Halo!
Apa kabar?
2 hari yang lalu baru bertemu ya!
Tapi entah mengapa rasanya aku sudah merindukanmu lagi.
2 hari yang lalu kita bertemu tidak sampai 5 menit. Apa menurutmu itu cukup untukku? Sebenarnya itu sangat cukup. Bahkan aku sangat berterimakasih kepadamu yang sudah meluangkan waktu dikesibukkanmu.
Tujuanku menulis surat ini untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang sudah ku perbuat. Aku tau aku memang bodoh. Kau tau sebagaimana kecewanya aku pada diriku sendiri yang egois akan butuhnya kehadiranmu dihidupku?
Maaf karena aku egois. Tetapi aku tetap membutuhkanmu, hanya itu. Aku hanya membutuhkan kau dan aku menjadi kita.
Ketika kita pulang bersama dan kau selalu menyerang leher atau kakiku. Ketika kita akan makan bersama dan aku pasti telat datang. Ketika kita saling bercerita dan pasti hanya aku yang bercerita karna kau tau secerewet apa aku ini. Dan hal lain yang sudah kupastikan kau tak mengingatnya karna mungkin semua ini tak berarti bagimu.
Jika kau bertanya "apa maumu?" Aku hanya membutuhkan itu semua. Aku tau permintaanku sangat banyak. Tapi apa permintaanku membuatmu rugi, sahabat?
Kau harus tau sebagaimana sakit hatinya aku ketika melihat kau lebih memilih pulang bersama orang lain, bukan aku. Makan bersama orang lain, bukan aku. Bercerita dengan orang lain, bukan aku.
Apa kau tau rasanya menjadi orang yang selalu menunggu sahabatnya menanyakan kabar ketika dirinya sedang sakit?
Apa kau tau bagaimana rasanya melihat sahabatnya mempublikasikan kedekatan dengan sahabat baru tapi tak pernah mempublikasikan dengannya?
Apa kau tau rasanya menjadi aku?
Aku tau semua jawabanmu tidak. Karena jika kau tau, kau tak akan setega ini melakukan semua hal tersebut. Jadi apa alasanmu melakukan semuanya?
Sahabat, terkadang aku melakukan hal egois. Kau tau apa alasannya? Alasannya agar kau mengerti bahwa aku membutuhkan orang lain untuk memperingatiku.
Sahabat, terkadang aku melakukan hal bodoh. Kau tau apa alasannya? Alasannya agar kau mengerti bahwa aku membutuhkan orang lain untuk mebantuku.
Sahabat, terkadang aku melakukan hal yang tak disukai. Kau tau apa alasannya? Alasannya agar kau mengerti bahwa aku membutuhkan orang lain untuk memperhatikanku.
Apa kau berfikir sampai sana? Entah aku yang terlalu jauh berfikir atau kau yang sangat bodoh hingga kau tak mengerti akan semua ini.
Tujuan awalku hanya untuk meminta maaf. Jadi, maafkan segala kesalahanku ya, sahabat.
-Sahabat yang akan pergi-
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Sahabat
Short StoryTidak semua orang yang kau anggap sahabat menganggapmu sahabat. -dee (16 April 2016) [NEW COVER]