Prolog

71 6 0
                                    

"Gimana? Gue udah nepatin omongan gue kan, kalo Athaya bakal jadi pacar gue? Jadii, yang menangin itu adalah gue. Sekarang, lo harus nepatin janji lo ke gue" Ucap Ezra dengan bangga tanpa sadar ada yang mendengar pembicaraannya

"Ya ya, gue tau. Tenang aja zra, udah gue siapin kok semuanya" Jawab Dimas yang dibalas dengan senyuman bangga oleh Ezra

Namun tiba- tiba, kedua mata Ezra melebar ketika sadar bahwa Athaya berjalan menghampirinya

"Athaya..." Gumam Ezra tanpa sadar, dan

Plakkk

Athaya menampar Ezra dengan air mata yang berlinang di kedua matanya

"Kita Putus" Ucap Athaya yang kemudian berlalu meninggalkan Ezra

"Tha, tha tunggu tha. Kamu salah paham tha, ini semua ga kayak yang kamu liat. Aku bisa jelasin semuanya " Ucap Ezra sambil mengejar Athaya. Kemudian, Athaya pun memberhentikan langkahnya

"Gak ada yang perlu dijelasin zra, semuanya udah jelas . Lo deketin gue, lo tembak gue, dan lo pacaran sama gue, itu cuman buat bahan taruhan kan?! Gue nyesel pernah suka sama cowok brengsek kayak lo zra" Ucap Athaya sambil mengusap air matanya

"Tapi thaa—"

"Minggir! Gue mau lewat"

Ezra pun akhirnya menyerah dan membiarkan Athaya pergi.

"Maafin gue tha.." Gumam Ezra sambil memandang Athaya yang sedang masuk ke dalam sebuah taksi.

-ATHAYA PoV-

Duaaarrr, suara bantingan pintu yang berasal dari luar kamarku memberhentikan aktifitas galau-ku. Aku pun mengintip melalui celah pintu kamarku

"Cukup Sarah! Sudah berapa kali aku bilang, bahwa aku tidak pernah mengenal wanita itu ?!"

"Lalu, ini apa mas? Ini apa?!"

Suara pertengkaran itu, lagi- lagi memaksaku untuk menutup kedua telingaku dengan telapak tangan.

Dan air mataku pun mulai meluncur ketika mendengar Ayah menyebut kata cerai yang kedua kalinya kepada Ibu

Ya Tuhan... Apa lagi ini?

Bahan taruhan... Pertengkaran... Dan sekarang, perceraian.....?

Tidakkah semuanya sudah cukup...?

Aku pun berdiri sambil menahan mataku yang akan mengeluarkan air mata lebih deras. Aku mengambil tas dan mengemasi semua barang- barangku kedalamnya dengan cepat.

"Maafin Athaya Ayah, Ibu. Athaya benar- benar butuh waktu untuk sendiri sekarang" Gumamku sambil memandang ke arah pintu kamarku

Kemudian, aku melanjutkan langkahku menuju jendela dan tidak lupa membawa tas yang berisi-kan barang- barangku. Aku membuka-nya dengan perlahan dan melompat keluar sambil berusaha untuk tidak menimbulkan suara.

Setelah berhasil, aku pun berjalan keluar pagar sambil memikirkan arah yang akan menjadi tujuanku nanti

--------------------------

Haii... Gue bawa cerita baru buat kalian

Berhubung 'this is my first story' dan belum pernah bikin cerita yang dipublikasikan sebelumnya, gue minta kemakluman sebesar- besarnya yaa kalo ceritanya agak abstrak atau emang abstrak

Karena jujur, gue nulis cerita itu karena iseng dan lagi bosen gatau mau ngapain, heheh

Okelah gitu aja,

see you

17/04/2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear me,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang