Broken Wings

325 28 7
                                    

Kringgg... kringgg... kringgg...

Suara benda kecil yang bernama jam weker di nakas samping Harry berbunyi. Aku langsung berbisik pada telinga manusia yang kusertai ini dengan lembut.

"Bangunlah, Harry. Kau harus membantu Ibumu pagi ini."

Harry tidak mendengar, tentu saja. Tapi hati nuraninya mendengar. Ia membuka matanya sebentar sambil melirik pada jam wekernya. Ku lihat pikirannya yang langsung tertuju pada Ibunya, aku tersenyum.

"Tidak Harry, kau masih mengantuk kan? Tidur lah kembali. Ibumu bisa menunggu, ini masih jam 5."

Harry kembali merebahkan dirinya. Sifat egoisnya mendengar bisikan makhluk di seberangku ini. Aku menatap tajam padanya yang hanya dibalas dengan senyum miringnya yang memuakkan.

"Harry, kau tahu Ibumu tak bisa melakukannya sendiri, kan?"

Pikiran Harry kembali tertuju pada Ibunya, sehingga akhirnya ia bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar kamar.

Aku tersenyum penuh kemenangan kepada makhluk yang menatapku penuh kejahatan, "Pagi hari harus diawali dengan baik, kan?"

Ia mendengus, "Kau menang kali ini, malaikat." ujarnya sinis lalu melangkah pergi mengikuti Harry.

Aku tersenyum dan mengikutinya untuk mendampingi Harry. Mencegah Harry mengikuti apa yang ia bisikan.

Namaku Dalyn. Aku seorang malaikat yang tinggal di dunia atas. Aku terlahir sebagai malaikat pendamping, dan Harry merupakan manusia ke lima yang aku dampingi selama hidup. Untung saja wajahku awet muda, tak menua seperti manusia.

Tak hanya malaikat, tapi juga iblis mempunyai wewenang mendampingi manusia. Empat manusia yang kudampingi sebelumnya, pasangan iblisku berjenis kelamin perempuan. Baru kali ini pasanganku laki-laki. Namanya Loki, ia tak seperti iblis lainnya yang pelit senyuman, ia sangat suka mengumbar senyuman, walaupun itu senyum miring sinis sekalipun. Loki suka sekali mengajakku bertengkar, apalagi jika Harry menuruti bisikanku.

Saat sedang menunggui Harry di kamar mandi, Loki terdengar berbisik perlahan. Lalu tak lama ia merentangkan sayapnya yang berwarna hitam pekat dan pergi begitu saja. Ah, mungkin ia sedang dipanggil ke dunia bawah.

Biar saja lah, urusan di dunia bawah pasti akan memakan waktu lama, jadi aku bisa membuat Harry menjadi manusia bersifat positif dengan bisikanku.

***

"Berdoalah terlebih dahulu," bisikku pada telinga Harry yang sudah bersiap tidur.

Hatinya menurutiku dan ia menautkan kedua tangannya sambil berdoa. Tak lama, ia langsung tertidur lelap karena lelah melakukan kegiatan seharian.

Aku duduk di jendela Harry yang memang dibuat sedikit lebar untuk duduk. Mataku menatap langit-langit penuh bintang. Seharian ini Harry menuruti bisikanku dan melakukan hal positif terus-menerus. Kalau Loki tidak dipanggil ke dunia bawah, sudah pasti ia akan mengajakku bertengkar.

Ngomong-ngomong kemana iblis itu? Lama juga urusan dunia bawahnya, biasanya hanya setengah hari ia sudah kembali ke dunia manusia, mungkin --

Sebuah portal hitam muncul secara tiba-tiba dan Loki terseok-seok berjalan dari sana. Aku bangkit dari dudukku, lalu berjalan menghampirinya. Wajahnya lebam, pakaiannya terbakar, lalu luka-luka di semua bagian tubuhnya.

"Ada apa denganmu?!"

"Tidak apa-apa," Ia membuang muka dan duduk di kursi meja belajar Harry.

"Gunakanlah kemampuan penyembuhanmu!"

Loki terdiam, "Seluruh kemampuanku... dinonaktifkan."

"Apa?! Kenapa?!"

Loki lagi-lagi terdiam, lalu membuang muka. Aku ikut terdiam, sadar bahwa itu urusan dunia iblisnya dan aku tak berhak bertanya. Aku memejamkan mataku membaca mantra penyembuh dalam hatiku dan menyentuh tangan Loki. Panas, tentu saja, karena ia seorang iblis.

Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang