Story 5 : A Coincidence Or Destiny

1K 99 39
                                    

Annyeong haseyo....... apakah ada yang menunggu ff ini? Yah semoga saja ada . Untuk semua yang udah nunggu, mian ne lama. Semoga ff ini mampu menghibur kalian, dan akan aku usahain update cepet. Mohon dukungannya.

HAPPY READING

♡♡♡

Suasana pagi itu sedikit mendung. Mentari bersembunyi di balik awan yang kelabu. Perlahan sepasang mata cantik milik Seohyun mengerjap perlahan. Tangannya menggapai jam yang berada tak jauh dari ranjangnya. Jam sembilan pagi.

Seohyun memaksakan tubuhnya bangkit dari ranjang. Rencananya hari ini ia akan berbelanja dan mengamati mode fashion di Seoul, daripada harus berdiam diri terus di rumah dan Jungkook terlalu sibuk sehingga tak akan menemuinya sesering mungkin.

Seohyun menyusuri jalanan Seoul. Matanya terpejam dan menghirup udara yang terasa lembab. Dadanya tiba-tiba terasa sesak karena kerinduan akan tempat ini. Kenangan indah akan kebersamaanya bersama sahabatnya - Yoona- . Hari-hari yang mereka lalui bersama, akan masa muda. Tentang persahabatan yang pasang surut, dan tentang cinta, serta kekecewaan, rasa sakit, dan terkhianati.

Seohyun berusaha menarik nafas dalam. Berusaha mengenyahkan kenangan menyakitkan, dan ingin menyerap perasaan bahagian saja. Bukankan dia datang ke Seoul untuk bersenang-senang, maka lupakan hal menyakitkan.

Semua wanita suka berbelanja, dan dia adalah salah satu dari banyaknya wanita itu. Kini jajaran etalase dengan brand terkenal berjajar di departemen store ini. Seohyun memasuki sebuah toko untuk pakaian pria. Dia ingin mencari dasi untuk Jungkook. Jarang sekali ia memberikan sebuah kado ataupun barang untuk pria itu.

Jajaran dasi sutra kini tepat di depan matanya, tapi dia malah termenung. Merenung, mana yang cocok untuk pria itu. "Ini?" Tangannya menunjuk dasi berwarna biru langit. "Atau ini?" Bukankah maroon tampak elegent. Pikirnya. "Tidak. Tidak. Dia sudah memilikinya." Seohyun mendesah, bingung mana yang seharusnya dia pilih.

"Silahkan kemari Sajangnim." Suara seorang pramuniaga membuat Seohyun mendongak. Pramuniaga itu sepertinya mengantarkan seorang pelanggan pria menuju ruang ganti. Seohyun hanya melihat punggung pria dengan jas hitam itu sekilas, dan kembali mengalihkan fokusnya pada dasi yang akan di pilihnya.

"Mana yang harus ku pilih?" Gumamnya bingung. Sesekali dahinya menggernyit memandangi dasi-dasi berbagai warna itu. Matanya menemukan dasi berwarna silver dan corak garis biru samar di sisi dasi yang mengelilinginya. Posisinya yang berada di bagian bawah membuatnya membungkuk untuk lebih memperhatikan detailnya.

"Aku akan mengambil ketiganya." Suara berat dan berwibawa itu terdengar tak asing di telinga Seohyun, hingga membuat dahinya berkerut, mengingat-ingat siapa pemilik suara seperti itu.

Karena penasaran Seohyun menegakkan tubuhnya dan hanya melihat sebuah punggung kokoh yang membelakanginya.

Pria itu bergerak mengambil dompet dan sepertinya memberikan kartu ktedit atau apapun itu untuk membayar. Seohyun masih lekat-lekat memandangi punggung itu. Ketika pria itu berbalik, Seohyun sudah berbalik membelakangi pria itu dan berjalan ke arah kasir yang berlawanan dengan kasir tempat pria itu. Seohyun memilih kasir yang berlawanan karena memang tempat yang nanti akan di tujunya lebih dekat, dari pada kasir yang di gunakan pria tadi dan harus berjalan memutar.

《《《《

Tangannya berhenti ketika sedang memegang sebuah jas. Tadi bukan suaranya kan? Lagipula itu suara feminin seorang wanita, tentu bukan suara miliknya, Batinnya. Sebenarnya suara tadi mewakili pemikirannya. Dia bingung harus memilih jas yang mana. Hitam, Abu atau Navy. Beginilah dia, memilih pakaian seorang diri, bukannya tak akan ada yang menemani bila ia meminta pada seseorang. Tapi memang dia lebih suka begini, berbeda dengan adiknya yang akan menemani adik iparnya untuk memilih jas, bahkan adiknya itu pasti akan membelikan kebutuhan adik iparnya, sedikit rasa iri pasti ada.

GOODBYE MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang