpangi Seohyun kini telah lepas landas meninggalkan Seoul. "Selamat tinggal, oppa." Gumamnya lirih, matanya terus memandang keluar jendela. "Bila memang suatu saat kita bertemu kembali, semoga hatiku sudah tidak akan merasakan sakit. Semoga kau bahagia oppa, saranghae." Seohyun memejamkan matanya dan seketika air matanya mengalir kembali.

**

GOODBYE MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang